Pernapasan buatan merupakan suatu usaha untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru korban agar dapat bekerja kembali dengan cara mengembangkan dan mengempiskan paru-parunya. Tindakan awal dalam memberikan pernapasan buatan adalah membersihkan hidung, mulut, dan kerongkongan korban dari segala kotoran yang menyumbat saluran udara. Kemudian baringkan korban sesuai dengan cara pernapasan yang akan diberikan. Sikap penolong disesuaikan pula dengan pernapasan buatan yang akan diberikan.
1. Expired Air
Resuscitation (EAR)
Resusitasi udara hembusan
(expired air resuscitation-EAR) adalah cara seorang penyelamat dalam
memberikan napas kepada korban yang terhenti pernapasannya. Cara ini bertujuan
untuk memasukkan udara beserta oksigen ke dalam paru-paru korban jika korban
telah berhenti napas, tetapi masih mempunyai denyut nadi. Berikut ini tiga
teknik yang digunakan di dalam EAR.
a. Mulut ke mulut
b. Mulut ke hidung
c. Mulut ke hidung dan
mulut
Dari ketiga teknik
pernapasan buatan di atas, yang sering digunakan untuk penyelamatan korban di
air yaitu teknik “mulut ke hidung”. Cara ini dilakukan bila mulut korban
mengalami cedera atau terkunci.
Pelaksanaannya hampir sama
dengan cara mulut ke mulut, perbedaannya hanya cara menghembuskan napas. Pada
cara ini udara dihembuskan melalui hidung, dan mulut korban ditutup rapat.
Kemudian pada waktu mengeluarkan napas korban, mulut dibuka. Sedangkan
langkah-langkah lainnya sama dengan cara dari mulut ke mulut.
2. Resusitasi
Kardiopulmonari (CPR)
CPR merupakan teknik
menyelamatkan nyawa yang digunakan dalam keadaan si korban tidak bernapas dan
nadi korban sudah tidak berdenyut lagi. CPR merupakan kombinasi bantuan
pernapasan dan penekanan dada di bagian luar. Jika CPR tidak dilaksanakan,
peluang korban untuk terus hidup akan menurun selepas 5 menit pertama karena
terhenti jantungnya.
Cara melakukan CPR ini
sebagai berikut.
a. Baringkan korban dan
buka saluran udaranya dengan cara mendongakkan kepala korban.
b. Tarik dagunya ke atas
dengan menggunakan satu tangan dan tarik dahi korban ke bawah dengan menggunakan
tangan yang satunya.
c. Jika korban tidak
bernapas, berikan dua hembusan pernapasan.
d. Pijat hidung korban
agar tertutup dengan telunjuk dan ibu jari.
e. Tarik napas dalam-dalam
dan tempelkan mulut ke sekeliling mulut korban.
f. Lakukan resusitasi dari
mulut ke mulut.
g. Tiupkan napas secara
mantap dan keras ke dalam mulut korban. Bila dilaksanakan dengan benar, maka
dada korban akan mengembang.
h. Apabila dada korban
mengembang, berarti udara dapat masuk ke dalam paru-paru. Pada saat ini mulut
penolong dilepaskan dari korban.
i. Lakukan berulang-ulang,
12-15 kali per menit, sambil selalu memerhatikan gerakan rongga dada korban.
j. Bila perut korban
mengembang, setiap kali tekanlah bagian sebelah kiri dari perutnya untuk mengeluarkan
udara dari lambung.
0 Response to "Pertolongan Kecelakaan di Air dengan Sistem Resusitasi Jantung dan Paru (RJP)"