Latest News

indikator keberhasilan pembangunan & dampak positif dari pembangunan

indikator keberhasilan pembangunan & dampak positif dari pembangunan
Pembangunan nasional dilakukan dengan harapan menghasilkan perubahan positif dan kemajuan di segala bidang, termasuk lingkungan hidup. Bagaimana mengukur keberhasilan atau dampak positif pembangunan? Secara umum, keberhasilan pembangunan dapat diukur dengan dua indikator. Pertama, keberhasilan pembangunan diukur dengan indikator ekonomi. Indikator ini mencerminkan tingkat kesejahteraan penduduk. Kedua, keberhasilan pembangunan diukur dengan indikator sosial yang mencerminkan kualitas hidup penduduk.

1. Indikator Ekonomi
Keberhasilan pembangunan nasional di bidang ekonomi dapat ditunjukkan dengan beberapa indikator. Indikator yang sering digunakan adalah dengan mengetahui peningkatan Produk Nasional Bruto/PNB (Gross National Produk/GNP) dan PNB per kapita, fasilitas komunikasi dan transportasi, penggunaan energi per tahun, dan jumlah pekerja di berbagai sektor industri.
a. Produk Nasional Bruto (PNB)
PNB menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian keberhasilan pembangunan atau kemakmuran negara. PNB per kapita menunjukkan ukuran ratarata standar hidup dari penduduk. PNB menunjuk pada jumlah pendapatan per tahun. Sedang PNB per kapita menunjuk pendapatan rata-rata untuk setiap penduduk dan diperoleh dengan membagi PNB dengan jumlah penduduk suatu negara.
Secara umum, negara dengan pertumbuhan penduduk cepat memiliki PNB per kapita rendah. Peningkatan PNB per kapita tidak berarti standar hidup penduduk lebih baik dan tingkat kemiskinan berkurang karena PNB per kapita tidak menunjukkan distribusi pendapatan nasional. Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Bruto/GDP) Indonesia selama 4 tahun (2001–2004). Berdasarkan data ini, tampak bahwa PNB Indonesia mengalami peningkatan. Nilai PDB yang ditambah pendapatan properti neto dari luar negeri seperti bunga, dividen, dan keuntungan merupakan nilai PNB.
b. Fasilitas Transportasi dan Komunikasi
Pembangunan fasilitas transportasi dapat berupa jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan laut, dan bandar udara. Sedang pembangunan fasilitas komunikasi dapat berupa saluran telepon, pemancar radio, dan televisi. Dewasa ini, jaringan telepon sudah dapat menembus setiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia. Saluran telepon pun tidak hanya melalui kabel, tetapi juga melalui gelombang elektromagnetik sehingga memungkinkan pesawat telepon dibawa ke mana-mana (mobile). Salah satu jenis telepon yang bersifat mobile ini disebut telepon genggam atau handphone (HP). Jumlah pelanggan atau saluran telepon per 1.000 penduduk yang meningkat seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini mengindikasikan kemajuan pembangunan nasional. Di bidang transportasi, kemajuan pembangunan nasional ditunjukkan oleh peningkatan penunjang jalan aspal per 1.000.000 penduduk. Selama tahun 1993–2001 panjang jalan di Indonesia meningkat dari 356.878 km menjadi 361.782 km.
c. Konsumsi Energi
Pembangunan membutuhkan banyak energi, termasuk energi listrik. Di Indonesia energi listrik banyak dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Konsumsi energi diukur dari energi total yang digunakan negara atau dikonsumsi penduduk dalam kurun waktu setahun. Peningkatan pembangunan terjadi bila konsumsi energi juga meningkat.
d. Tenaga Kerja di Sektor Industri
Pembangunan ekonomi juga dicerminkan dari persentase pekerja yang bekerja di berbagai sektor industri. Peningkatan pembangunan dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri primer turun dan yang bekerja di sektor industri sekunder dan tersier meningkat. Di negara berkembang seperti Indonesia banyak pekerja yang bekerja di industri primer. Sedang di Singapura dan Jepang, banyak penduduk bekerja di sektor industri sekunder dan tersier.

2. Indikator Kualitas Hidup
Peningkatan kualitas hidup oleh kegiatan pembangunan dapat diketahui melalui beberapa indikator, misalnya angka melek huruf serta tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
a. Melek Huruf
Keadaan melek huruf penduduk sangat berkaitan dengan tingkat pendidikannya. Secara umum, apabila angka melek huruf semakin besar berarti terjadi peningkatan pembangunan. Salah satu cara untuk mengetahui angka melek huruf adalah dengan menghitung angka buta huruf penduduk dewasa, yaitu jumlah penduduk >50 tahun yang tidak dapat membaca, menulis pendek, atau menulis pernyataan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Proporsi penduduk Indonesia yang melek huruf tahun 1995–2004 ditunjukkan pada tabel berikut ini.
b. Kesehatan dan Kesejahteraan
Tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang semakin baik merupakan indikator keberhasilan pembangunan. Indikator kesehatan tercermin dari angka harapan hidup dan angka kematian bayi. Sedang indikator kesejahteraan tercermin dari angka kekurangan gizi, kasus kelaparan, dan kondisi kehidupan penduduk. Angka harapan hidup dan kematian bayi dipengaruhi oleh kelengkapan atau ketersediaan fasilitas kesehatan. Secara umum, fasilitas kesehatan yang baik dan lengkap meningkatkan angka harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi. Di antara negara berkembang di dunia, Indonesia cukup berhasil menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah lima tahun (balita).
angka harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari 45,7 tahun (1967) menjadi 68,2 tahun (2005). Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk adalah persentase penduduk yang mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik. Ketersediaan air bersih penting untuk memenuhi kebutuhan penduduk seperti minum, mandi, memasak, dan mencuci. Apabila air bersih tidak tersedia dan sistem sanitasi atau pembuangan jelek maka masalah lingkungan seperti penyakit diare atau malaria mudah muncul.
Pada umumnya, di negara-negara sedang berkembang, persentase penduduk yang mendapat air bersih masih kecil. Di Indonesia penyediaan air bersih oleh pemerintah meningkat dari tahun ke tahun. Selama sepuluh tahun (1994–2003), penyediaan air bersih jumlahnya berlipat lebih dari dua kali

3. Indikator Gabungan
Beberapa indikator yang mencerminkan kemajuan pembangunan nasional telah dipaparkan. Sebenarnya, masih banyak indikator lain yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui dampak positif pembangunan, misalnya tingkat urbanisasi dan persentase penduduk yang tidak memiliki rumah. Di negara-negara maju, sebagian besar penduduk hidup di perkotaan dan sudah memiliki rumah.
Setiap indikator yang telah dipaparkan hanya menunjukkan satu aspek pembangunan. Sedang pembangunan nasional meliputi banyak aspek. Dari banyak aspek ini, dapat diketahui apakah pembangunan nasional telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup penduduk. Jadi, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditunjukkan oleh indikator tunggal, tetapi oleh gabungan beberapa indikator. Sebagai contoh, pendapatan angka harapan hidup, angka kematian bayi, dan tingkat melek huruf penduduk. Gabungan ketiga indikator ini oleh United Nations Development Programs (UNDP) disebut Human Development Index (HDI). Nilai HDI adalah 0–1. Berapa nilai HDI kelas menengah (medium)? Lihat pada tabel di bawah ini!
Tabel Klasifikasi Human Development Indek (HDI)
Indeks Pembangunan Manusia
HDI
Rendah
Menengah
Tinggi
0,–0,4
0,5–0,7
0,8–1,0
Sumber: Understanding Geography 4, halaman 236

0 Response to "indikator keberhasilan pembangunan & dampak positif dari pembangunan"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...