Latest News

Pasar Faktor Produksi Modal


Dalam setiap perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan barang modal. Dalam perekonomian yang sangat primitif sekalipun barang modal diperlukan, seperti jala, cangkul, bajak, dan lain-lain. Dalam perekonomian modern barang modal lebih diperlukan lagi. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa barang modal yang kompleks dan sangat tinggi produktivitasnya. Perusahaan-perusahaan harus terus berusaha memperbaiki teknik memproduksinya supaya tetap dapat mempertahankan daya persaingannya dan menjamin kelangsungan hidup usahanya.

Untuk menjamin agar teknik memproduksinya tetap mengalami kemajuan dan tetap dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, investasi atau penanaman modal harus selalu dilakukan. Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli atau memperoleh barang-barang modal baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang. Untuk melakukan penanaman modal para pengusaha memerlukan dana. Adakalanya dana ini bersumber dari tabungan perusahaan yaitu dana yang diperoleh dari keuntungan yang tidak dibagikan.

a. Permintaan Dana Modal
Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk investasi tergantung kepada produktivitas dari dana modal tersebut. Dengan demikian, faktor utama yang menentukan permintaan atas dana modal adalah produktivitasnya. Produktivitas dari modal dihitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan neto yaitu setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang digunakan dan dinyatakan sebagai persentase dari modal yang ditanamkan. Produktivitas modal tersebut dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of returns.
Apabila para pengusaha mengetahui sepenuhnya berbagai kemungkinan untuk melaksanakan investasi, mereka tentu akan mendahulukan investasi yang tingkat pengembalian modalnya tinggi. Setelah itu kemudian mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya lebih rendah.

b. Suku Bunga
Dalam suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang diterima masyarakat akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Namun sebagian dari pendapatan tersebut akan disisihkan untuk ditabung. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
1) untuk membiayai pengeluaran konsumsi saat mencapai usia pensiun,
2) untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak-anak pada saat menginjak dewasa, dan
3) untuk berjaga-jaga di dalam menghadapi kesulitankesulitan di masa yang akan datang.

Penentuan tingkat suku bunga dapat berbedabeda menurut pandangan beberapa ahli berikut ini.
1) Pandangan klasik; menyatakan suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran tabungan.
2) Pandangan Keynes; menyatakan suku bunga ditentukan oleh jumlah uang yang beredar (penawaran uang) dan preferensi likuiditas (permintaan uang). Preferensi likuiditas adalah permintaan atas uang oleh seluruh masyarakat dalam perekonomian. Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi (tujuan), yaitu:
a) untuk transaksi; masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang dilakukan,
b) untuk berjaga-jaga; untuk menghadapi masalah yang tidak terdugaduga seperti kehilangan pekerjaan.
c) untuk spekulasi; untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.

Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung pada pendapatan masyarakat, yaitu makin tinggi pendapatan masyarakat maka semakin tinggi pula permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Adapun permintaan uang untuk tujuan spekulasi tergantung pada suku bunga dan sifatnya adalah pada waktu suku bunga tinggi hanya sedikit uang yang akan ditahan masyarakat untuk spekulasi, tetapi kalau suku bunga rendah makin lebih banyak uang yang tidak dispekulasikan dipegang oleh pemiliknya. Ada beberapa faktor penyebab perbedaan suku bunga.
1) Perbedaan Risiko
Salah satu pertimbangan bank-bank dalam menentukan suku bunga yang akan dikenakannya adalah risiko dari memberikan pinjaman tersebut, pada usaha yang telah lama berkembang dan tidak banyak risikonya atau pada usaha yang sangat tinggi risikonya.
2) Jangka Waktu Pinjaman
Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin besar tingkat bunga yang harus dibayar. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah karena risiko yang ditanggung peminjam bertambah panjang. Selain itu karena pemilik modal kehilangan kebebasan untuk menggunakan modalnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Sebab lain adalah para peminjam bersedia membayar tingkat bunga yang lebih tinggi karena mereka mempunyai waktu yang lebih lapang untuk mengembalikan pinjamannya.
3) Biaya Administrasi Pinjaman
Biaya administrasi untuk jumlah dana yang dipinjam tidak banyak berbeda. Berapapun besarnya dana pinjaman atau berapapun kecilnya dana yang dipinjam biaya administrasi adalah sama. Berdasarkan pertimbangan biaya administrasi pinjaman yang relatif lebih kecil jumlahnya akan membayar suku bunga yang lebih tinggi.

c. Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Riil
Pemilik modal dalam meminjamkan uang bukan saja harus memerhatikan suku bunga yang diterima tetapi juga tingkat inflasi (persentase tahunan kenaikan harga-harga) yang berlaku. Apabila tingkat inflasi lebih tinggi dari suku bunga, pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya karena modal ditambah bunganya, nilai riil adalah lebih rendah dari nilai riil modal sebelum dibungakan. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana modal. Adapun suku bunga riil adalah persentase dari nilai riil modal sebelum dibungakan.

0 Response to "Pasar Faktor Produksi Modal"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...