A. Konsep Penyakti Kronik dan Ketidakmampuan akibat Penyakit Kronik
Dibawah ini akan dibahas tentang konsep penyakit dan ketidakmampuan akibat penyakit kronik, sifat penyakit kronik, dampak penyakit kronik, respon klien terhadap penyakiut kronik, perilaku klien dengan penyakit kronik, serta konsep asuhan keperawatan penyakit kronik dan ketidakmampuan.
1. Pengertian Penyakit Kronik dan Ketidakmampuan Akibat Penyakit Kronik
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Penyakit kronis Merupakan penyakit yang sudah berlangsung lama dan bisa menyebabkan kematian.
Contoh dari penyakit kronik seperti penyakit diabetes mellitus, penyakit cordpulmonaldeases, penyakit arthritis.
Ketidakmampuan/ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannyatidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit kronik yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan seorang klien mengalami ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.
2. Sifat Penyakit Kronik
Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah :
a. Progresi
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh penyakit jantung.
b. Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada individu. Contoh penyakit diabetes mellitus.
c. Kambuh
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan kondisi yang sama atau berbeda. Contoh penyakit arthritis
3. Dampak Penyakit Kronik Terhadap Klien
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya (Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah :
a. Dampak psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
1) Klien menjadi pasif
2) Tergantung
3) Kekanak-kanakan
4) Merasa tidak nyaman
5) Bingung
6) Merasa menderita
b. Dampak somatic
Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan penyakitnya. Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya. Contoh : DM adanya Trias P
1) Dampak terhadap gangguan seksual
Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ) dan perubahan secara psikologis (persepsi klien terhadap fungsi seksual)
2) Dampak gangguan aktivitas
Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social dapat terganggu baik secara total maupun sebagian.
4. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik
Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial-Spritual ini akan meliputi respon kehilangan. (Purwaningsih dan kartina, 2009)
a. Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa takut , cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.
b. Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan
c. Kehilangan situasi
Klen merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga kelompoknya
d. Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas, nyeri, dll
e. Kehilangan fungsi fisik
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal ginjal harus dibantu melalui hemodialisa
f. Kehilangan fungsi mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional
g. Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran serta identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri rendah
h. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
5. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya oleh klien atau individu (Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu :
a. Penolakan (Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).
a. Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu yang telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada, akan memberikan reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker.
b. Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami depresi.
B. B. Konsep Asuhan Keperawatan Penyakit Kronik dan Ketidakmampuan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kronis meliputi proses keperawatan dari pengkajian, diagnose dan perencanaan (Purwaningsih dan kartina, 2009) :
1. Pengkajian
Pada proses keperawatan pengkajian dilakukan terhadap klien, keluarga, dan lingkungan.
a. Pengkajian terhadap klien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Respon emosi klien terhadap diagnose
2) Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3) Upaya klien dalam mengatasi situasi
4) Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan
5) Persepsi dan harapan klien
6) Kemampuan mengingat masa lalu
b. Pengkajian keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Respon keluarga terhadap klien
2) Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya
3) Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
4) Kapasitas dan system pendukung yang ada
5) Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
6) Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang terjadi
c. Pengkajian lingkungan
1) Sumber daya yang ada
2) Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3) Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
4) Ketersediaan fasilitas partisifasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang ditimbulkan dari proses pengkajian klien dengan penyakit kronis adalah (Purwaningsih dan kartina, 2009) :
a. Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan perubahan
b. Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan mengekspresikan perasaan
c. Gangguan bodi image berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami
d. Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi seksual
3. Perencanaan
Tujuan dan intervensi yang dilakukan terhadap klien dengan penyakit kronik adalah (Purwaningsih dan kartina, 2009) :
Tujuan :
a. Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan
b. Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas
c. Klien mau membina hubungan dengan keluarga dan petugas
d. Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini
e. Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual
Intervensi terhadap klien :
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan cemas, marah frustasi, dan depresi
2) Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif
3) Berikan informasi yang benar dan jujur
4) Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
5) Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang dialami terhadap penyakitnya
6) Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan
Intervensi terhadap keluarga :
1) Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya
2) Beri informasi tentang klien dan keluarga secara jelas
3) Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan klien
4) Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian pada klien
5) Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien
6) Optimalkan sumber daya yang ada
7) Beri informasi tentang penyakit yang jelas
8) Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam proses penyembuhan
9) Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan kondisi
0 Response to "Asuhan Keperawatan Penyakit Kronis Dan Ketidakmampuan"