Latest News

Keterampilan Dasar Penjelajahan di Pantai


Penjelalajahan di pantai merupakan salah satu bentuk penjelajahan di alam bebas yang melibatkan banyak siswa dan dilakukan secara berkelompok. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama, tanggung jawab, toleransi, tolong-menolong, serta pelaksanaan keputusan kelompok yang harus ditaati oleh seluruh anggota kelompok. Setiap keputusan harus diketahui dan sebaiknya disepakati oleh seluruh anggota supaya tujuan penjelajahan dapat tercapai. Disiplin perorangan atau kelompok juga wajib dilaksanakan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
 
1. Kegiatan Penjelajahan di Pantai
Sebelum melakukan kegiatan penjelajahan, kalian perlu mempersiapkan segala sesuatu dengan matang dan bertanggung jawab.
a. Persiapan sebelum melakukan penjelajahan
Berikut ini beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum menjelajah pantai.
1) Menentukan tujuan, pantai mana yang akan dijelajahi berdasarkan hasil yang ingin dicapai.
2) Memilih lokasi yang aman dan nyaman untuk melakukan penjelajahan.
Pemilihan lokasi yang aman dan nyaman untuk melakukan penjelajahan dilakukan dengan cara berikut.
a) Lakukan survei lokasi terlebih dahulu sebelum berangkat untuk melakukan penjelajahan. Pastikan daerah yang akan dipergunakan untuk penjelajahan dipastikan aman baik secara geografi maupun aman dari bahaya yang lain.
b) Buat peta lokasi untuk mempermudah pengamanan jika ada kemungkinan peserta tersesat.
3) Perhitungkan waktu atau musim-musim tertentu, besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan tetapkan jadwal pelaksanaan kegiatan.
4) Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk penjelajahan pantai.
a) Jika penjelajahan dilakukan di tepi pantai (susur pantai) peralatan yang sebaiknya disiapkan untuk perorangan adalah baju lapangan/pakaian olahraga, sepatu hiking/ket, tas ransel, tempat minum, bekal makanan, ponco/jas hujan, P3K untuk diri sendiri, perlengkapan mandi, perlengkapan tidur jika sampai bermalam, buku catatan lengkap dengan alat tulis. Sedangkan peralatan yang harus disediakan oleh kelompok berupa peta lokasi, kompas, tenda jika penjelajahan sampai bermalam, senter/korek api, golok, P3K untuk kelompok, dan radio panggil jika diperlukan.
b) Jika penjelajahan dilakukan di lepas pantai (masuk laut) peralatan yang harus disiapkan untuk perorangan sama dengan di depan, tetapi perlu ditambahkan pelampung badan untuk berjaga-jaga bila perahu/speedboat terbalik. Sedangkan untuk perlengkapan kelompok perlu alat penjelajah, bisa berupa perahu lengkap dengan dayungnya, selancar, layar, perlengkapan selam, dan lain-lain.
5) Perhitungkan beberapa acara yang akan dilaksanakan selama penjelajahan dan susunlah sebaik-baiknya secara konkret dan efektif.
6) Susunlah kepanitiaan yang solid dan personalianya berpengalaman terhadap penjelajahan di alam bebas.

b. Jenis-jenis olahraga yang dilakukan di lepas pantai
1) Olahraga dayung seperti kano, rowing, kayak, dan perahu layar. Olahraga kano menggunakan perahu ringan ramping yang didorong maju oleh kayuh. Kayak, yaitu jenis kano yang terbuat dari fiberglass, diperlombakan dengan 2, 3, atau 4 awak. Rowing, adalah seni berperahu dengan menggunakan dayung yang diungkitkan dalam air. Perahu layar (dinghy) adalah jenis perahu yang digerakkan oleh tiupan angin pada layar.
2) Olahraga selancar seperti surf riding, yaitu berdiri atau tengkurap di atas alat selancar yang dibawa ke tengah pantai dan bergerak menuju tepian pantai. Selancar angin (boardsailing), yaitu peselancar berada di atas papan selancar yang diberi layar, papan meluncur karena tiupan angin. Ski air, yaitu berdiri di atas papan ski, tangan pegangan pada tali yang ditarik kapal motor.
3) Diving (selam), yaitu terjun ke dalam laut dengan menggunakan peralatan selam untuk menjelajahi kehidupan bawah laut/air.
4) Renang jauh, yaitu berenang dengan menggunakan pelampung badan dengan menempuh jarak tertentu biasanya dalam kilometer.

2. Penyelamatan di Pantai
Salah satu risiko yang mungkin dihadapi saat melakukan penjelajahan di pantai adalah peserta tenggelam saat di air. Bila ini terjadi, pertolongannya dengan membawa korban kecelakaan di pantai atau di laut ke darat. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat maupun tanpa alat.

a. Pertolongan dengan bantuan benda (alat)
Bentuk pertolongan dengan menggunakan alat dilakukan apabila terdapat benda yang dapat digunakan untuk melakukan pertolongan. Caranya sebagai berikut.
1) Memasukkan korban ke dalam lingkaran ban, kemudian tangan direntangkan sehingga ketiak korban bertumpu pada ban. Usahakan kepala korban ditengadahkan. Setelah itu penolong mendorong menarik ban tersebut ke darat.
2) Apabila ada tali, penolong akan lebih mudah membawa korban ke tepi dengan cara mengikatkan tali tersebut pada ban, kemudian ditarik dari darat.

b. Pertolongan tanpa bantuan benda (alat)
Pertolongan membawa korban kecelakaan di air ke darat dapat pula dilakukan tanpa alat. Untuk cara ini si penolong harus benar-benar sudah terlatih dengan baik. Cara pertolongan tanpa alat ini yaitu dengan cara penolong berenang menyampingi korban. Cara melakukannya sebagai berikut.
1) Korban ditelentangkan di permukaan air, posisi kepala ditengadahkan ke atas agar air tidak masuk ke mulut dan hidung korban.
2) Posisi penolong berada di bawah korban dengan sikap menyamping, satu tangan penolong merangkul korban dari bahu menyilang ke pinggang korban memegangi tangannya sedangkan tangan yang lain ke depan.
3) Gerakan kaki si penolong saat berenang seperti gerakan kaki pada renang gaya bebas/punggung. Untuk memudahkan gerakan, tangan penolong yang bebas dapat dipakai untuk mengayuh.

Setelah memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan di air, segera korban diberi pernapasan buatan. Pernapasan buatan merupakan suatu usaha untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru korban agar dapat bekerja kembali dengan cara mengembangkan dan mengempiskan paru-parunya. Tindakan awal dalam memberikan pernapasan buatan adalah membersihkan hidung, mulut, dan kerongkongan korban dari segala kotoran yang menyumbat jalannya pernapasan. Kemudian baringkan korban sesuai dengan bantuan pernapasan yang akan diberikan. Sikap penolong disesuaikan pula dengan pernapasan buatan yang akan diberikan.

Jika korban sudah tenggelam, pernapasan buatan harus segera diberikan di tempat kejadian, jangan menunggu sampai korban dibaringkan ke darat. Pada situasi ini pemberian pernapasan buatan dilakukan dengan cara mengangkat kepala korban ke permukaan air kemudian langsung meniupkan udara ke mulut atau hidung agar langsung masuk ke dalam paru-paru. Kemudian tiupan dihentikan dengan melepaskan mulut penolong agar mulut atau hidung si korban terbuka. Hal ini dilakukan berulang-ulang.

0 Response to "Keterampilan Dasar Penjelajahan di Pantai"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...