Mempelajari perubahan kurs sangat penting. Kalian tentu masih ingat peristiwa krisis moneter yang melanda Indonesia mulai tahun 1997. Kurs rata-rata yang biasanya US $ 1 = Rp2.600,-, setelah terjadi krisis moneter tiba-tiba mencapai US $ 1 = Rp9.000,-. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang berbahan baku impor menjadi sangat terpukul, karena harga bahanbahan baku impor menjadi sangat mahal. Untuk membeli bahan baku impor seharga US $ 1000, dulu hanya diperlukan uang Rp2.600.000,-. Setelah krisis moneter, untuk bahan baku impor seharga US $ 1000 harus dikeluarkan uang Rp9.000.000,-s. Akibatnya, banyak perusahaan gulung tikar dan mem- PHK puluhan ribu karyawannya. Inflasi pun menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, sampai saat ini pun Indonesia masih terus berjuang memperbaiki perekonomiannya. Kurs (nilai tukar) memang tidak tetap. Kurs selalu berubah, bahkan dalam sehari kurs bisa berubah sampai 9 kali. Mengapa kurs selalu berubah? Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan kurs. Faktorfaktor tersebut di antaranya adalah:
a. Sistem Kurs yang Dianut
Ada tiga macam sistem kurs, yaitu sistem kurs bebas, sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang terkendali. Sistem kurs yang dianut suatu negara sangat mempengaruhi cepat lambatnya perubahan kurs. Pada sistem kurs bebas, kurs sangat mudah berubah. Pada sistem kurs tetap, kurs tidak pernah berubah (kecuali diinginkan oleh pemerintah). Pada sistem kurs mengambang terkendali, perubahan kurs bisa dikendalikan pemerintah.
b. Selera (Cita Rasa) Masyarakat
Selera masyarakat yang meningkat pada produk suatu negara, membuat permintaan terhadap produk negara tersebut juga meningkat. Peningkatan permintaan terhadap produk negara tersebut, tentu akan diikuti oleh peningkatan permintaan terhadap mata uang negara tersebut (untuk membayar impor). Sehingga, nilai tukar mata uang negara tersebut juga akan meningkat. Itu berarti, bila masyarakat Indonesia sangat menyukai produk-produk Amerika maka pada akhirnya akan menaikkan nilai tukar dolar Amerika.
c. Keadaan Neraca Pembayaran
Apabila neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus (lebih), itu berarti telah terjadi kelebihan permintaan terhadap rupiah. Permintaan yang lebih terhadap rupiah akan menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami kenaikan sehingga terjadilah perubahan kurs.
d. Adanya Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi
Adanya kebijakan devaluasi dan revaluasi yang dilakukan pemerintah bisa menyebabkan terjadinya perubahan kurs. Karena, yang dimaksud dengan devaluasi adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing dengan tujuan meningkatkan ekspor. Sedangkan revaluasi adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing karena keadaan ekonomi sudah memungkinkan.
e. Keadaan Kurs Antarnegara Maju
Jika kurs di negara-negara maju mengalami perubahan, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap kurs negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mengapa demikian? Karena, negara-negara maju memiliki pengaruh kuat terhadap perekonomian negara berkembang. Negara-negara maju umumnya bertindak sebagai pemberi pinjaman kepada negara-negara berkembang, sehingga bila kurs antar negara maju berubah maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap kurs negara berkembang sebagai penerima pinjaman.
f. Kekuatan Permintaan dan Penawaran
Pada umumnya, perubahan kurs disebabkan oleh perubahan kekuatan permintaan dan penawaran terhadap suatu mata uang. Bila permintaan terhadap suatu mata uang bertambah, sedang penawarannya tetap, maka nilai tukar (kurs) mata uang tersebut akan meningkat. Sebaliknya bila permintaan terhadap suatu mata uang berkurang, sedangkan penawarannya tetap maka nilai tukar (kurs) mata uang tersebut akan menurun.
0 Response to "Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perubahan Kurs"