1. Silogisme dan Entimen
Masih ingatkah Anda dengan
pengertian paragraf deduktif? Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali
dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum kemudian diikuti dengan
pernyataan yang lebih khusus. Pernyataan ini dapat dijabarkan lebih lanjut agar
Anda lebih memahaminya dengan menampilkan kalimat terlebih dahulu kemudian
kalimat penjelas. Penjelas dapat berupa bukti yang dapat
menguatkan sebuah kebenaran. Bukti dapat diambil dari hasil pengamatan atau
penelitian.
Paragraf ini terbagi menjadi dua.
Perhatikan uraian berikut:
a. Silogisme
Silogisme merupakan cara berpikir yang
bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang
mendahului, untuk menarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinsip logis
perlawanan dan pendasaran yang mencukupi.
Silogisme merupakan jenis deduksi yang
banyak digunakan apabila seseorang menyusun suatu argumentasi. Silogisme
terbagi menjadi dua yaitu:
1) Silogisme Golongan/Kategori
Perhatikan Penjelasan berikut:
a) Premis Umum : (= PU) menyatakan semua
anggota golongan tertentu (= A) memiliki sifat tertentu (= B).
b) Premis Khusus : (= K) menyatakan
bahwa sesuatu atas seseorang itu (= C) adalah anggota golongan tertentu itu (= A).
Simpulan: (= K) menyatakan bahwa sesuatu
atau seseorang itu (= C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (= B).
Bila dirumuskan sebagai berikut:
PU: Semua A = B
PK: C = A
K : C = B
2) Silogisme Negatif
Silogisme negatif ditandai dengan
menggunakan kata tidak atau bukan pada premis atau kesimpulan. Apabila salah
satu premis dalam silogisme bersifat negatif, kesimpulannya pun akan bersifat negatif
pula.
Bila dirumuskan sebagai berikut:
a) PU : Semua AB 1.PU : Semua AB
PK : C = A PK : C = A
K : C = B K : C = B
b) PU : Semua A=B 2.PU : Semua A=B
PK : C ¹ A PK : C ¹ A
K : C ¹ B K : C ¹ B
b. Entimen
Entimen adalah silogisme
yang diperpendek. Dalam percakapan sehari-hari, suatu silogisme sering
diperpendek yakni tanpa menyebutkan premis umum. Pernyataan langsung
dikemukakan kesimpulan dengan premis khusus sebagai penyebabnya.
Bila dirumuskan sebagai
berikut: Entimen = C = B, karena C = A
2. Menyusun Contoh
Paragraf Deduktif (Silogisme dan Entimen)
Setelah Anda mengetahui
ciri-ciri paragraf deduktif, buatlah secara sederhana seperti pada ilustrasi
berikut.
a. Silogisme Positif
(Kategorial)
1) PU : Semua pemilik mobil
wajib membayar pajak.
PK : Pak Budi memiliki
sebuah mobil.
K : Pak Budi wajib membayar
pajak.
2) PU : Semua manusia akan
mati.
PK : Semua wanita adalah
manusia.
K : Oleh karena itu, semua
wanita akan mati.
b. Silogisme Negatif
1) PU : Semua penderita
penyakit deabetes tidak boleh makan makanan
berkadar gula tinggi.
PK : Bapak mengidap penyakit
deabetes.
K : Bapak tidak boleh makan
makanan berkadar gula tinggi.
2) PU : Pengemudi yang baik
selalu mematuhi peraturan lalu lintas.
PK : Sopir itu bukan
pengemudi yang selalu mematuhi peraturan
lalu lintas.
K : Sopir itu bukan
pengemudi yang baik.
Cermatilah rumus silogisme
agar tidak menampilkan pernyataanpernyataan yang sama.
Berikut disajikan silogisme
yang salah:
PK : Dandi diterima sebagai
mahasiswa UNS.
PK : Dandi remaja yang taat
beribadah.
K : Remaja yang taat
beribadah diterima sebagai mahasiswa UNS.
Anda dapat mencermati
kesalahan penarikan kesimpulan tersebut.
Perhatikan kembali silogisme
yang dapat disimpulkan berdasarkan silogisme I) dan 2).
1) Pak Budi wajib membayar
pajak karena ia memiliki sebuah mobil.
2) Semua wanita akan mati
karena wanita adalah manusia.
0 Response to "Menyusun Silogisme dan Entimen (Paragraf Deduktif)"