Struktur Desa & Pola keruangan / permukiman desa
Struktur desa ditunjukkan oleh pola keruangannya, yaitu pemanfaatan lahan desa untuk keperluan tertentu yang mendukung kehidupan penduduknya. Secara umum pemanfaatan lahan desa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi sosial sebagai perkampungan dan fungsi ekonomi sebagai tempat melakukan kegiatan ekonomi, seperti bertani dan beternak. Struktur desa di suatu daerah dengan daerah lain tidak sama.
Perbedaan struktur desa dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
a. Sumber Daya Air
Ketersediaan air di suatu tempat sangat mendukung kehidupan penghuninya. Penduduk membutuhkan air untuk dapat bertahan hidup. Permukiman akan banyak muncul di tempat yang tersedia sumber air.
b. Kesuburan Tanah
Tingkat kesuburan tanah menentukan hasil panen pertanian dan peternakan. Pada tanah yang subur cocok digunakan untuk kegiatan pertanian dan peternakan. Pada lahan subur banyak dipilih penduduk untuk membangun permukiman.
c. Topografi
Topografi menentukan pola permukiman desa. Di dataran rendah, pola permukiman bersifat mengelompok bulat atau memanjang. Sedang di dataran tinggi atau pegunungan, pola permukiman bersifat tersebar.
d. Iklim
Keadaan iklim suatu daerah berpengaruh terhadap pola permukiman desa. Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat memengaruhi ketersediaan air suatu daerah.
e. Kegiatan Penduduk
Pola permukiman desa dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi atau mata pencaharian penduduk desa. Misalnya, desa yang penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan akan membangun permukiman dengan pola memanjang mengikuti garis pantai atau muara sungai.
f. Budaya
Kebiasaan, adat istiadat, tradisi, dan kepercayaan yang berlaku di suatu daerah memengaruhi pola permukimannya. Contoh: pola permukiman desa memanjang di Pulau Lombok.
Pola keruangan desa umumnya sederhana. Rumah-rumah di desa biasanya dikelilingi pekarangan. Jarak antarrumah cukup longgar karena setiap rumah mempunyai halaman luas. Kenampakan yang terlihat di desa adalah sawah atau ladang tempat bercocok tanam, rumah-rumah sederhana, jalan setapak, jalan kampung, dan pohon-pohon yang rindang. Sawah, ladang, dan balai desa terletak berjauhan dengan permukiman penduduk.
Desa yang telah berkembang memiliki pola keruangan yang lebih kompleks. Pada desa yang telah berkembang terdapat perusahaan pengolah sumber daya alam, sarana pendidikan, tempat ibadah, dan pasar. Pola keruangan desa yang lebih kompleks ini dipengaruhi oleh faktor spasial, sumber daya alam, dan sumber daya manusia. Pola permukiman desa dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Pola Permukiman Tersebar
Pola ini terbentuk dari rumah-rumah penduduk yang dibangun bebas dan tersebar pada wilayah yang luas. Pola permukiman ini umumnya terdapat di dataran rendah. Arah pemekaran permukiman dapat ke segala jurusan. Pusat kegiatan dan fasilitas dapat dibangun tersebar sesuai dengan kebutuhan.
b. Pola Permukiman Menjalur
Pola ini terbentuk di lokasi sepanjang jalur utama seperti jalan, sungai, dan pantai. Di daerah pantai yang landai, dapat tumbuh permukiman menjalur. Penduduk pantai pada umumnya bermata pencaharian di bidang perikanan, perkebunan kelapa, dan perdagangan. Apabila kemudian permukiman desa ini berkembang, maka rumah-rumah dibangun meluas sejajar garis pantai. Permukiman desa yang berkembang ini akhirnya dapat tersambung dengan permukiman desa di dekatnya. Pusat kegiatan industri kecil seperti perikanan dan pertanian, dapat tetap bertahan di dekat permukiman lama.
c. Pola Permukiman Mengelompok
Pola ini terbentuk karena terjadi pengelompokan rumah pada wilayah terpadu yang biasanya berupa titik pertemuan atau persimpangan jalur transportasi. Pola permukiman mengelompok dapat juga berkembang di daerah pegunungan. Penduduk desa di daerah pegunungan umumnya masih memiliki hubungan keluarga. Pengelompokan permukiman ini didorong oleh kegotongroyongan penduduknya. Apabila jumlah penduduk bertambah dan terjadi pemekaran desa, maka arah pemekaran ke segala jurusan tanpa direncanakan. Pusat kegiatan penduduk dapat bergeser mengikuti pemekaran.
0 Response to "Struktur Desa & Pola keruangan / permukiman desa"