Kalian pernah mempelajari frasa dalam bahasa Indonesia. Pada pelajaran kali ini, kalian akan membahas masalah klausa dan kalimat dalam bahasa indonesia.
Klausa
Satuan gramatikal berupa kelompok
kata yang sekurang-kurangnya
terdiri
atas subjek dan predikat, seperti: Waktu kami datang, mereka sedang makan. Kalimat
majemuk ini terdiri atas dua klausa, yaitu kami datang dan
mereka sedang makan. Bagian yang pertama disebut klausa bawahan dan
bagian kedua dinamakan klausa inti. Istilah lain, yang pertama ialah anak
kalimat dan yang kedua ialah induk kalimat. Klausa dibagi menjadi
dua sebagai berikut.
1. Klausa Nominal
Klausa yang predikatnya tidak
terdiri atas kata kerja.
Contoh:
Bunga itu indah.
2. Klausa Verbal
Klausa yang predikatnya terdiri
atas kata kerja.
Contoh:
Kami sedang bekerja.
Kalimat
Satuan ujaran yang dapat berdiri
sendiri dan mempunyai intonasi
akhir
yang menunjukkan kesatuan ujaran itu.
Contoh:
Kami baru datang dan dia baru
berangkat.
Kami baru datang,
intonasinya belum intonasi akhir karena suara masih naik dan baru
pada kata berangkat, intonasinya berakhir dan barulah seluruhnya itu
dianggap sebuah kalimat. Sampai pada kata datang,
ujaran itu kita namakan klausa karena telah mempunyai subjek dan predikat.
Jadi, ada kalimat yang berklausa
satu: Saya pergi, berklausa dua: Saya pergi dan adik datang, dan
ada yang berklausa lebih dari dua.
Jenis-Jenis Kalimat
1. Kalimat Berita (deklaratif)
Kalimat yang intonasinya mengandung
intonasi deklaratif dan
dari segi arti mengandung pernyataan atau memberitahukan sesuatu.
2. Kalimat Perintah
Kalimat yang intonasinya imperatif
dan dari segi arti mengandung
perintah, permintaan, atau larangan. Dari segi ejaan, pada akhirnya
diberi tanda seru (!).
3. Kalimat Tanya
Kalimat dengan intonasi interogatif
dan dari segi arti mengandung
pertanyaan. Dari segi ejaan pada akhirnya diberi tanda tanya (?)
4. Kalimat Ellips
Kalimat yang tidak lengkap
unsur-unsurnya, tetapi lengkap
artinya.
Sebagian dari unsur kalimat itu, mungkin subjek, predikat, atau keterangannya
tidak diucapkan lagi karena telah dianggap diketahui.
5. Kalimat Ekuatif
Kalimat yang predikatnya kata benda
(nominal) dan sering juga
disebut kalimat persamaan dan terdiri atas S dan P. Pada umumnya, frasa nominal
yang pertama adalah subjek dan yang
kedua
adalah predikat.
Contoh:
Dia itu pengarang.
Dia itulah pengarang.
Dia pada
kalimat pertama adalah subjek, sedangkan pada kalimat kedua karena
memakai partikel-lah, menjadi predikat.
6. Kalimat Emfatik
Kalimat yang memberikan penegasan
khusus kepada subjek dengan
menambahkan partikel -lah atau menambahkan kata penghubung yang di
belakangnya.
Contoh:
a. Mereka bertanya tentang hal
itu.
b. Jadi, merekalah yang bertanya
tentang hal itu.
Dengan demikian, mereka yang
menjadi S pada kalimat a
dan menjadi P pada kalimat b.
7. Kalimat Statif
Kalimat yang predikatnya adjektif
dan selalu memanfaatkan kata-kata
verbal adalah dan ialah untuk memisahkan S dari P-nya.
Contoh:
Segala yang dikatakannya itu adalah
bohong.
Kesediaannya untuk turut bersama
adalah pura-pura belaka.
Bergotong royong membersihkan
kampung adalah hal yang
biasa di sini.
8. Kalimat Bersusun (majemuk)
Kalimat yang mengandung dua klausa
atau lebih, baik keduanya
itu setara, atau sebuah klausa inti (induk) dan yang lainnya klausa bawahan
(subklausa).
9. Kalimat Minim
Kalimat yang tidak dapat dipecahkan
lagi atas bagian-bagian yang
lebih kecil lagi.
Contoh:
Diam! Yang mana?
Pergi! Sesudah jam tujuh.
Mana? Kemarin pagi.
10. Kalimat Panjang
Kalimat yang dapat dipecahkan lagi
atas kontur-kontur yang lebih
kecil. Kontur adalah ujaran yang diapit oleh kedua kesenyapan.
Kami berangkat Mereka baru pergi.
Guru sedang menulis Siswa membaca.
Kami, berangkat, mereka, baru
pergi, guru, sedang menulis,
siswa, dan
membaca adalah kontur yang lebih kecil.
11. Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terjadi dari
sebuah klausa saja.
Contoh:
Kami membaca. Dia menulis.
Guru sedang menerangkan pelajaran.
Ibu sedang memasak di dapur.
12. Kalimat Minor
Kalimat yang hanya mengandung satu
unsur pusat saja. Beda
dengan kalimat minim, pada kalimat minor ini tinjauan dilakukan atas inti
kalimat itu, yang menurut biasanya terdiri atas sekurang-kurangnya
dua, yaitu subjek dan predikat. Jika
cuma
satu intinya maka kalimat itu kalimat minim. Mereka sudah datang?
Baru berangkat Apa
kabar? Jangan khawatir.
13. Kalimat Mayor
Kalimat yang sekurang-kurangnya
mengandung dua unsur pusat,
yaitu subjek dan predikat.
Mereka sudah datang.
Dia baru berangkat.
Apa kabar kau, Aman?
Kamu jangan khawatir.
14. Kalimat Nominal
Kalimat yang predikatnya terdiri
atas kata-kata selain kata kerja.
Contoh:
Buku itu tebal.
(kata sifat)
Harimau itu binatang.
(kata benda)
Saya di rumah.
(kata depan + kata benda)
15. Kalimat Terbelah
Kalimat yang terjadi karena proses
tematisasi, menempatkan satu
bagian kalimat yang semula di sebelah kanan dipindah ke sebelah kiri.
Contoh:
a. Si Ali menulis surat kepada
si B
b. Surat yang ditulis si Ali
kepada si B
c. Kepada si B, si Ali menulis
surat.
d. Yang menulis surat kepada si
B ialah si Ali.
Kalimat nomor b, c,
dan d adalah kalimat terbelah.
16. Kalimat Transformasi
Lawan kalimat inti atau kalimat
yang dibentuk dari kalimat inti,
baik
diperluas, dipersempit, dijadikan kalimat tanya, perintah, atau lain-lain.
Contoh:
Engkau menulis surat. (Kalimat
Inti)
Kemarin engkau menulis surat. (Transformasi)
Tulis surat itu! (Transformasi)
Kau menulis? (Transformasi)
Surat kau tulis. (Transformasi)
Kau tulis surat. (Transformasi)
17. Kalimat Verbal
Kalimat yang predikatnya kata
kerja.
Contoh:
Mereka bekerja.
Kami menulis surat.
Mereka tertawa.
18. Kalimat Ekatransitif
Kalimat yang mempunyai objek,
tetapi tidak berpelengkap.
Jadi,
hanya terdiri atas S-P-O-P saja.
Contoh:
Saya menulis surat.
Mereka mengunjungi pameran buku
itu.
Kami akan mendapat tugas yang berat.
19. Kalimat Dwitransitif
Kalimat yang mempunyai objek dan
pelengkap. Jadi,
terdiri atas S-P-O-P.
Contoh:
Dia mencarikan adiknya pekerjaan.
Bapak membelikan saya buku.
Adik membacakan ibu surat.
20. Kalimat Semitransitif
Kalimat yang tidak memakai objek,
tetapi mempunyai pelengkap.
Kalimat
ini mempunyai predikat yang berprefiks ber- dan bersufiks -kan.
Dengan -kan ini, verbanya memerlukan pelengkap.
Contoh:
Bersenjatakan senapan.
Berkendaraan Honda.
Bercita-citakan kesejahteraan.
21. Kalimat Holofrastis – Kalimat
Sekata
Kalimat-kalimat yang terdiri atas
sebuah kata saja. (Holo
berarti tak terbagi dan phrase berarti
kalimat). Kalimat ini biasanya
diucapkan anak-anak yang masih berumur 1–1,5 tahun yang memulai belajar
berbicara.
Contoh:
Ma -
mama atau ibu
Pa -
papa atau bapa
Pis -
mau buang air kecil
Bok -
mau tidur
Mam -
mau makan
0 Response to "Klausa dan Kalimat dalam Bahasa Indonesia"