Golongan darah dari hereditas pada manusia
Berstein seorang berkebangsaan Jerman dan Furuhata, seorang berkebangsaan Jepang adalah tokoh yang pernah mengemukakan hipotesis bahwa hanya sepasang gen pada individu yang bertanggung jawab atas golongan darahnya. Penggolongan darahnya tersebut didasarkan pada adanya aglutinogen (antigen) tertentu di dalam sel darah merah. Adanya antigen tersebut dalam sel darah merah bersifat menurun sebab dikendalikan oleh gen. Kita mengenal beberapa sistem penggolongan darah, di antaranya adalah:
a. sistem A, B, O;
b. sistem M N, dan;
c. sistem Rhesus (Rh).
a. Penggolongan darah menurut system A, B, O
Menurut sistem ini, golongan darah manusia dibedakan atas 4 macam, yaitu sebagai berikut.
1) Golongan darah A apabila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA.
2) Golongan darah B apabila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB.
3) Golongan darah A dan B apabila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, masing-masing kemunculannya dikendalikan oleh gen IA dan IB.
4) Golongan darah O apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A atau B. Keadaan ini timbal balik karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat sensitif, baik terhadap gen IA maupun gen IB. Jadi, gen IA dan IB adalah 2 gen yang bersifat kodominan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat tabel hubungan antara fenotipe golongan darah, genotipe, dan kemungkinan sel gametnya
b. Penggolongan darah menurut M N
Pada tahun 1976, Landsteiner dan Lavene mengemukakan adanya golongan M, MN, dan N, yang masing-masing disebabkan oleh adanya antigen M, MN, atau N. Antigen ini tidak membentuk zat anti (aglutinin), sehingga apabila ditransfusikan dari golongan satu ke golongan yang lain tidak akan menimbulkan gangguan. Tetapi, apabila antigen tersebut disuntikkan ke dalam tubuh kelinci, serum kelinci akan membentuk zat antinya. Dengan demikian, apabila serum kelinci yang mengandung zat anti ini disuntikkan ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan gangguan.
Adanya antigen M ditentukan oleh gen Im, adanya antigen MN ditentukan oleh Im dan In, sedangkan adanya antigen – antigen N, ditentukan oleh gen In. Berdasarkan hal tersebut, macam fenotipe, genotipe dan kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan M, MN, atau N dapat diketahui
c. Penggolongan system Rhesus
Pada tahun 1946, Landsteiner dan A.S. Weiner menentukan antigen
tertentu dalam darah kera Maccacus rhesus (sejenis kera India), yang diberi
nama antigen Rhesus (Rh). Antigen ini juga ditentukan dalam sel darah
merah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus ini, darah
manusia dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) golongan Rh+, apabila dalam sel darah merahnya ditemukan antigen
rhesus, dan
2) golongan Rh-, apabila dalam sel darah merahnya tidak ditemukan antigen rhesus.
Adanya antigen Rh di dalam darah dikendalikan oleh gen IRh, yang dominan terhadap Irh, sehingga genotipe orang menurut sistem Rh ini dapat dibedakan.
Perlu Anda ketahui jika individu Rh+ menerima darah dari individu Rh+ maka tidak akan terjadi penggumpalan darah, sebab tidak ada reaksi antibodi terhadap antigen Rh dalam tubuh resipien. Demikian juga individu Rh+ yang menerima darah dari individu Rh– juga tidak mengalami reaksi penggumpalan, karena resipien tidak mempunyai antibodi.
Jika individu Rh– yang menerima darah dari individu Rh+, pada awalnya tidak terjadi penggumpalan darah, tetapi setelah menerima darah kembali di Rh+ untuk kedua kalinya maka akan terjadi penggumpalan, sebab antibodi sebelumnya yang sudah terbentuk akan menyerang pada antigen baru.
Misalnya, ibu Rh– menikah dengan suami Rh+, akan melahirkan bayi Rh+ lahir dengan selamat. Pada waktu lahir rahim ibu kemungkinan akan tertinggal antigen Rh yang ikut dalam peredaran darah ibu. Apabila melahirkan bayi kedua dengan Rh+ lagi, maka akan terjadi lagi perembesan darah janin ke peredaran darah ibu, sehingga jumlah antibodi yang terbentuk di dalam tubuh ibu menjadi sangat banyak. Akibat-nya bayi tersebut mengalami penyakit anemia berat Erythroblastosis fetalis dengan tanda-tanda tubuh menggembung dengan cairan hati dan limpa membengkak, di dalam darah banyak erithroblas (erithrosit yang belum masak dan daya ikatnya terhadap oksigen rendah dan warna kulit keemasan. Bayi yang mengalami gangguan ini biasanya tidak berumur panjang, namun, dapat ditolong dengan jalan pemberian suntikan anti serum anti- Rh kepada ibu Rh–, karena anti serum ini akan merusak sel-sel Rh+, sehingga ibu tidak perlu memproduksi antibodi anti -Rh.
0 Response to "Golongan darah dari hereditas pada manusia"