Berbicara mengenai sebuah
wacana, tentu Anda dapat mengamati bahwa wacana terdiri dari berbagai paragraf
yang saling mendukung. Paragraf yang Anda temui bermacam-macam, di antaranya
paragraf deduktif.
Dalam paragraf deduktif
disajikan dengan mengetengahkan hal-hal yang bersifat umum kemudian menjabarkan
hal-hal yang bersifat khusus. Hal-hal yang bersifat umum tersebut dapat
dikatakan sebagai kalimat utama, sedangkan halhal yang bersifat khusus
merupakan kalimat penjelas/bukti-bukti pendukung.
Dalam paragraf ini, kalimat utama berupa
deduksi atau kesimpulan umum, sedangkan kalimat penjelas berupa bukti-bukti.
Untuk mengenali paragraf ini, bukti-bukti diambil dari situasi aktual. Paragraf
ini biasanya menggunakan kata penghubung buktinya, alasannya, atau kata-kata
yang menunjukkan sinonimnya.
Perhatikan ketiga paragraf berikut ini!
“Sebuah teori tentang fungsi bahasa yang
sangat terkenal ialah teori Karl Buhler, seorang ahli jiwa dan ahli teori
tentang bahasa, bangsa Austria.” Sejak tahun 1918, diperkenalkan teori tentang
trifungsi bahasa dalam berbagai tulisan. Pada tahun 1934 terbitlah bukunya “Sprachteorie”
yang membela teori fungsi bahasa. Mula-mula teori Buhler itu tidak mendapat perhatian
orang. Tetapi lambat-laun para pendidik tertarik hatinya dan akhirnya memperbaharui
pengajaran bahasa di sekolah-sekolah.
(Sumber: Gorys Kerraf, 2001)
Kutipan pernyataan di atas
mengisyaratkan bahwa kalimat pertama “Teori Karl Buhler merupakan teori tentang
fungsi bahasa” merupakan pernyataan umum yang selanjutnya diikuti kalimat-kalimat
penjelas.
“Bahasa Indonesia yang diangkat
dari salah satu bahasa daerah dari sekian bahasa daerah yang hidup di Indonesia
kini telah mencapai kemajuan yang mengagumkan. Bahasa itu kini tidak
saja menunjukkan kesanggupannya sebagai bahasa pergaulan antarsuku bangsa dari
bangsa yang besar dengan bahasa daerahnya yang beraneka ragam dan tersebar
tempat tinggalnya, tetapi telah sanggup pula menjadi wadah dari semua kegiatan
kebudayaannya.”
Anda dapat mencermati setiap rangkaian
kalimat yang ada. Rangkaian kalimat yang digarisbawahi merupakan pernyataan
umum, sedangkan yang tidak dicetakmiring
adalah pernyataan khusus.
Sekolahku jauh sekali.
Agar tidak terlambat sekolah, aku sudah harus bangun pagi pukul 05.00. Setelah
itu, aku mandi, berpakaian, salat subuh, sarapan pagi, dan bersiap-bersiap
berangkat ke sekolah. Pukul 05.45 aku berangkat. Aku harus menempuh perjalanan
dengan bus dua kali. Pertama, aku harus naik bus ke daerah Jujur. Kedua, Jujur
aku naik bus lagi sampai di pertigaan Sonopakis-Sonosewu. Untuk sampai di
sekolah dari pertigaan tersebut aku harus berjalan kaki. Kalau perjalananku
lancar, tiba di sekolah pukul 06.45. Tapi bila bus yang kutumpangi tidak
kunjung datang, aku harus bersiap-siap untuk dimarahi oleh BP karena
keterlambatanku.
Sama dengan pernyataan terhadap paragraf
di atasnya, bahwa kalimat yang dicetakmiring
merupakan kalimat utama.
0 Response to "Menemukan Paragraf Berpola Deduktif"