Latest News

Menemukan Standar Budaya Masyarakat dalam Cerpen


cerpen merupakan karya fiksi yang mengandung berbagai kemungkinan. Untuk itu, dalam menyatakan kembali sebuah karya fiksi membutuhkan beberapa pertimbangan.
Pertimbangan itu adalah sebagai berikut.
a. Unsur-unsur intrinsik dalam karya fiksi
b. Pengetahuan tentang seluk-beluk karya sastra (meliputi pengetahuan tentang bahasa), dan lain-lain.
Pada tiap periodisasi sastra di Indonesia, Anda pasti telah banyak mengenal karya sastra baik cerpen maupun novel yang menonjol pada zamannya misalnya cerpen “Kawan Bergelut” karya Suman H.S. (dekade 30-an), “Ave Maria” karya Idrus (dekade 40-an), “Perawan di Garis Depan” karya Nugroho Notosusanto (dekade 50-an), “Kritikus Ardinan” karya Budi Darma (decade 60-an).
Selain itu, ada novel “Siti Nurbaya”, “Azab dan sengsara”, Salah Asuhan (dekade 20-an), “Layar Terkembang”, “Belenggu” (dekade 30-an), Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma (dekade 45-an), “Merahnya Merah”, “Kemarau” (dekade 50-an) dan “Ronggeng Dukuh Paruk”, “Burung-Burung Manyar” (dekade 70-an).

Setiap cerpen maupun karya prosa lainnya, pasti memiliki alur cerita. Alur merupakan rangkaian kejadian/peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. Anda dapat mengingat kembali bagaimana alur cerita pada cerpen Jodoh. Amatilah cerpen yang telah Anda baca! Sedangkan untuk memahami standar budaya, Anda dapat berpegang pada uraian berikut:
a. kebiasaan dan adat-istiadat, yaitu sesuatu yang telah menjadi rutinitas, misalkan masyarakat Minangkabau yang agamis tercermin pada rutinitas melakukan ibadah, pada perkawinan yang menganut paham matrilineal.
b. etika, adalah tatakrama yang dipegang dalam menjalankan adat-istiadat.
c. cara penggunaan perasaan, yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan nasibnya sendiri.

Baik pada cerpen maupun pada karya prosa lainnya, dapat Anda amati bahwa banyak hal yang kurang sesuai, misalnya kawin paksa, hutang-piutang dengan bunga tinggi, pertentangan kaum muda dengan kaum tua, pendidikan yang kolot, dan unsur kedaerahan yang menonjol.

Pada cerpen Jodoh, Anda akan banyak menemukan standar budaya yang dipoles dalam bentuk cerita yang menarik dan idealisme yang tinggi. Pada awalnya, kebudayaan tersebut tidak disukai oleh tokoh cerita, demikian juga dengan paham yang dianutnya. Akan tetapi, kebudayaan itulah yang menjadikannya mampu mengarungi bahtera pernikahan hingga akhir.

Selain itu, Anda dapat menemukan pesan yang tersirat di dalamnya. Pesan atau amanat adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Tujuan dari pesan bersifat memberikan wawasan kepada pembaca tentang kehidupan lain yang tidak sempat terpikirkan oleh Anda maupun pembaca pada umumnya.

0 Response to "Menemukan Standar Budaya Masyarakat dalam Cerpen"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...