Latest News

Pengelolaan Air Hujan


Pengelolaan Air Hujan
Di masa mendatang, dunia termasuk Indonesia dihadapkan pada ancaman krisis air bersih. Masalah krisis air bersih sangat penting untuk diperhatikan dan dicari cara untuk mengatasinya. Berkaitan dengan masalah air di Indonesia maka kita dapat mengajukan pertanyaan. Mengapa wilayah Indonesia yang memiliki curah hujan begitu tinggi, yaitu 2.000–4.000 mm/tahun sering mengalami kekeringan? Mengapa terjadi peningkatan bencana banjir pada musim hujan? Bencana kekeringan dan banjir terjadi karena kesalahan dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan kerusakan lingkungan hidup. Kekeringan dan banjir dapat diatasi dengan mengelola air hujan sebaikbaiknya dengan menerapkan konsep memanen air hujan (rain water harvesting). Beberapa metode memanen hujan sebagai berikut.

a. Metode Kolam Tandon
Metode ini dilakukan dengan membuat bak atau kolam penampungan (tandon) air hujan di setiap rumah tangga. Kolam dapat dibuat di bawah rumah, di bawah teras, atau di halaman rumah. Pembuatan kolam tandon air hujan dan pemanfaatannya untuk mencukupi kebutuhan air bersih telah dipraktikkan penduduk Gunung Kidul, Yogyakarta.

Pembuatan kolam di tanah pekarangan (jogangan) juga telah lama dipraktikkan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Selain menampung air hujan, kolam di pekarangan dimanfaatkan untuk memelihara ikan dan merendam kayu. Metode kolam dalam ukuran besar dapat diterapkan pada galian-galian bekas tambang golongan C. Galian bekas tambang digunakan untuk menampung dan meresapkan air hujan sekaligus dapat dikembangkan untuk rekreasi air.

Limpasan air hujan suatu kawasan permukiman dapat ditampung di kolam untuk diolah menjadi air minum dan kebutuhan rumah tangga. Cara ini telah dipraktikkan di kompleks-kompleks perumahan perusahaan tambang di Sumatra dan Kalimantan.

b. Metode Sumur Resapan
Metode ini sudah dikenal dan banyak diterapkan di setiap rumah dan perkantoran. Sumur resapan dibuat dengan membuat galian tanah berbentuk sumur. Pada bagian dasar tidak sampai menyentuh air tanah dan pada dindingnya dibuat berlubang-lubang untuk memberi kesempatan air hujan meresap ke dalam tanah. Pembuatan sumur resapan juga telah diterapkan di ruas-ruas jalan sepanjang saluran drainase, tempat rekreasi, lapangan olahraga, dan lapangan terbang.

c. Metode Tanggul Pekarangan
Metode ini dilakukan dengan menyusun batu kali atau batu bata yang membentuk tanggul setinggi 20–30 cm di sekeliling pekarangan rumah. Metode ini banyak dipraktikkan di beberapa daerah seperti Magelang dan Temanggung (Jawa Tengah), serta Sleman (Yogyakarta). Tanggul pekarangan ini berfungsi menahan air hujan, meresapkannya ke dalam tanah, dan mencegah erosi.

d. Metode Modifikasi Lanskap
Modifikasi lanskap dilakukan dengan berbagai usaha. Misalnya, membuat parit-parit kecil dan cekungan-cekungan dangkal di pekarangan rumah; mengganti jaringan drainase kawasan dengan cekungan-cekungan di beberapa tempat; dan menentukan suatu kawasan khusus untuk peresapan air hujan dengan diversifikasi vegetasi dan larangan mendirikan bangunan di kawasan itu.
Sumber: Kompas

0 Response to "Pengelolaan Air Hujan"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...