Latest News

Masalah Kesehatan Jiwa Remaja dan Penatalaksanaannya

Adanya hambatan dalam tahap perkembangan, dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa bila tak terselesaikan dengan baik, Masalah tersebut dapat berasal dari diri remaja sendiri, hubungan orang tua dan remaja, atau akibat interaksi sosial diluar lingkungan keluarga. Sebagai akibat lanjutnya dapat terjadi masalah kesehatan jiwa/perilaku remaja dengan manifestasi bermacam-macam, antara lain kesulitan belajar, kenakalan remaja dan masalah perilaku seksual.

Kesulitan Belajar :
Istilah kesulitan belajar mencakup arti yang luas. Kesulitan belajar adalah suatu keadaan ( kondisi ) dimana remaja tidak menunjukkan prestasi sesuai dengan kemanpuan yang dimilikinya . Untuk membantu mengatasi kesulitan belajar pada remaja perlu mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kesulitan belajar tersebut. Ada tiga faktor saling terkait yang dapat mempengaruhi kesehatan jiwa remaja yaitu:
a) Biologik dan bawaan : adanya penyakit, kurang gizi, kelelahan, taraf kecerdasan kurang gangguan pemusatan perhatian (sulit berkonsentrasi), gangguan perkembangan spesifik misalnya disleksia dan lainlain.

b) Psikologik danpendidikan : cara guru atau orang tua mendidik/mengajar yang tidak tepat, dapat menimbulkan gangguan dalam hubungan remaja dengan guru dan teman sebayanya, serta konflik intrapsikis.

c) Lingkungan sosial dan budaya : situasi keluarha yang tidak kondusif tidak ada keharmonisan, perilaku orang tua atau saudara yang sering mempermalukan anak atau anak dibandingkan dengan remaja lain saudara atau temannya yang lebih pandai beban pekerjaan rumah yang berlebihan. Tersisihkan dari pergaulan teman sebaya dan lain-lain.

Penatalaksanaan :
Cara menanggulangan kesulitan belajar memerlukan pendekatan yang mencakup semua aspek, sehingga dapat diberikan intervensi yang lebih tepat, Intervensi tersebut merupakan koreksi dan atau pendidikan remedial. Penanggulangan kesulitan belajar perlu mempertimbangan hal-hal sebagai berikut :

Penanganan dibidang edukatif : pendidikan remedial dan pendidikan khusus untuk perkembangan spesifik
Penanganan dibidang medis :
a) Terapi obat sesuai kondisi, dapat diberikan :
- Stimulansia ( metilfenidat ) pada gangguan pemusatan perhatian
- Anti cemas pada kondisi cemas
- Anti depresi pada kondisi depresi
- Vitamin dan diet pada gangguan gizi

Psikoterapi :
- Individual, dengan tujuan membantu remaja agar dapat berfungsi secara adekuat,
- Keluarga , dengan tujuan memperbaiki fungsi keluarga


Kenakalan Remaja:
Kenakalan remaja adalah tingkah laku yang melampaui batas toleransi orang lain dan lingkungannya. Tindakan ini dapat merupakan perbuatan yang melanggar hak azasi manusia sampai melanggar hukum. Pemberitaan media massa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, menunjukkan kenakalan remaja semakin marak dan meningkat, bukan saja dalam frekuensinya, tetapi juga dalam variasi dan intensitasnya. Keadaan ini sangat memprihatinkan apa lagi bentuk kenakalan remaja telah bergeser ke arah tindakan kriminal yang mengancam taraf keselamatan dan ketentraman masyarakat.

Kenakalan remaja yang umum, antara lain : melawan orang-tua tidak melaksanakan tugas, mencuri, merokok, naik bus tanpa bayar, membolos, lari dari sekolah, mengompas dan lain-lain, kenakalan remaja yang membahayakan, antara lain : membongkar rumah, mencuri mobil, memperkosa, menganiaya, membunuh, merampok atau tindakan kriminal lainnya.

Penyebab :
Terganggunya daya penyesuaian sosial remaja, yang disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi,
1. Faktor genetik / biologik/ konstitusional misalnya:
a) Gangguan tingkah laku tak berkelompok yang sudah mulai terlihat pada masa kanak, dan semakin parah
dengan bertambah nya usia yang antara lain terlihat pada sikap kejam terhadap binatang, suka main api
dan lain-lain.
b) Kepribadian organik berupa perilaku impulsif, mudah marah, tak berfikir panjang, terjadi sesudah
kerusakan permanen pada otak.
c) Gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas, yaitu gangguan yang diakibatkan kerusakan
minimal pada otak.

2. Faktor pola asuh orang-tua yang tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, misalnya: orang tua yang permisif, otoriterdan masa bodoh.

3. Faktor psikososial misalnya :
a) Rasa rendah diri, rasa tidak aman, rasa takut yang dikompensasi dengan berperilaku risiko tinggi.
b) Pembentukan identitas diri yang kurang mantap dan keinginan mencoba batas kemampuannya, menyebabkan remaja berani/nekat ,
c) Proses identifikasi remaja terhadap tindak kekerasan
d) Penanaman nilai yang salah , yaitu orang atau kelompok yang berbeda misalnya seragam sekolah , etnik
,agama dianggap “ musuh “
e) Pengaruh media massa ( majalah , film, televisi ) dapat memberi contoh yang tidak bagi bagi remaja

Penatalaksanaan :
Sebelum menentukan penatalaksanaan,perlu dilakukan penilaian secara cemat perihal faktor yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan remaja (aspek biologik, psikologik dan sosial) dan beratnya stresor yang dihadapi remaja. Penatalaksanaannya tidak mudah karena sangat komplek .
Program konseling bagi remaja, orang-tua dan keluarga, penting agar mereka menyadari bahwa remaja dalam
perkembangan nya membutuhkan dukungan. Orang-tua dapat berfungsi sebagai penyangga disaat
remajamengalami krisis, baik dari dalam dirinya, ataupun karena faktor luar. Salah satu cara adalah penekanan tentang pentingnya komunikasi dua arah yang “ terbuka “ dan mengubah interaksi sehingga keluarga dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih sehat. Konseling bagi remaja diperlukan agar mereka mampu mengembangkan identitas diri dan menyesuaikan dengan lingkungan secara sehat,

Perilaku Seksual:
Meningkat nya kadar hormon tesrosteron pada remaja akan mempengaruhi dorongan seksual, seiring dengan
meningkatnya dorongan seksual timbul konflik karena upaya untuk mengendalikan nya harus sesuai nilai dan norma yang dianut, Bentuk tingkah laku seksual dapat mulai dari perasaan tertarik, berkencan, bercumbu sampai bersenggama . Obyek seksual bisa berupa orang lain, hanya dalam khayalan atau diri sendiri .Tingkah laku ini bisa berdampak cukup serius seperti perasaan tegang , bingung,perasaan bersalah dan berdosa, sedih, marah,dan lainlain. Dampak lainnya adalah kehamilan pranikah yang dapat menyebabkan pengguguran kandungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kasus perilaku seksual remaja dan penatalaksanaannya :
1. Masturbasi :
Merupakan perbuatan untuk merangsang diri sendiri guna mencapai kepuasan seksual.
Anggapan bahwa masturbasi dapat melemahkan syahwat atau mempengaruhi kemampuan untuk mendapakan
keturunan dapat menimbulkan perasaan takut atau perasaan berdosa.
Penatalaksanaan :
?? Memberikan penjelasan yang tepat
?? Anjuran remaja untuk melakukan aktivitasnya secara positif agar tidak terlalu banyak waktu untuk berfantasi, misalnya dengan mengikuti kegiatan olah raga, kepramukaan, atau aktivitas lain yang produktif dan menghindari pornografi,
?? Bila beban psikologik sangat mengganggu dapat diberikan obat sesuai dengan gejala yang mendasarinya.

2. Seks pranikah
Ada pro dan kontra dalam menyikapi hubungan seks pranikah. Dipandang dari sudut norma normal maupun agama, tentunya hubungan seksual tersebut merupakan suatu ungkapan dari bahasa cinta yang dapat dilakukan oleh suami isteri dalam ikatan perkawinan. Jadi bila dari sudut pandang moral dan agama, tentunya hubungan seks pranikah mengarah kepada ungkapan nafsu seksual, yang dapat menodai keluhuran cinta serta kesucian pernikahan, bahkan terbuka kemungkinan untuk melahirkan anak diluar nikah, banyak yang kurang menyadari bahwa hubungan seks pranikah sebenarnya hanya didorong oleh kebutuhan dan kenikmatan fisik/biologik sesaat saja, yang dapat menimbulkan rasa bersalah bila tidak dilanjutkan dengan pernikahan. Hubungan seks pranikah belum tentu dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai selain melanggar norma umumnya secara psikis berdampak, yaitu menimbulkan rasa bersalah menyesal kecewa terutama dipihak wanita.

Penilaian dari sudut etis maupun moral terhadap hubungan seks pranikah tersebut dapat memberikan dampak
sebagai berikut :
a) Aspek biologis : kemungkinan menjadi hamil diluar nikah yang sering berakhir dengan aborsi.
b) Aspek Mental emosional: kemungkinan timbul rasa bersalah, kecewa, menyesal, bahkan hidupnya menjadi tidak tenang.
c) Aspek Aspek personal : merendahkan martabat manusia.
d) Aspek sosial : penilaian negatif dari masyarakat di sekitarnya,

Pengguguran kandungan akibat kehamilan diluar nikah umumnya berdalih menutupi aib bagi diri dan keluarga serta nenggangu kelanjutan pendidikan sekolahnya. Mereka dapat mengalami komflik batin merasa berdosa, depresi, takut bergaul tidak percaya pada pria, takut tidak akan menikah karena kehilangan kegadisannya
Arbosi dilarang oleh peraturan/undang-undang maupun agama.

Penatalaksanaan :
Hubungan seks pranikah, sebaiknya dihindari karena banyak risiko. Pasangan yang sudah sepakat untuk menikah, sebaiknya salingmengingatkan dan mampu mengendalikan diri, jangan sampai terjebak oleh pengaruh hawa nafsu. Tanamkan motivasi yang kuat dalam hati sanubari, bahwa pelaksanaan pernikahan yang suci dan luhur itu perlu diselamatkan, jangan sampai ternoda oleh perilaku negatif yang mengandung banyak risiko, jagalah martabat pribadi, maupun martabat keluarga sebagai pendukung tegaknya mahligai perkawinan. Apabila sudah terjadi , bagi yang hamil diluar nikah, janganlah terlalu cepat diberikan penilaian yang negatif. Pelajari secara cermat situasi dan hubungan pasangan tersebut, bagi mereka yang mengalami seks pranikah perlu bantuan konseling. Mereka yang mengalami aborsi perlu mendapatkan layanan konseling untuk mengatasi masalah mental dan emosional yang menyertai dan mencegah terjadinya aborsi ulang, Bila terdapat depresi dan atau cemas yang cukup berat perlu diberikan obat untuk mengatasinya.

0 Response to "Masalah Kesehatan Jiwa Remaja dan Penatalaksanaannya"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...