Latest News

Paragraf yang kohesi dan koherensi


Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan satu sama lain dan mendukung satu topik. Paragraf disebut juga alinea. Antara paragraf satu dan paragraf yang lain harus merupakan satu kesatuan yang membentuk satu karangan dan mendukung satu topik pembahasan.
Seperti halnya dengan kalimat, sebuah paragraf juga harus memenuhi syaratsyarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga hal berikut:
1. kesatuan: yang dimaksud kesatuan (kohesi) dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu paragraf tertentu.
2. koherensi: yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.
3. perkembangan paragraf: perkembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang membina paragraf tersebut. Seperti telah disinggung di atas, yang dimaksud dengan kesatuan ialah paragraph harus memerhatikan dengan jelas maksud atau tema tertentu. Kesatuan tersebut jangan Anda artikan bahwa ia hanya memuat satu hal saja. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi harus bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah maksud tunggal atau sebuah tema tunggal. Maksud tunggal itulah yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paragraf tersebut.

Coba Anda perhatikan kembali tentang kesatuan yang terkandung dalam sebuah paragraf berikut!
Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula. Masing-masing lepas terpisah dan tidak tergantung dari yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memakai bahasa itu. Oleh sebab itu janganlah kecewa bila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya dan sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yan berarti “lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu putih,” “lembu merah,” dan sebagainya. Secara teknis, para linguis mengatakan bahwa setiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal serta pola semantic khusus.”
(Komposisi, 2001:68)

Pada ilustrasi di atas, paragraf tersebut hanya memiliki satu gagasan pokok, yaitu bahwa “tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan system makna yang khusus”

Selanjutnya, syarat kedua yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf adalah mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut baik, wajar dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis.

Sebuah paragraf dapat membentuk kesatuan yang baik, walaupun mungkin kepaduan atau koherensinya tidak ada. Kesatuan tergantung dari sejumlah gagasan bawahan yang secara bersama-sama menunjang sebuah gagasan utama yang dinyatakan dalam topik. Perhatikan paragraf yang memperlihatkan kepaduan yang baik berikut ini!
“Generasi tahun 1928 adalah generasi pencetus sumpah pemuda yang berjuang demi keinginan bernegara. Generasi tahun1945 berjuang untuk melaksanakan gagasan sumpah pemuda. Generasi tahun 1945 adalah generasi pelaksana. Generasi zaman kemerdekaan adalah generasi pembina dan pengembang nilai-nilai nasional.
Tiap generasi mempunyai panggilan masing-masing sesuai degan zamannya. Generasi pencetusan dan generasi pelaksana telah menunaikan tugasnya dengan baik. Generasi pertama berhasil membangkitkan semangat keinginan bernegara; Generasi kedua berhasil mencipatakan negara merdeka. Generasi pembina masih dalam ujian. Belum diketahui sampai dimana kemampuannya untuk membina dan mengembangkan warisan situasi yang telah diterima; apakah mereka itu mampu membina dan mengembangkan nilai-nilai nasional sesuai dengan martabat bangsa yang merdeka, masih harus dibuktikan.”

Kepaduan atau koherensi yang diperlihatkan lebih ditekankan pada hubungan antarkalimat, yaitu apakah transisi dari sebuah kalimat ke kalimat yang lain berjalan baik atau tidak.
Untuk memperoleh kepaduan yang baik pada sebuah paragraf harus memperhatikan hal berikut:
- masalah kebahasaan
- perincian dan urutan isi paragraph

1. Masalah kebahasaan yang memengaruhi koherensi adalah repetisi, kata ganti, dan kata-kata transisi.
a. Repetisi, kepaduan sebuah alinea dapat diwujudkan dengan pengulangan kata-kata kunci, yaitu kata-kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Munculnya pada kalimat pertama yang diulang pada kalimat selanjutnya.
Perhatikan contoh berikut!
“Sebagai penjasmanian pikir, bahasa itu merupakan alat yang baik dalam pergaulan antar manusia. Pergaulan antar manusia adalah pertemuan total antara manusia satu dan manusia lainnya; manusia dalam keseluruhannya, jasmani dan rohaninya bertemu dan bergaul satu sama lain. Tanpa bahasa pertemuan dan pergaulan kita dengan orang lain tidaklah sempurna.”
(Komposisi, 2001:77)
Anda dapat memperhatikan pengulangan yang dilakukan
dengan frasa atau kata di atas, yang ditandai dengan garis bawah.
b. Kata ganti, bahwa dalam berbahasa, sebuah kata yang mengacu kepada manusia, benda atau hal tidak akan dipergunakan berulangkali dalam sebuah konteks yang sama. Pengulangan kata yang sama akan menimbulkan kurang enak bila tanpa tujuan yang jelas. Untuk mengantisipasi pengulangan digunakan kata ganti.

Coba Anda perhatikan paragraf berikut!
“Andi dan Boy merupakan dua sahabat yang akrab. Setiap hari keduanya selalu kelihatan bersama-sama. Andilah yang selalu menjemput Boy ke sekolah karena rumahnya yang lebih jauh dari rumah Boy. Mereka selalu siap sedia menolong kawan-kawannya bila mereka mengalami kesulitan. Guru mereka senang dan bangga melihat kelakuan kedua sahabat yang demikian itu. Watak dan kelakuan mereka selalu dijadikan suri teladan bagi murid-murid lainnya. Walaupun demikian mereka tidak pernah menjadi sombong atau angkuh, karena pujian yang sering mereka terima.”
(Komposisi, 2001:78)

c. K ata transisi, fungsinya terletak antara kata ganti dan repetisi. Bila repetisi menghendaki pengulangan kata-kata kunci, serta kata ganti tidak menghendaki pengulangan sebua kata benda maka dalam masalah ini kata transisi ditempuh jalan tengah.
Perhatikan paragraf berikut ini!
“Hari masih jam lima pagi. Udara masih terasa segar dan nyaman, keadaan sekitar pun masih sunyi senyap. Tanpa menghiraukan kesunyian pagi itu, saya langsung menuju kamar mandi, setelah senam sebentar untuk melenturkan otot-otot yang telah beristirahat semalam. Siraman air yang sejuk dan dingin mengagetkan saya, tetapi hanya sekejap. Mandi pagi memang menyegarkan; Badan menjadi segar, pikiran menjadi cerah. Semua kekusutan pada hari yang lampau hilang lenyap. Hari yang baru disongsong dengan hati yang lebih tabah. Itulah sebabnya saya selalu membiasakan diri mandi pagi.”

Kata transisi ditandai dengan kata hubungan yang menyatakan tambahan, pertentangan, perbandingan, tujuan, singkatan, waktu, dan tempat.

2. Perincian, yang dimaksud adalah bagaimana pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan bawahan yang menunjang gagasan utama tadi.

0 Response to "Paragraf yang kohesi dan koherensi"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...