Latest News

asuhan keperawatan gangguan sikulasi ; Aterosklerosis

A.    Anatomi fisiologi
Pembuluh darah pada peredaran darah kecil terdiri atas arteri pulmonalis yang merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra menuju paru – paru. Mempunyai 2 cabang yaitu dekstra dan sinistra untuk paru – paru kanan dan kiri yang banyak mengandung karbondioksida didalam darahnya. Dan vena pulmonalis merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru – paru masuk kejantung bagian antrium sinistra. Didalamnya berisi darah yang banyak mengandungoksigen.
Pembuluh darah pada peredaran darah besar yaitu aorta merupakan pembuluh darah arteri yang besar pembuluh ini keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendens, lalu membelok kebelakang melalui raiks pulmonals sinistra, turun sepanjang kolumna vetebtralis menembus diagfragma lalu turun kebagian perut.
Pada vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal dengan sirkulasi darah yang berfumgsi sebagai transport oksigen, karbondiosida, makanan dan hormone serta obat – obatan keseluruh jaringan sesuai kebutuhan metabolism setiap sel dalam dalam organ tubuh. System kardiovaskuler dipengaruhim oleh factor perubahan volume cairan tubuh dan hormone tertentu. Darah dari system vaskuer memiliki fungsi yang tidak sama dalam menunjang system sirkulasi karena tidak selamanya sususnan histology tiap bagian pembuluh darah dalam system vaskuler.
Fungsi sirkulasi adalah sabagai berikut ;
1.      Arteri, mentransfor darah dibawah tekanan tinggi kejaringan, umtuk inim arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri.
2.      Arteriola, cabang kecil dari arteri. System arteri berfungsi sebagai kendali darah yang dikeluarkan kedalam kapiler. Arteriols mempunysi dinding otot yang kuat., mampu menutup arteriola dan melakukan dilatasi beberapa kali lipart, mengubah aliran darah kekapiler sebagai respon terhadap kebutuhan jaringan.
3.      Kapiler, untuk pertukaran cairan , zat makanan elektrolit, hormone dan bahan lainnya antara darah dan cairan intertetial. Dinding kapiler bersifat sangat tipis dan permeable terhdap molekul kecil.
4.      Venula, mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap, bergabung menjadi vena yang semakin besar.
5.      Vena, saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan pada system vena sangat rendah. Dinding vena sangat tipis akan tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh.
System vaskuler adalah system pembuluh darah yang berfungsi untuk tempat mengalirnya darah dari jantung menyebar keseluruh tubuh kembali kejantung. Pembuluh darah aorta sampai ke arteriole disebut pembuluh darah arteri. Sedangkan pembuluh darah venolus sampai dengan vena kava disebut pembiluh darah vena.
Fungsi utama pembuluh darah arteri adalah untuk mendistribusikan darah yang kaya oksigen dari jantung keseluruh jaringan tubuh. Sedangkan fungsi utama pembuluh darah vena mengalirkan darah yang mmbawa sisa metabolisme dan karbodioksida dari jaringan kembali ke jantung. Pada peredaran darah paru, pembuluh arteri mengandung darh miskin oksigen dan banyak karbondioksida, sedangkan pembuluh vena mengandung darah yang kaya oksigen.    
Arteri Merupakn pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh.
Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari venterikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari 3 lapisan yaitu:
1.    Tunika intima/interna. Lapisan yang paling dalam sekali yang berhubungan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
2.    Tunika media. Lapisan tyengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastis dan termasuk otot polos.
3.    Tunika eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdirir fdari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri.
Arteri yang paling beasar didalam tubuh yaitu Aorta dan arteri polmunalis. Garis tengah kira nkira 1-3cm, Arteri ini mempunyai cabang cabang keseluruhan tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut(kapiler).
Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuktunika intima, sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
Disamping itu arteri dapat mengecil dan melebar (kostriksi dan dilatasi) disebabkan oleh karna pengaruh saraf dari susunan  saraf otonom yang disebutvesomotor(vasodilator dan vasokontruktor).
Adapun peredaran darah di pembuluh darah arteri dimulai dari aorta keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui belakang kanan aretri polmunalis kemudian membelok kebelakang melalui radiks polmunalis dan turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma yang akhirnya kerongga perut dan panggul.
               
B.     Konsep Penyakit Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat timbunan material lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran darah. Peneliti menjelaskan bahwa stress oksidatif merupakan faktor penyebab disfungsi endotel pembuluh darah, sebagai kunci terjadinya abnormalitas pengerasan dinding pembuluh darah dan aterosklerosis. Jika penyempitan pembuluh darah terjadi di dalam pembuluh darah yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam pembuluh darah yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung. Obat antikolesterol (golongan statin) memang bisa menurunkan kolesterol, tetapi plak-plak yang terbentuk tidak bisa hilang, padahal plak tersebutlah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Aterosklerosis menyerang intima arteri besar dan medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dinamakan ateroma atau plak. Aterosklerosis merupakan penyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya di ekstermitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain.
    
C.     Etiologi
Akibat langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen, obstruksi oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pembuluh darah ), ulkus dan ruptur. Akibat tidak langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis yang disuplai oleh arteri yang sklerotik tersebut. Semua sel yang berfungsi aktif memerlukan suplai darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen dan peka terhadap setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Bila penurunan tersebut berat dan permanen, sel – sel tersebut akan mengalami nekrosis (kematian sel akibat kekurangan aliran darah) dan diganti oleh jaringan fibrosa yang tidak memerlukan banyak nutrisi.
Atereosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang percabangan arteri dalam berbagai derajat keparahan, biasanya berbentuk bercak – bercak. Cabang arteri biasanya hanya terkena pada bagian bifurcation.
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).

D.   D. Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intema arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorpsi nutrien oleh sel sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah yang menyumbat aliran darah karna timbunan ini menonjol keluman pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut. Selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar akan cenderung terjadi pembekuan darah hal ini menjelaskan terjadinya koagulasi intravaskuler diikuti oleh penyakit tromboemboli,yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
Banyak teori yang berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana ateroma terbentuk. Lesi utama yaitu ateroma, merupakan plak lemak dengan penutup jaringan fibrosa, perlahan –lahan menutup lumen pembuluh darah. Tidak satupun teori yang secara lengkap menjelaskan patogenesis, namun beberapa bagian dari berbagai teori tersebut dapat dikombinasikan menjadi teori reaksi terhadap cedera. Menurut teori ini cedera sel endotel pembuluh darah akibat gaya hemodinamika yang berkepanjangan, seperti gaya – gaya robekan dan aliran turbulensi, radiasi, bahan kimia atau hiperlipidema kronis terjadi pada sistem arteri. cedera pada endotelium meningkatkan agregasi trombosit dan monosit pada tempat cedera. Sel otot polos akan bermigrasi dan berproliferasi, sehingga terbentuk matriks kolagen dan selaput elastis. Mungkin tidak ada penyebab atau mekanisme melibatkan berbagai proses.
Secara morfologi, sel aterosklerosis terdiri atas dua jenis yaitu bercak lemak dan palk fibrosa. Bercak lemak berwarna kuning dan halus, sedikit menonjol kedalam lumen arteri, dan tersusun atas lemak dan sel - sel otot polos yang memanjang, lsi seperti ini dapat dijumpai pada arteri semua kelompok umur termasuk anak – anak, belum jelas apakah bercak lemak tersebut merupakan predeposisi pembentukan plak fibrosa atau merea dapat menghilang lagi. Biasanya tidak menimbulkan gejala klinis.
Plak fibrosa merupakan ciri khas aterosklerosis, tersususn oleh sel otot polos, serabut kolagen, komponen plasma dan lemak.berwarna putih  Sampai kuning keputihan dan menonjol dalam berbagai derajat kelumen, sampai suatu saat tonjolan tersebut tersumbat. Plak ini terutama ditemukan diaorta abdominal, arteri koroner, poplitea dan karotis interna. Plak ini dianggap tidak reversibel.
Penyempitan terhadap lumen arteri saat proses penyakit berkembang, menstimulasi perkembangan sirkulasi kolateral.
Jalan pintas pembuluh darah tersebut memungkinkan perfusi berlanjut kejaringan di bagian atas sumbatan arteri, tetapi biasanya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan terjadinya iskemia.pembuluh kolateral bisa memenuhi kebutuhan perfusi jaringan bisa juga tidak.

E.     Faktor Risiko
Ada banyak faktor risiko yang berhubungan dengan pembentukan aterosklerosis. Meskipun tidak jelas apakah modifikasi faktor risiko tersebut dapat mencegah perkembangan penyakit kardiovaskuler, namun bukti –bukti menunjukan bahwa modifikasi tersebut dapat memperlambat proses penyakit. Faktor risiko  tertentu seperti usia dan jenis kelamin tidak dapat dimodifikasi secara tidak langsung dengan mengubah faktor risiko lain. faktor risiko yang dapat dikontrol tersebut meliputi faktor diit, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes dan merokok.
Diit tinggi lemak mempunyai pengaruh berat terhadap aterosklerosis. Asosiasi jantung amerika merekomendasikan bahwa untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler kita harus menurunkan jumlah total lemak didalam diit, mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh dan mengurangi asupan kolestrol sampai kurang dari 300 mg/hari.
Berbagai obat kini telah digunakan untuk menurunkan lemak darah bersama dengan modifikasi diit dan latihan. Berbagai klarifikasi obat yang digunakan ; sekuestran asam empedu (kolestiramin atau kolestrol). Asam nitrotinat, statin (lovastatin, mavastin, dan simvatatin), asam fibrat (gemfibrozil) probucol, dan terapi penggantian estrogen. Diperlukan superfisi ketat bagi pasien yang menjalani terapi dengan obat – obat btersebut dalam jangka panjang.
Hipertensi yang mempercepat pembentukan lesi aterosklerotik pada pembuluh darah bertekana tinggi, dapat menyebabkan stroke. Penggunaan obat antihipertensi mengurangi risiko insiden stroke. Diabetes juga mempercepat proses aterosklerotik dengan menebalkan membran basal pembuluh darah besar maupun kecil.
Merokok adalah salah satu faktor risiko terbentuknya lesi aterosklerosis yang paling kuat. Nikotin akan menurunkan aliran darah ke ekstermitas dan meningkatkan kemungkinan pembentukan bekuan darah dengan cara meningkatkan agregasi trombosit. Karena karbon monoksida mengikat hemoglobin lebih cepat dibangingkan oksigen maka hal tersebut dapat menurunkan jumlah oksigen jaringan . Jumlah rokok yang dihisap berbanding langsung dengan parahnya penyakit. Menghentikan rokok dapat menurunkan resiko. Faktor yang lain seperti obesitas, stres dan kurang gerak diidentifikasi ikut berperan dalam proses penyakit ini.
Meskipun tidak ada faktor risiko tunggal yang sudah diidentipikasi sebagai sumber utama pembentukan penyakit kardiovaskulerr aterosklerotik, namun jelas bahwa semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya penyakit ini. Maka penghilangan semua faktor risiko yang dapat dikontrol sangat ditekankan. 

F.      Manisfetasi Klinis
ireversibel sel sel jantung. Iskemia yang lebih berat disertai kerusakan sel Aterosklerosis koroner menimbulkan gejala dan komplikasi sebagai akibat penyempitan lumen arteri dan penyumbatan aliran darah kejantung. Sumbatan aliran darah berlangsung progresif, dan suplai darah yang tidak adekuat (iskemia) yang ditimbulkan akan membuat sel sel otot kekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup.
Kerusakan sel akibat iskemia terjadi dalam berbagai tingkat. Manisfastasi utama iskemia miokardium adalah nyeri dada. Angina pektoris adalah nyeri dada yang hilang timbul, tidak disertai dinamakan infark miokardium. Jantung yang mengalami kerusakan ireversibel akan mengalami degenerasi dan kemudian diganti jaringan parut bila kerusakan jantung sangat luas, jantung akan mengalami kegagalan artinya ia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dengan memberikan curah jantung yang adekuat.
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan. Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang. Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

G.    Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:
1.      ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
2.      Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
3.      Skening ultrasonik Duplex
4.      CT scan di daerah yang terkena
5.      Arteriografi resonansi magnetik
6.      Arteriografi di daerah yang terkena- IVUS (intravascular ultrasound).

H.    Penatalaksanaan
Penatalaksaan aterosklerosis secara tradisional tergantung pada modifikasi faktor risiko, obat – obatan, prosedur bedah tandur (penggabungan dua pembuluh darah yang masih memiliki aliran bagus) dan cara perawatan telah didiskusikan sebelumya. Prosedur bedah tandur dilakukan berdasarkan pada angiogram yang dapat memperlihatkan tingkat obstruksinya.
Prosedur bedah vaskuler dibagi menjadi dua kelompok, prosedur inflow yang menyuplai darah dari aorta ke arteri femoralis, dan prosedur di bawah arteri femoralis.
Bila obstruk terletak setinggi aorta atau arteri iliaka, diperlukan infklow darah yang baru. Prosedur bedah pilihan adalah tandur aorta bi-iliaka. Bila mungkin,  anastomosis bagian distalnya disambung pada arteri iliaka, sehingga seluruh prosedur pembedahan dapat dikerjakan seluruhnya dalam abdomen. Namun bila bila arteri iliaka mengalami penyumbatan atau aneurisma, anastomosis distalnya harus disambun g kearteri femoralis (aorta bifemoral).bila diklakukan inflow pada pasien namun kondisi pasien tersebut tidak memungkinkan untuk pembedahan abdomen, yang dapat menyebabkan berbagai variasi tekanan darah dan memerlukan waktu pembedahan yang lama, maka akan dilakukan prosedur inflow dari arteri aksilaris ke arteri femoralis.
Kedua arteri aksilaris dapat dipakai inflow. Hal ini penting karena kebanyakan pasien tersebut juga mengalami penyumbatan pembuluh darah seperti gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah. Misalnya bila digunakan arteri aksilaris kanan, maka dapat disambungkan kearteri femoralis kiri (bila aretrii femoralis ini adekuat) untuk menyuplai kedua   tungkai. Jadi pasien menerima tandur aksiler – femoral dan femoral – femoral dari kanan kekiri. Apabila kedua sisi memerlukan darah, maka tandur aksiler bifemoral lebihg diutamakan.
 Apabila penyumbatan aterosklerosis terletak dibawah ligamen inguinalis diarteri femoralis superfisialis, pembedahan pilihannya adalah tandur femoralis popliteral. Bila anastomisis distal dilakukan diatas lutut mungkin perlu dipakai bahan prostesis ntuk tandur. Namun bila, anastomosis distalnya dibawah lutut, yang diperlukan adalah tandur vena safena agar tetap paten.
Pembuluh darah yang tersumbat didaerah tungkai bawa dan pergelangan kaki juga memerlukan tandur, terkadang seluruh arteria peplitea tersumbat dan hanya terdapat sirkulasi kolateral. Oleh sebab itu tandur dibuat dari femoral kearteri tibialis atau arteri peroneal. Tandur memerlukan vena asli agar tetap paten. Vena asli adalah vena autolog, biasanya vena sdafena magna atau parva atau kombinasi keduanya untuk memperoleh panjang yang di[perlukan. Kepatenan tandur ditentukan oleh berbagai hal mencakup ukuran tandur, lokasi tandur dan terjadinya hipperplasi lap[isan intim pada tempat anastomosis.
Berbagai teknik sinar X terbukti sebagai terapi yang dianjurkan pada prosedur pembedahan. Angioplasti laser adalah teknik dimana gelombang cahaya yang kuat disalurkan melalui kateter serat optik. Gelombang laser akan memanaskan ujung katerter perkutan dan menguapkan plak aterosklerosis. Alat artektomi rotasional dapat mengangkat lesi dengan mengabrasi palk yang telah menyumbat arteri secara total. Kelebihan laser, angioplasi dan artektomi adalah waktu untuk dirawat dirumah sakit menjadi singkat.

I.       Pengobatan
Pengobatan yang dapat  diberikan adalah pengobatan dengan mengunakan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya colestyramine, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin). Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.

ASUHAN KEPERAWATAN
 1.      Pengkajian
a.       Riwayat atau adanya faktor risiko. Terdapat tiga faktor risiko paling penting dalam perkembangan aterosklerosis yaitu peningkatan kadar lemak dalam darah, hipertensi, dan merokok. Faktor lain yang dapat meningkatkan perkembangan aterosklerosis adalah stres, riwayat keluarga positif, obesitas, gaya hidup monoton, pil keluarga berencana, dan diabetes melitus.
b.      Pemeriksaan fisik didasari pada pengkajian kardivaskuler harus dinyatakan :
Angina pektoris (nyeri dada) yang mungkin diikuti oleh:
·         Perasaan ketakutan
·         Dorongan untuk berkemih
·         Diaforensis
·         Mual
·         Dispnea
·         Ekstremitas dingin
c.       Kaji rasa sakit untuk mengidentifikasi tipe angina :
·         Angina stabil – nyeri dada intermitas dengan pola serangan yang dapat diprediksi, lamanya intensitasnya. Hal ini dapat berkurang dengan istirahat kurang lebih 15 menit.
·         Angina taskstabil – nyeri dada tidak dapat diprediksi, dapat terjadi kapan saja, bahkan pada saat istirahat atau selama tidur. Serangan pada umumnya berakhir setelah 20 menit dan frekuensi, intensitas dan durasinya meningkat. Tipe ini sering menyebabkan infark miokard antara 3 – 18 bulan.
·         Agina nokturnal – nyeri dada terjadi padamalam hari, biasanya selama tidur, hal ini dapat berkurang ketika duduk.
d.      Kaji perasaan pasien tentang kondisi dan pengaruh yang dirasakan dari gaya hidupnya.
   
2.      Diagnosa  dan Intervensi Keperawatan
a.    Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iskemia miokard.
Tujuan : nyeri dapat hilang
Kriteria hasil :
·         Menyatakan nyeri hilang atau tidak ada
·         Menunjukan postur tubuh rileks, kemampuan istirahat / tidur dengan cukup.
·         Membedakan ketidaknyamanan bedah dari angina / nyeri jantung pra operasi.
Intervensi
Tindakan atau intervensi
rasional
1.      Dorong pasien untuk melepaskan  tipe, lokasi dan intersitas, rentang skala 0-10. Tanyakan pasien bagaimana menbandungkan dengan nyeri dada praoperasi.






2.      Observasi cemas, mudah teransang, menangis, gelisah ,gangguan tidur

3.      Pantau tanda vital.








4.      Berikan tindakan nyaman (contoh pijatan punggung, perubahan posisi) bantu aktivitas perawatan diri.

5.      Identifikasi / dorong pegunakan perilaku seperti bimbingan imajinasi, distraksi, visualisasi,nafas dalam.

6.      Kolaborasi dengan tim medis yaitu dengan memberikan sesuai indikasi contoh prosifenia dan asitaminofen (darvoset – N), asetaminoven dan oksikodon (Tylox)

1.        Nyeri dada dimanisfestasikan dan ditoleransi secara individual. Penting untuk pasin menbedakan nyeri insisi dan tipe lain nyeri dada, contoh angina CABG tidak mengalami ketidak nyamanan berat pada insisi dadaini harus  dan mengeluh lebih sering pada sisi donor. Nyeri berat pada area ini harus diselidiki untuk kemungkina komplikasi.
2.        Petunjuk nonverbal ini dapat mengindentifikasi adnya /derajat nyeriyang dialami.
3.        Kecepatan jantung biasanya meningkat karena nyeri, meskipun respon bradikardi dapat terjadi pada penyakit jantung berat. TD mungkin meningkat karena ketidaknyamanan insisi tetapi dapat menurun atau tidak stabil bila terjadi nyeri dada berat kerusakan atau miokardia.
4.        Dapat meningkat relaksasi / perhatian tak langsung dan menurunkan frekuensi / kebutuhan dosis analgesik.

5.      Tehnik relaksasi pada penangganan stres, meningkatkan rasa sehat, dapat menurunkan kebutuhan analgesik dan meningkatkan penyembuhan.
6.      Biasanya diberikan  untuk kontrol nyeri adekuat dan menurunkan tegangan otot, yang memperbaiki kenyamanan pasien dan meningkatkan penyembuhan.


b.      Diagnosa keperawatan : gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : meningkatkan suplai darah arteri ke ekstermitas.
Hasil yang diharapkan :
·         Eksternitas hangat pada perabaan.
·         Warna ekstermitas membaik
·         Mengalami pengurangan nyeriotot saat latihan.
Intervensi
Tindakan atau intervensi
Rasional
1.      Menurunkan ekstermitas dibawah jantung
2.      Mendorong latihan jalan sedang atau latihan ekstermitas berhadapan

3.      Mendorong postural aktif
1.      Ekstermitas bawah yang tergantung memperlancar suplai darah arteri.
2.      Latihan otot  memperbaiki aliran darah dan pertumbuhan sirkulasi kolateral.
3.      Dengan latihan postural, pengisian akibat gravitasi terganggu sehingga pembuluh darah menjadi kosong.


c.       Diagnosa keperawatan : risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : percapaian / mempertahankan integritas jaringan
Hasil yang dicapai :
·         Inspeksi setiap hari untuk adanya cedera atau ulserasi.
·         Menghindari trauma dan iritasi kulit.
·         Menggunakan sepatu pelindung.
·         Setia pada aturan higiene ketat.
·         Makan diet seimbang yang mengandung cukup protein, vit B dan C.
Intervensi
Tindakan atau intervensi
Rasional
1.      Menginstruksi cara menghindsari trauma terhadap ekstermitas.




2.      Pendorong pemakaian bantal pelindung dan sepatu didaerah tertekan.
3.       Diperingati untuk menghindari garukan atau gosokan kuat.

4.      Promosi nutrisi yang baik, asupan vit B dan C yang adekuat dan protein ; mengontrolobesitas.
1.      Jaringan dengan nutrisi buruk peka terhadap trauma dan infeksi bakteria; penyembuhan luka melambat dan berhenti sehubungan dengan perfusi jaringan yang buruk.
2.      Sepatu dan bantal pelindung mencegah cedera atau lumpuh.

3.      Menggaruk dan mengosok dapat menyebabkan abrasi kulit dan invansi bakteri.
4.      Nutrisi yang bagus akan berguna pada proses penyembuhan dan mencegah kerusakan jaringan. 


d.   Diagnosa keperawatan : defisit pengetahuan mengenai aktivitas perawatan diri.
Tujuan : patuh dalam menjalankan program perawatan diri
Kriteria :
·         Melakukan perubahan posisi sesering yang dianjurkan
·         Melaksanaan program penatalaksanaan stres.
·         Minum obat sesuai resep.
·         Menerima keadaan yang kronis namun dapat diterapi yang akan mengurangi gejala.
·         Mulai mencari informasi / mengajukan pertanyaan.
·         Mengungkapkan pemahaman   tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapeutik.
Intervensi
Tindakan atau intervensi
rasional
1.      Mengikut sertakan keluarga atau orang dekat dalam prrogram penyuluhan.



2.      Memberikan instruksi tertulis mengenai perawatan kaki, tungkai dan program latihan.
3.       memberikan saran kepada pasien untuk  berhenti me rokok,  penatalaksanaan stress, penatalaksanaan berat badan dan program latihan.
1.      Kepatuhan pada program perawatan diri meningkat apabila pasien menerima dukungan dari keluarga dan kelompok bantuan diri yang sesuai.
2.      Instruksi tertulis berfungsi sebagai pengingat dan penguat informasi.

3.      Agar pasien dapat mengerti bahwa  merokok dapat membayakan kesehatan.


0 Response to "asuhan keperawatan gangguan sikulasi ; Aterosklerosis"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...