Tari sebagai Kegiatan Pertunjukan
Tarian yang berfungsi sebagai tari pertunjukan memiliki perbedaan yang besar pada faktor kebutuhan pelakunya dan perbedaan pada tata cara menyajikannya dibanding dengan tari upacara atau tari hiburan. Tari upacara lahir karena kebutuhan yang berhubungan dengan spiritualisme manusia sehingga semua faktor pertimbangannya ditujukan pada satu arah dan hanya agar terjalin komunikasi dengan Yang Mahakuasa. Adapun jenis tari hiburan adalah kebutuhan untuk menyenangkan diri sendiri dengan komunikasi dua arah. Meskipun penonton terlibat, tetapi tidak dibutuhkan aturan baku pada struktur sajiannya dan membatasi gerak penonton dan pemain, kecuali bahwa pada praktiknya pelaku dan penonton menjadi satu kesatuan secara emosional dan tetap berperilaku sesuai dengan adat istiadat dan norma masyarakat setempat.
Hal tersebut berbeda dengan tari pertunjukan yang diciptakan berdasarkan kaidah atau aturan seni untuk sebuah pertunjukan. Berbagai faktor yang perlu mendapat perhatian pada cara mempersiapkan dan memperlakukannya, seperti mempersiapkan sebuah pertunjukan, penataan gerak, penataan busana, penataan iringan, tempat sajian (panggung), setting panggung, segi artistik sebuah tempat sajian, cara memublikasikannya, cara menyajikannya, dan seluruh materi pendukung yang berkaitan dengan sajian pertunjukan tari.
Sebagai tontonan, jenis tari pertunjukan disajikan secara khusus dengan pertimbangan tema materi sajian, penataan panggung, penataan lampu, penataan kostum dan rias, pemilihan bentuk panggung, pemilihan penonton, desain dramatik atau struktur pertunjukan, kepanitiaan, dan seluruh proses produksi hingga evaluasi sebuah produksi dikelola dengan baik, artistik, serta sistematik. Oleh karena itu, seluruh pendukung (yang ada di balik panggung) serta penonton dapat memperoleh sebuah kepuasan batin.
Kedudukan penonton menjadikan suguhan tari pertunjukan sebagai sebuah kebutuhan, dengan berbagai macam kebutuhan. Misalnya, kebutuhan untuk menghibur hati atau kebutuhan untuk menambah wawasan. Adapun sebagai pelaku pertunjukan, kebutuhan akan sebuah kepuasan batin ketika ekspresi diwujudkan dalam bentuk sebuah karya seni menjadi hal yang utama. Selain itu, tari pertunjukan juga terbagi atas beberapa tujuan penyelenggaraannya. Bisa jadi tarian dikemas dan ditata secara artistik dengan kaidah-kaidah seni, tetapi digarap dengan tujuan sebagai berikut.
a. Art for Art
Art for Art artinya tari yang dipertunjukkan hanya sebagai wujud aktualisasi pribadi, tanpa mengharapkan sesuatu dari orang yang menontonnya, dalam bentuk apa pun. Andaikata ketika pertunjukan berlangsung hanya segelintir penonton yang menyaksikannya, hal itu tidak membuat pertunjukan tersebut menjadi terganggu atau terhenti. Demikian pula apabila karya seni tari itu tidak memperoleh imbalan atau penilaian evaluasi, tidak akan menghentikan laju kreativitas sang kreator (penari, koreografer).
b. Tujuan Komersil
Tari ini merupakan tari pertunjukan yang khusus dibuat untuk dapat memberikan masukan kepada kreator (penari atau koreografer) dalam bentuk ‘materi’ (imbalan). Tari ini dapat dilaksanakan untuk penggalangan dana. Misalnya, membantu korban bencana alam.
c. Tujuan Penilaian
Tari ini merupakan tari pertunjukan yang penyajiannya dikemas untuk tujuan sebuah penilaian dan mengukur keberhasilan sebuah proses pembelajaran dengan kaidah seni. Biasanya tari ini berbentuk sebuah ujian pergelaran tari di sekolah-sekolah seni atau pada festival tari atau pasanggiri tari sebagai ajang memperoleh penghargaan atau gengsi. Seorang kreator tari yang ingin menciptakan atau mewujudkan kreativitasnya dalam sebuah pertunjukan tari, harus memiliki kemampuan untuk mengelola produksi sebuah pertunjukan seni. Selain itu, juga harus mampu kemampuan untuk bertindak sebagai kreator, penata, atau pencipta kreasi seni tari.
Hal itu tidaklah mudah. Diperlukan keahlian khusus dari diri sendiri dan penguasaan secara disiplin ilmu Seni Tari. Namun demikian, sebagai generasi muda, Anda dapat menjadi kreator. Dengan semangat tinggi, Anda dapat turut serta mengangkat seni tari tradisional di tingkat yang paling dekat dulu, yaitu di lingkungan sekolah dengan berbekal ilmu dasar produksi seni pertunjukan, juga dasar penciptaan tari yang sedang dibahas ini.
Dengan memperhatikan kaidah-kaidah seni dan manajemen produksi seni secara keseluruhan, Anda mulai menyiapkan hal-hal yang harus ditata, dimulai dari tema, gerak tari (koreografi), desain lampu, desain musik, desain dramatik, dinamika kelompok, rias, busana, properti, hingga ke susunan acara. Hal teknis yang dimulai dari tempat masuk hingga penonton duduk menikmati, kemudian pulang dengan hasil kesan penonton setelah melihat pertunjukan itulah yang harus diperhitungkan dengan matang ketika Anda membuat sajian tari untuk sebuah petunjukan.
0 Response to "Tari sebagai Kegiatan Pertunjukan"