Latest News

Teknik observasi dalam Penggalian Data Penelitian Etnografi

Penelitian etnografi yang menggunakan metode kualitatif memiliki banyak teknik dalam penggalian data. Teknik-teknik ini yang dipakai secara lazim dalam metode penelitian etnografi secara kualitatif.

  
Teknik observasi
Teknik observasi biasa disebut sebagai metode pengamatan lapangan. Ada empat macam metode observasi, yaitu pengamatan biasa, pengamatan terkendali, pengamatan terlibat, dan pengamatan penuh atau lengkap. Pengamatan biasa adalah pengamatan yang dilaksanakan peneliti tanpa terlibat kontak langsung dengan pelaku (informan) yang menjadi sasaran penelitiannya. Contohnya peneliti yang sedang mengamati kemacetan lalu lintas, bisa saja ia duduk di warung tepi jalan. Ia tidak perlu ikut terlibat dalam arus kemacetan lalu lintas tersebut.
Sama seperti pada pengamat biasa, pada pengamatan terkendali peneliti tidak perlu mengadakan kontak emosional dengan informan yang sedang diamatinya. Pada pengamatan terkendali peneliti terlebih dahulu memilih secara khusus calon-calon informannya sehingga peneliti mudah mengamatinya. Contoh, pengamatan satu masyarakat. Peneliti membatasi hanya pada pemudanya saja. Dalam antropologi, pengamatan terlibat disebut metode partisipasi. Metode ini merupakan metode utama penelitian-penelitian etnografi. Perbedaan prinsip dengan kedua metode pengamatan sebelumnya terletak pada keterlibatan peneliti yang mengadakan hubungan emosional dan sosial dengan para informan yang sedang diamatinya. Melalui keterlibatan tersebut, peneliti lebih memahami dan merasakan makna perilaku dan kegiatan para informan yang sedang diteliti.
Peneliti kemudian dapat menghayati latar belakang berbagai gejala yang sedang diamatinya, sesuai dengan nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Permasalahannya adalah sejauh mana keterlibatan peneliti berpartisipasi dengan objek penelitiannya. Permasalahan lainnya adalah sejauh mana pula keingintahuan peneliti untuk memperoleh data-data hasil penelitiannya. Oleh sebab itu, metode pengamatan terlibat dikategorikan ke dalam tiga bentuk penelitian, yaitu keterlibatan pasif, keterlibatan medium, dan keterlibatan aktif. Ketiga bentuk keterlibatan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Keterlibatan pasif
Dalam keterlibatan pasif, peneliti tidak mengadakan kontak langsung dengan para informan yang sedang diamatinya. Ia hanya berada di antara mereka yang sedang diamatinya itu.
2) Keterlibatan medium atau setengah
Dalam ketelibatan medium, peneliti masuk ke dalam struktur masyarakat yang diamatinya, tetapi ia membatasi diri sebagai “orang luar.” Ia mengadakan pengamatan dari sudut pandangnya sendiri secara subjektif.
3) Keterlibatan aktif
Hampir sama dengan keterlibatan setengah, dalam keterlibatan aktif faktor subjektivitas peneliti masih dominan. Pada keterlibatan aktif, si peneliti terlibat secara aktif dalam aktivitas objek kegiatan yang sedang diamati itu. Contohnya, seorang peneliti kegiatan gotongroyong di suatu desa akan ikut serta bergotong-royong bersama para informan yang sedang diamatinya. Dengan demikian, peneliti akan lebih memahami fenomena gotong-royong di desa yang bersangkutan.
4) Teknik Pengamatan penuh
Suatu pengamatan dikatakan lengkap atau penuh jika si peneliti mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang sedang ditelitinya. Ia sudah dinyatakan bukan sebagai orang luar tetapi sudah ‘diterima dan masuk’ ke dalam struktur masyarakat yang diamatinya itu.
Dalam kondisi itu, peneliti akan mudah bergaul dengan masyarakat setempat tanpa dicurigai. Ia akan mudah mengadakan kontak emosional dengan anggota-anggota masyarakat informannya. Clifford & George menjelaskan bahwa untuk mencapai taraf demikian, pengamatan lengkap memerlukan beberapa persyaratan, antara lain sebagai berikut.
1) Unsur peneliti
Peneliti tidak boleh memiliki hubungan-hubungan tertentu, misalnya berasal dari suku bangsa atau kelompok masyarakat yang sama, atau memiliki hubungan keterkaitan tertentu, seperti hubungan antara guru dan murid atau majikan dan buruh.
2) Unsur pelaku, responden, atau informan
Informan harus tahu betul masalah-masalah yang akan diamati oleh peneliti sehingga mudah memberikan informasi.
3) Faktor tempat atau ruang
Setiap gejala atau fenomena yang akan diteliti, apakah orang, peristiwa, ataukah gejala sosial budaya, harus berada dalam daerah penelitian (field) tertentu yang sama.
4) Faktor waktu
Setiap penelitian harus berada dalam satu saat atau kurun waktu yang telah direncanakan.
5) Peristiwa rutin
Kegiatan-kegiatan yang diamati harus merupakan kegiatan rutin, bukan yang bersifat insidentil atau tiba-tiba.
6) Faktor ekspresi atau kejiwaan
Faktor-faktor ekspresi dan faktor-faktor kejiwaan lainnya yang melatarbelakangi sikap, perilaku, dan tindakan para informan harus mendapat perhatian peneliti.
7) Faktor tujuan
Tujuan penelitian harus jelas agar menjadi fokus atau pusat penelitian. Hindari agar jangan sampai penelitian melebar atau meluas kepada hal-hal lain yang berada di luar tujuan utamanya.

0 Response to "Teknik observasi dalam Penggalian Data Penelitian Etnografi"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...