Latest News

Menjelaskan & Melisankan Gurindam XII


Melisankan Gurindam XII sama halnya dengan cara melisankan pantun. Melisankan gurindam hampir sama dengan mendeklamasikan pada puisi. Akan tetapi, pelisanan gurindam dilakukan dengan cara dilagukan.
Dalam melisankan gurindam, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut;
1. Lafal, yaitu kejelasan pengucapan bunyi bahasa (kata). Untuk mengetahui pelafalan setiap kata, kalian dapat melihatnya dalam kamus bahasa Indonesia.
Perhatikan pelafalan penggalan gurindam berikut ini:
/barang syapa tyada mìmìgang ägama,/
/sekali-kali tiada boleh dibhilang nama,/
/barang syapa mengenal yang empat,/
/maka itulah orang yang ma’rifat./

2. Intonasi, yaitu naik turunnya suara. Intonasi dalam pelisanan gurindam, berkaitan dengan proses melagukan. Perhatikan contoh penggalan berikut ini!
.......
Jika hendak/mengenal/orang berbangsa,
Lihat kepada/budi/dan bahasa.
Dari contoh di atas, tanda (1) berarti intonasi naik; (2) berarti intonasi sedang atau datar, dan (3) berarti intonasi turun. Selain itu, Anda harus memerhatikan pula tanda jeda atau tanda untuk berhenti sejenak (tanda). Dalam melisankan gurindam, jeda yang digunakan adalah jeda pendek, yaitu berhenti selama satu ketukan.
3. Ekspresi, yaitu gerak mimik muka yang menandakan peralatan. Dalam melisankan gurindam, Anda harus menciptakan suasana santai, tapi menampilkan kesan yang kudus dan khusuk. Sebab, gurindam berisi nasehat yang disampaikan dengan jalan bersenda gurau. Oleh karena itu, gunakan pula suara yang dalam yaitu suara dengan frekuensi rendah.
4. Mimik muka yang perlu ditampilkan adalah mimik muka yang santai tapi serius, sebagaimana saat kamu menasehati teman sebayamu.

 Menjelaskan Gurindam yang Dihubungkan dengan Konteks
Gurindam merupakan puisi lama yang tersusun atas dua larik yang bersajak sama. Kedua larik tersebut merupakan sebuah kalimat majemuk yang hubungannya sebagai anak dan induk kalimat serta menjalin makna sebab akibat antarkeduanya.
Coba Anda perhatikan gurindam berikut (salah satu larik pada pasal kesepuluh)!
Dengan Bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi ditempatkan secara berhati-hati dan teliti serta lebih cepat. Kata-kata di atas merupakan rangkaian kata yang langsung menimbulkan makna (eksplisit).
Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan kata-kata yang memiliki nilai konotatif yang berupa simbol, seperti gurindam berikut!
Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.

Bila Anda perhatikan kata-kata dalam gurindam, diksi (pilihan kata) diambil dari bahasa Melayu karena menang asal gurindam tersebut dari Kepulauan Riau.
2. Menyimpulkan Isi dan Menjelaskan Bentuk Gurindam
Seperti yang telah dijelaskan, gurindam merupakan puisi lama yang hanya terdiri dari dua baris dan masing-masing baris memiliki hubungan sebab akibat yang menjelaskan satu makna.
a. Apabila terpelihara lidah, niscaya dapat dari padanya faedah.
b. Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta.
Bila Anda perhatikan kedua gurindam di atas, dapat disimpulkan bahwa isi gurindam mengisyaratkan kepada nasehat, petuah sedangkan bentuknya sangat sederhana karena terdiri dari 2 baris dan bersajak sama.

0 Response to "Menjelaskan & Melisankan Gurindam XII"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...