Latest News

anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita & struktur fungsinya

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA
1.    Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
Secara anatomi nilai reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian yang terlihat dari luar, dan bagian yang berada di dalam panggul. Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut kemaluan (labiya mayora, labiya minora dan clitoris) dan liang sanggama / vagina. Genetika interna terdiri dari uterus, tuba falopi, dan ovarium (Helen farer. 2001).

a.    Genetalia Eksterna
1)    Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

2)    Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
3)    Labiya Mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
4)    Labiya Minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
5)    Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
6)    Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
7)    Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
8)    Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

9)    Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median muskulus levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

b.    Genetalia Interna
1)    Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri dan kanan (lihat pada gambar 2.2). Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovari proprium, ligamentum infundibulo-pelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon - hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae (lihat pada gambar 2.2). Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovari proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

2)    Tuba Falopi
Tuba falopi adalah saluran telur yang ujungnya berdekatan dengan indung telur (ovarium)  kiri dan kanan. Saluran ini berpangkal dari atas kanan dan kiri rahim (lihat pada gambar 2.2). Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri dan kanan berukuran panjang 8 - 14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium menuju cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan  serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria untuk menangkap sel telur, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda - beda pada setiap bagiannya.

3)    Uterus
Uterus (rahim) merupakan suatu organ muskular yang berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Panjang uterus kurang lebih 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm dengan berat kurang lebih 50 gram. Pada rahim wanita dewasa yang belum pernah melahirkan, panjang uterus antara 5-8 cm dengan berat kira-kira 30-60 gram. Selama kehamilan uterus berfungsi sebagai tempat implatansi plasenta, retensi dan nutrisi konseptus.

Menurut Syaifuddin (2006), dinding uterus terdiri dari (lihat gambar 2.2) :
a)    Endometrium
Lapisan ini terdiri dari epitel, kelenjar, dan pembuluh darah, yang merupakan lapisan dalam uterus dan mempunyai arti penting dalam siklus haid / menstruasi. Seorang wanita pada masa reproduksi (kehamilan), endometrium akan menebal dan pembuluh darah bertambah banyak. Hal ini diperlukan untuk memberikan makanan dan lindungi janin yang dikandung didalam uterus. 
b)    Miometrium
Miometrium merupakan lapisan otot polos yang tersusun sedemikian rupa sehingga bisa berkontraksi dan membuka serviks untuk mengeluarkan janin.

c)    Peritonium
Lapisan ini merupakan lapisan serosa yang terdiri dari ligamentum yang menguatkan uterus, yaitu :
(1) Ligamentum latum uteri
(2) Ligamentum rotundum uteri
(3) Ligamentum cardinale
(4) Ligamentum sacrouterina propium
(5) Ligamentum infundibulopelvicum
(6) Ligamentum cardinale

Bagian atas (fundus uteri) berada di atas kandung kemih (vesica urinaria), yang bagian ujung kiri dan kanannya berhubungan langsung dengan tuba falopi, dengan dibatasi oleh sfingter uterotuba (isthmus). Sedangkan bagian terbawah uterus (serviks uteri) berhubungan dengan vagina yang terdiri dari pars vaginalis yang berbatasan dengan dinding dalam vagina, dan pars supravaginalis.

Uterus terdiri dari tiga komponen utama yaitu ; otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi oleh siklus haid. Bagian luar serviks uteri (di dalam rongga vagina) yaitu portio cervicis uteri, dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum. Pada wanita yang belum melahirkan lubang ostium externum berbentuk bulat kecil, setelah melahirkan lubang ini akan berbentuk seperti garis melintang.

Sedangkan untuk keperluan nutrisi, oksigen dan sebagainya, uterus divaskularisasi oleh dua arteri yaitu :
a)    Arteri uterina cabang arteri hypogastrica / illiaca interna 
b)    Arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

2.    FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA
Berdasarkan fungsinya, alat reproduksi wanita mempunyai 3 fungsi, yaitu ; fungsi seksual sebagai salah satu kebutuhan fisiologis / biologis yang memungkinkan pria dan wanita untuk melakukan aktivitas intim / seksual, fungsi hormonal sebagai pengatur fisiologi organ reproduksi, dan fungsi reproduksi itu sendiri yang ditujukan untuk menghasilkan keturunan (Verralls S ; 1996).
a.    Fungsi seksual
Alat yang berperan adalah vulva dan vagina. Kelenjar pada vulva yang dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat sanggama. Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.
b.    Fungsi hormonal
Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim didalam mempertahankan ciri kewanitaan dan pengaturan haid. Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita.
Poros Hormonal Reproduksi :
1)    Badan pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. Memproduksi hormon melatonin yang mengatur sirkuit fotoneuro endokrin reproduksi. Hormon melatonin juga menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga juga menghambat sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktivasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
2)    Hipothalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah thalamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebagai hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone), GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
3)    Hipofisis / Pituitari
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
4)    Ovarium
Berfungsi sebagai Gametogenesis dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi sebagai Steroidogenesis yang menghasilkan estrogen (dari interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
5)    Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
c.    Fungsi Reproduksi
Fungsi sistem reproduksi yang paling utama adalah proses pembuatan keturunan. Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan masuk kedalam saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria ( spermatozoa ) dan membentuk organisme baru yang disebut Zygote. Selanjutrrya zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim. Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang menjadi embrio. Embrio selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai janin yang kemudian akan lahir. Masa subur pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar hari ke empat belas yang dihitung dari hari pertama haid. Umur sel telur sejak dikeluarkan dari indung telur hanya berumur 24 jam, sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3 hari.

0 Response to "anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita & struktur fungsinya"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...