Latest News

Sejarah Pembaruan Sistem Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di bawah Pemerintahan Daendels di Indonesia

Sejak menguasai Belanda, Kaisar Napoleon mengangkat adiknya yang bernama Louis Napoleon menjadi penguasa di Belanda. Louis Napoleon merasa khawatir kalau Pulau Jawa sebagai jajahan Belanda direbut oleh Inggris. Padahal, Inggris pada saat itu sudah mulai meluaskan daerah jajahannya di Indonesia dengan menduduki wilayah Bengkulu, Padang, Pulau Penang, Ternate, dan beberapa daerah lain di Maluku. Louis Napoleon segera mengirimkan seorang ahli militer yang bernama Herman Willem Daendels ke Pulau Jawa sebagai gubernur jenderal untuk mengantisipasinya.....

Pada tanggal 1 Januari 1808, Daendels bersama ajudannya mendarat di Banten. Pada tanggal 15 Januari 1808, Gubernur Jenderal Wiese menyerahkan kekuasaannya kepada Daendels. Kedatangan Daendels di Indonesia sebagai gubenur jenderal mempunyai tugas pokok mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki keadaan tanah jajahan.

Daendels berusaha mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris dengan melakukan tindakan, antara lain sebagai berikut;
a. Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
b. Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
c. Membangun pangkalan Angkatan Laut di Merak dan di Ujung Kulon.
d. Memperkuat pasukan dengan beranggotakan orang Indonesia.
e. Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

Selain berusaha dalam bidang pertahanan dan kemiliteran, Daendels juga berusaha memperbaiki keadaan Pulau Jawa dengan tindakan sebagai berikut:
a. Membagi Pulau Jawa dalam sembilan Perfectoor (daerah).
b. Menjadikan para bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda
c. Memperbaiki gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman berat bagi para pegawai yang berbuat curang.
d. Mendirikan badan-badan pengadilan yang akan mengadili orang-orang Indonesia sesuai dengan adat-istiadatnya.

Usaha yang dilakukan Daendels untuk mempertahankan Pulau Jawa membutuhkan biaya sangat besar. Padahal, Daendels tidak mendapat bantuan keuangan yang memadai dari Belanda. Untuk itu, Daendels berusaha memperoleh biaya yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tetap menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (verplichte leverantie) .
b. Menerapkan kerja paksa (rodi) yang memberi manfaat besar bagi Belanda.
c. Menjual tanah-tanah kepada swasta bangsa Belanda dan Tionghoa lengkap dengan penduduknya. Dengan demikian, lahirlah pengisapan dan kesewenang-wenangan oleh tuan-tuan tanah swasta terhadap rakyat Indonesia.
d. Memperluas areal penanaman kopi.

Pemerintahan Daendels di Indonesia membuat rakyat menderita. Selain harta kekayaan dikeruk, tenaga rakyat juga diperas dengan kejam. Pembuatan jalan raya dari Anyer sampai ke Panarukan yang dilakukan dengan kerja paksa (rodi) menyebabkan ribuan rakyat meninggal.

Penjualan tanah di daerah Bogor dan Probolinggo kepada para pengusaha swasta merupakan kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Oleh karena itu, pada tahun 1811 Daendels dipanggil pulang ke Negeri Belanda. Selanjutnya, Louis Napoleon mengangkat Jansens sebagai gubernur jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels. Sayangnya Gubernur Jendral Jansens sangat lemah dalam memerintah di Indonesia, akibatnya pada masa pemerintahannya, Indonesia berhasil direbut dan dikuasai oleh Inggris......

0 Response to "Sejarah Pembaruan Sistem Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di bawah Pemerintahan Daendels di Indonesia"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...