Faktor-Faktor Penyebab Perubahan / Dinamika Sosial
Menurut Soekanto faktor-faktor penyebab perubahan/dinamika sosial dibagi menjadi dua golongan besar, sebagai berikut.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut.
1) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial. Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2) Adanya penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Misalnya, penemuan traktor untuk membajak sawah telah mengubah cara masyarakat membajak sawah. Dulu masyarakat membajak sawah dengan bajak yang ditarik kerbau atau sapi, sekarang orang membajak sawah dengan traktor yang dirasakan menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat maupun gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau kelompok. Adapun invention adalah penemuan baru yang sudah diakui, diterima serta diterapkan masyarakat.
3) Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetap mempertahankan tradisi lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.
4) Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat, antara lain berikut ini.
1) Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena banjir menyebabkan masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa harus mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat.
2) Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara yang kalah. Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia. Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga kemasyarakatan.
3) Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain. Interaksi yang dilakukan antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya.
Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut.
a) Akulturasi (cultural contact)
Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur/menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama.
Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti berikut.
– Substansi, yaitu unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahan struktural yang kecil sekali.
– Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sistem yang baru.
– Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan kepada unsur yang lama.
– Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.
– Orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.
– Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, dan gerakan pembangkitan.
b) Difusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan. Difusi dapat dibedakan ke dalam jenis berikut.
– Difusi intra-masyarakat
Difusi intra-masyarakat dipengaruhi hal-hal berikut.
•) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat.
•) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi (untuk diterima/ditolak).
•) Unsur yang berlawanan dengan unsur fungsi lama akan ditolak.
•) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan.
•) Ada tidaknya batasan dari pemerintah.
– Difusi antarmasyarakat
Difusi antarmasyarakat dipengaruhi hal-hal berikut.
•) Kontak antarmasyarakat tersebut.
•) Kemampuan mendemonstrasikan.
•) Kegunaan.
•) Menyaingi unsur lama atau mendukung.
•) Peran penemu dan penyebarannya.
•) Pemaksaan.
– Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan symbiotic.
– Invasi
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.
– Asimilasi
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
– Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
– Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
– Adaptasi
Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).
– Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru.
0 Response to "Faktor-Faktor Penyebab Perubahan / Dinamika Sosial"