Latest News

Bahasa dan Nilai-nilai Estetik pada Puisi Indonesia dan Terjemahan


Baik puisi Indonesia maupun terjemahan selalu menggunakan kata yang sarat dengan makna. Karena pemakaian gaya bahasa, sehingga seorang penikmat puisi menjadi tertarik. Fungsi sesungguhnya dalam membuat kritikan terhadap penggunaan bahasa pada sebuah puisi adalah untuk menjelaskan makna yang terkandung di dalamnya sehingga mampu dimengerti oleh penikmatnya. Memberikan tanggapan hendaknya ditujukan untuk membangun kreativitas penulis.
Untuk mencari makna sebuah puisi perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:
a. Uraikanlah puisi tersebut berdasarkan bunyi (fonologi), kata demi kata kemudian bait demi bait, dan terakhir baris demi baris dalam bentuk parafrase (sintaksis).
b. Carilah kata-kata yang mengandung majas atau makna konotasi (semantis).
c. Carilah makna leksikal dalam puisi tersebut.
d. Ungkapkanlah nilai-nilai etika (sikap) yang dianut pengarang.
e. Rangkumlah semua hasil di atas sehingga membentuk sebuah tanggapan utuh.
Bacalah puisi berikut!
Sebuah kamar (Chairil Anwar)
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
Pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
Mau lebih banyak tahu
“Sudah lima anak bernyawa di sini
Aku salah satu!”
Ibu tertidur dalam tersedu
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri berbaring jemu
Matanya menatap orang yang yang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, karena mereka berada
Di luar hitungan: Kamar begini,
3x4m, terlalu sempit buat meniup nyawa!
(Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya, 2007:230)
Bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut ingin menunjukkan hal yang ironis. Dalam keadaan orang yang serba sulit digambarkan dengan keadaan aku yang sempit 3x4 m. Tentu saja menggambarkan kemiskinan sebuah keluarga. Secara umum gambaran tersebut merupakan keadan Indonesia yang begitu padat penghuni tetapi masih selalu bertambah lagi. Keadaan seperti itu mengingatkan akan KB (Keluarga Berencana).
Bila ditinjau secara estetisnya, sajak di atas menunjukkan mutu yang tinggi karena padat dengan kiasan-kiasan yang hidup, segar dan baru. Gaya bahasa yang ironi sesuai pula dengan isinya yang ironis, artinya menyatakan sesuatu secara kebalikan, biasanya digunakan untuk menyindir. Dalam hal ini menyindir keadaan.
Untuk memahami bahasa dan estetika puisi terjemahan, perhatikan penggalan puisi berikut!
Mengapa layu bunga itu?
Kutekankan dia ke hatiku dengan kasih yang cemas, itulah
Sebabnya mengapa layu bunga itu.
Mengapa kering sungai itu?
Kulintangkan bendung di sana untuk kuambil gunanya bagiku,
Itulah sebabnya mengapa kering sungai itu.
(Tukang Kebun, 1976:77)

Anda dapat memerhatikan bahasa yang digunakan. Secara umum, untuk memahami maknanya, Anda perlu mengartikan semua simbol yang ada, mencermati gaya bahasanya, memerhatikan bagaimana latar belakang penulisan (gaya). Setelah itu Anda akan mendapatkan penilaian estetikanya.

0 Response to "Bahasa dan Nilai-nilai Estetik pada Puisi Indonesia dan Terjemahan"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...