Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada bagian ini lebih menekankan ke organ reproduksi pria.
1. Alat reproduksi laki – laki
Genetelia pada lelaki tidak terpisah dengan saluran uretra, berjalan sejajar pada kelamin luar laki-laki (Saifudin, 1992 : 123-132).
a. Alat Genetika Dalam
1) Testis : merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk testeron dihasilkan testis, berkembang di dalam abdomen dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum.
Fungsi testis terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel intestinal
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel intestinal
2) Vesika Seminalis : Kelenjar yang panjangnya 5-10 cm berupa kantng seperti huruf S berbelok-beok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostat merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energi yang spermatozoa.
3) Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genetalia pria yang terletak di sebelah inferior (bawah) buli-buli dan membungkus uretra posterior (belakang). Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli. kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urinaria di sekitar uretra bagian atas kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari letaknya di bawah kendung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk, saluran-saluran dan otot polos. Berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm.
Pada umur 70 tahun, berat prostat mencapai 60-200 g. Kelenjar prostat merupakan kelenjar yang terdiri atas dari jaringan kelenjar dinding uretra yang mulai menonjol pada massa pubertas. Biasanya kelenjar prostat dapat tumbuh seumur hidup. Secara anatomi prostat berhubungan erat dengan kandung kemih, uretra, kedua ureter, vas deferens, dan vesikula seminalis. Prostat terletak di atas diafragma panggul sehingga uretra yang terfiksasi dalam diafragma tersebut, dapat terobek bersama diafragma bila terjadi cedera dan prostat juga dapat diraba pada pemeriksaan colok dubur.
Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus:
a) Lobus Medius
b) Lobus Lateralis
c) Lobus Anterior
d) Lobus Posterior
Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior, lobus posterior akan menjadi satu dan disebut lobus medius. Pada penampang, lobus medius kadang-kadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus lain tampak homogen berwarna abu-abu, dengan krista kecil berisi cairan seperti susu.
Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur sekret dari testis, pembesaran prostat akan membendung uretra dan merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar.
Fungsi kelenjar prostat : menambah cairan alkalis pada cairan seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra.
Pada BPH kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis :
(1) Kapsul Anatomis
(2) Kapsul Cirungicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya (outer zone) sehingga terbentuk kapsul.
(3) Kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara bagian dalam dan bagian luar kelenjar prostat.
BPH sering terjadi pada lobus literalis dan lobus medialis karena mengandung banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior dari pada lobus medius (lobus posterior) yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu pembesaran prostat. Sedangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung jaringan kelenjar.
b. Duktus Duktuli
1) Epididimi merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak disepanjang atas dan belakang testis. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengantur sperma sebelum ejakulasi, dan memproduksi semen.
2) Duktus Deferens merupakan kelanjutan dari epipidimis kakanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk kedalam rongga perut terus ke kandung kemih di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesikan suminalis. Selanjutnya membentuk ejakulatoris, dan bermuara di prostat, panjang duktus deferens 50-60 cm.
3) Uretra merupakan saluran kemih pada pria yang sekalian merupakan saluran ejakulasi (mani). Pengeluaran urin tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan kontraksi postat.
c. Bangunan Penyokong atau Penyambung
1) Skrotum : merupakan kantong yang terkandung dibagian Pelvis dimana sepasang testis tersimpan, di depan skrotum terletak di penis di belakang skrotum terletak di anus. Skrotum (kandung buah pelir), berupa kantung yang terdiri atas kulit tanpa lemak.
2) Fenikulus Spermatikus : merupakan bangunan penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.
3) Penis : terletak mengantung di depan skrotum, bagian ujung penis disebut glan penis. Penis merupakan alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu sama lainnya dilapisi jaringan fibrosa. Jaringan erektil ini terdiri dari rongga-rongga seperti karet busa.
d. Hormon pada pria
Testeron adalah hormon kelamin laki-laki yang disekresikan oleh sel interstitial. Yaitu sel-sel yang terletak di dalam ruang antara tubulus-tubulus semi niferus, testis di bawah rangsangan hormon juga dinamakan ICSH (Interstitial Cel Stimulating Hormone) dari hipose.
Pengeluaran testeron bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu tubuhnya, jenggot, suara lebih besar, dan pembesaran genitalis.
0 Response to "Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria beserta struktur fungsinya"