Latest News

penanganan Kehamilan Ektopik

1.    Pengertian
Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat. Jadi, istilah ektopik dapat diartikan “berada diluar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. (Mansjoer, 2001, hlm 29).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uterus.  (Wiknjosastro, 2007, hlm 198).
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi diluar cavum uterus. Implantasi dapat terjadi dituba falopi, ovarium, serviks dan abdomen. (Mitayani, 2009, hlm 29 ).
                                                                                         
2.    Klasifikasi
Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa bagian. Namun, penulis hanya membahas dan memfokuskan tentang kehamilan tuba yang terkait dengan masalah yang penulis temukan. (Wiknjosastro, 2007, hlm 198) :
a.    Kehamilan tuba
Kehamilan tuba adalah terjadinya fertilisasi ovum dengan spermatozoon terjadi di ampulla tuba. Biasanya telah terjadi peradangan pada tuba sehingga menyebabkan perjalanan ovum ke uterus terhambat sehingga blastokista mengadakan implantasi di tuba.

3.    Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur dibagian ampula tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih dituba atau nidasinya di tuba dipermudah.
Faktor-faktor yang memegang peran dalam hal ini adalah sebagai berikut (Syaifudin, 2008 hlm 325) :
a.    Faktor dalam lumen tuba
1)    Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.
2)    Hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia endosalping.
3)    Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.    
b.    Faktor pada dinding tuba
1)    Endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba
2)    Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat itu.
c.    Faktor di luar dinding tuba
1)    Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur
2)    Tumor yang menekan dinding tuba dapat menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.

4.    Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut (Mitayani, 2009, hlm 30):
a.    Kehamilan muda dan merasa nyeri sedikit diperut bagian bawah.
b.    Nyeri
c.    Perdarahan pervagina
d.    Amenore


5.    Patofisiologi
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. (Sujiyatini,et.all. 2009, hlm 47).
Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini  :
a.    Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan keujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
b.    Kemungkinan rupture dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi yang berlebihan pada tuba.
c.    Faktor aburtus ke dalam lumen tuba. Rupture dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian. 

6.    Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik terganggu menurut Sujiyatini,et.all. (2009, hlm 51) adalah sebagai berikut :
a.    Pada pengobatan konservatif, yaitu pada kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4 – 6 minggu), terjadi perdarahan ulang. Hal ini merupakan indikasi operasi.
b.    Infeksi
c.    Sterilitas
d.    Pecahnya tuba fallopi
e.    Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.

7.    Pemeriksaan penunjang
Menurut James,et.all. (2002, hlm 120), untuk menegakkan diagnosis tentang kehamilan ektopik terganggu yang pasti dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
a.    Laparoskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri perubahan-perubahan pada tuba.
b.    Ultrasonografi
Diagnosis pasti kehamilan ektopik adalah apabila ditemukan kantung gestasi diluar uterus yang didalamnya tampak denyut jantung janin.
c.    Kuldosentesis
Adanya darah yang berwarna hitam, membuktikan adanya darah dicavum douglasi. Jika hasil kuldosentesis positif, sebaiknya segera dilakukan laparotomi.
d.    Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin atau hemaktokrit pada awalnya mungkin hanya memperlihatkan sedikit penurunan. Pada kehamilan ektopik terganggu, derajat leukositosis sangat bervariasi.
e.    Kombinasi β-hCG serum plus sonografi
Jika wanita yang hemodinamiknya stabil dicurigai terdapat kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan selanjutnya tergantung pada kadar β-hCG serum dan ultrasonografi.

8.    Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu menurut Kenneth,Et.All. (2009, hlm. 74) yaitu dengan pembedahan. Laparoskopi lebih dianjurkan daripada laparotomi. Pembedahan tuba untuk kehamilan ektopik dianggap konservatif jika tuba diselamatkan. Yaitu dengan cara salpingostomi dan salpingotomi. Pembedahan radikal dilakukan jika diperlukan salpingektomi.
1)    Salpingostomi. Tindakan ini digunakan untuk mengeluarkan kehamilan kecil.
2)    Salpingotomi. Tindakan ini sama dengan salpingostomi kecuali sayatan ditutup dengan jahitan vicryl 7-0 atau yang setara.
3)    Salpingektomi. Reseksi tuba dapat dilakukan melalui laparoskop operatif dan dapat digunakan baik pada kehamilan ektopik terganggu atau belum terganggu.

0 Response to "penanganan Kehamilan Ektopik"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...