Latest News

Peran & fungsi Lembaga Pendidikan


Peran & fungsi Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi strategis untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Berdasarkan Teori Harton dan Hunt, lembaga pendidikan memiliki dua fungsi, yakni fungsi manifest dan fungsi laten pendidikan.
a. Fungsi Manifest
Fungsi manifest pendidikan merupakan fungsi yang dipandang dan diharapkan akan dipenuhi oleh lembaga itu sendiri, yaitu menyangkut:
1) Transmisi kebudayaan.
2) Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
3) Integrasi sosial.
4) Inovasi sosial.
5) Perkembangan kepribadian anak.
6) Memberi landasan penilaian dan pemahaman status relatif.

1) Transmisi Kebudayaaan
Transmisi kebudayaan masyarakat kepada anak dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Transmisi pengetahuan dan keterampilan.
b) Transmisi sikap, nilai-nilai, dan norma-norma.
Pertama, transmisi pengetahuan ini mencakup tentang pengetahuan bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, penemuan-penemuan teknologi, dan lain sebagainya. Pengertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan bagaimana dengan proses belajar, melainkan bagaimana menemukan sesuatu yang baru. Di sekolah, tidak hanya pengetahuan dan keterampilan saja yang diberikan melainkan lebih dari itu, transmisi ini juga mengajarkan, mengenalkan tentang bagaimana bersikap, bagaimana apresiasi terhadap nilai dan norma sosial. Transmisi sikap, nilai-nilai, dan norma itu dipelajari secara formal melalui situasi formal di kelas melalui contoh-contoh isi cerita bukubuku bacaan, sikap dan keteladanan guru, dan kreativitas dalam kelas. Melalui pelajaran Sosiologi misalnya, dengan mempelajari nilai dan norma yang ada di masyarakat, berarti telah terjadi transmisi kebudayaan.

2) Memilih dan Mengajarkan Peranan Sosial
Dalam kondisi masyarakat yang bagaimanapun bentuknya, akan mengenal adanya deferensiasi dan spesialisasi dalam pekerjaan. Perkembangan dan perubahan masyarakat yang disertai dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya spesialisasi dalam pekerjaan. Menghasilkan tenaga kerja yang berspesialisasi merupakan tugas dari sekolah sebagai lembaga pendidikan profesional.

3) Integrasi Sosial
Dalam masyarakat yang kompleks dan memiliki heterogenitas dan pluralistik, integrasi sosial merupakan fungsi yang terpenting. Bangsa kita yang terdiri dari bermacam agama, kebudayberbeda, serta adat-istiadat yang berbeda pula, menuntut adanya fungsi manifest pendidikan. Dalam keadaan yang demikian, bahaya disintegrasi akan muncul setiap saat dan setiap waktu. Untuk mengukuhkan integrasi bangsa, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
(a) Sekolah perlu mengajarkan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Dengan bahasa nasional, maka setiap orang akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan mudah antara suku-suku yang berbeda dalam masyarakat. Dengan demikian, bahasa nasional berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa.
(b) Sekolah mengajarkan pengalaman-pengalaman yang mendidik kepada peserta didik melalui pengembangan kurikulum, bukubuku pelajaran, dan buku bacaan di sekolah. Pengalaman langsung akan sangat membantu peserta didik dalam meresapi arti penting pendidikan, sehingga pada gilirannya dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
(c) Sekolah mengajarkan kepada peserta didik corak kepribadian nasional melalui pelajaran Sosiologi, Sejarah, Geografi Nasional, upacara-upacara peringatan momen bersejarah, dan peringatan hari-hari besar nasional.
(d) Sekolah harus mengajarkan sikap bela negara, patriotisme, dan nasionalisme melalui pengajaran yang strategis, seperti pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Sejarah, dan pelajaran-pelajaran lain yang relevan.

4) Inovasi Sosial
Dengan adanya pendidikan dan pelatihan melalui kegiatan penelitian, diharapkan akan mampu menemukan sesuatu yang baru untuk pembaharuan dalam masyarakat, baik inovasi dalam lapangan dan teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan, maupun dinamika kehidupan masyarakat. Fungsi ini akan tampak menonjol pada perguruan tinggi melalui kegiatan penelitian. Namun demikian, di kalangan peserta didik atau sekolah juga kegiatan penelitian sangat terbuka lebar dalam rangka proses inovasi sosial. Inovasi sosial tidak mengharuskan pada masalah-masalah yang besar, melainkan juga dapat dilakukan terhadap masalah-masalah yang konkret, yang ada dalam lingkungan sekitar kita.

5) Perkembangan Kepribadian Anak
Pendidikan sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan mempengaruhi perkembangan intelek anak saja, melainkan juga harus memperhatikan perkembangan watak anak melalui latihan kebiasaan dan tata tertib, pendidikan agama, dan budi pekerti. Kepribadian anak dapat dibangun melalui lembaga pendidikan. Hal demikian diperlukan mengingat anak atau peserta didik merupakan individu yang sedang berkembang, sehingga perlu ada pengendali atau pengarahan dari orang lain. Tanpa adanya arahan yang baik, maka perkembangan kepribadian anak tidak akan normal.

6) Memberi Landasan Penilaian dan Pemahaman Status Relatif
Untuk melakukan suatu interaksi, individu harus menempatkan diri pada suatu posisi tertentu dalam masyarakat. Dalam setiap pergaulan, agar seseorang dapat menempati posisinya, ia harus memiliki landasan penilaian dan pemahaman tentang status atau kedudukan anggota masyarakat yang ada. Misalnya, seseorang yang akan mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat setidaknya harus memahami siapa yang dihadapinya, apakah pelajar, mahasiswa, pegawai, pejabat negara, pedagang, atau petani.. Tumbuhnya penyesuaian diri ini disebabkan oleh keinginan anggota masyarakat untuk saling mempengaruhi. Seseorang yang memiliki pemikiran yang luas, ia akan menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan dirinya tidak dapat dipenuhi sendiri melainkan dipengaruhi oleh orang lain yang ada di sekelilinginya. Dengan memahami posisi dirinya dalam masyarakat, maka manusia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Fungsi manifest ini merupakan fungsi langsung yang tampak dan dapat dirasakan kegunaannya oleh masyarakat. Beberapa fungsi manifest ini dapat dilihat pada:
a) Membantu orang untuk mempertahankan kehidupannya.
b) Menjadikan orang mampu mengembangkan potensinya, baik dalam rangka membangun dirinya maupun masyarakat.
c) Melestarikan kebudayaan melalui regenerasi.
d) Mengembangkan pola pikir rasional.
e) Mengembangkan sikap kritis dan tanggap terhadap situasi.
f) Membangun sikap demokratis.
g) Membangun intelektual dan mentalitas.
h) Membangun kemampuan adaptasi.
i) Menumbuhkan sikap nasionalisme.
j) Memupuk rasa persatuan dan kesatuan.
k) Membentuk integritas dan kepribadian.

b. Fungsi Laten Pendidikan
Fungsi ini merupakan fungsi tidak langsung karena tidak sertamerta dirasakan oleh masyarakat. Pendidikan dalam waktu yang relatif lama dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi menghambat kemandirian atau kedewasaan anak. Sepanjang menempuh pendidikan formal, anak pada umumnya masih tergantung kepada orang tua, terutam formal, anak pada umumnya masih tergantung kepada orang tua, terutama yang berkaitan dengan pembiayaan.
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah fungsi dari konsekuensi lembaga pendidikan yang tidak dikehendaki dan dapat diramalkan, yaitu:
1) Perpanjangan masa ketidakdewasaan, dengan demikian menunda peralihan masa kedewasaan anak.
Pelanjutan sekolah anak berarti menunda masuknya anak dalam dunia kerja, yang menyebabkan ketergantungan pada keluarga. Ketergantungan inilah yang akan berdampak bagi proses sosial anak sebagai generasi muda.
2) Melunturnya budaya hormat dan berbakti kepada orang tua.
Dengan demikian, proses sosialisasi yang terjadi pada anak tidak dapat diketahui atau dikontrol oleh keluarga (hilangnya fungsi kontrol keluarga).
3) Menjadi saluran bagi mobilitas sosial dalam masyarakat.
Seseorang yang berasal dari kalangan bawah, melalui lembaga pendidikan dapat mengejar cita-cita menjadi seorang yang profesional dan dapat menempati kalangan atas, misalnya menjadi pegawai tinggi.
4) Melemahnya pengawasan orang tua.
Dengan keluar dari daerah atau kota untuk melanjutkan pendidikan sehingga membentuk lingkungan sendiri yang terpisah dari lingkungan keluarga, akan menghilangkan kontrol sosial keluarga terhadap anak. Lemahnya pengawasan orang tua ini akan berdampak pada pembentukan identitas baru pada anak, yakni proses penyesuaian diri dengan lingkungan barunya.
5) Mempertahankan sistem kelas sosial.
Dengan pendidikan yang diperoleh seseorang, orang dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan status sosial tersebut. Tetapi tergantung dari sudut penilaian atau sudut pandang masyarakat yang bersangkutan.
6) Tempat bernaungnya beberapa pendapat “kritis” di kampus.
Selama ini mahasiswa dianggap sebagai ujung tombak dalam kontrol sosial, terutama dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan banyaknya organisasi mahasiswa yang bernaung dalam lembaga pendidikan, terutama pada universitas-universitas, maka budaya kritis dapat dipertahankan.

0 Response to "Peran & fungsi Lembaga Pendidikan"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...