Apa yang Anda rasakan ketika melihat makanan yang lezat atau suatu saat membayangkan rasa buah atau minuman kegemaran Anda? Walaupun Anda tidak memakannya, namun kadang-kadang dari mulut kita dapat mengeluarkan air ludah. Hal seperti ini seringkali kita alami. Di dalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah yang berfungsi menghasilkan air ludah. Jika melihat makanan yang lezat, maka ada rangsangan di otak kita dan impuls itu dikirim ke saraf di sekitar kelenjar ludah, sehingga kelenjar ludah akan mensekresikan ludah untuk membasahi mulut. Komponen ludah terdiri atas 98% air dan 2% lendir, garam, dan enzim ptialin. Dalam mulut kita terdapat tiga kelenjar ludah.
1) Sepasang kelenjar parotis yang terletak di bawah daun telinga di antara otot pengunyah dengan kulit pipi. Cairan ludah hasil sekresinya dikeluarkan melalui duktus stensen ke dalam rongga mulut melalui satu lubang di hadapan gigi molar (geraham) ke dua atas.
2) Sepasang kelenjar submandibularis yang terletak lebih ke belakang dan ke samping dari kelenjar sublingualis. Salurannya (duktus wharton) menuju ke lantai rongga mulut di belakang gigi seri pertama.
3) Sepasang kelenjar sublingualis yang terletak di bawah lidah, salurannya (duktus rinivus) menuju lantai rongga mulut.
Ketiga kelenjar tersebut berfungsi untuk menghasilkan air ludah, yang berfungsi untuk:
1) membantu memudahkan pencernaan;
2) mengubah amilum menjadi maltosa, yaitu enzim ptialin;
3) melindungi pengaruh asam dan basa;
4) melindungi pengaruh panas dan dingin.
Banyaknya ludah yang disekresikan oleh kelenjar ludah kurang lebih 2 liter setiap hari dan mengandung pH antara 6,5 – 6,8. Dengan adanya alat-alat yang berada di mulut kita, maka makanan yang masuk akan mengalami perlakuan secara mekanik dan kimia. Perlakuan mekanik dilakukan oleh gigi. Setelah makanan hancur oleh gigi, selanjutnya makanan mengalami perlakuan secara kimiawi, yaitu adanya kandungan air dalam ludah yang dapat bereaksi dengan molekul-molekul zat makanan dan menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil.
Adanya enzim ptialin dapat mengubah amilum menjadi maltosa dan glukosa. Coba kunyahlah nasi beberapa saat, setelah beberapa lama nasi akan terasa manis. Hal ini disebabkan karena amilum dalam nasi diubah menjadi maltosa, yaitu sejenis gula yang rasanya manis. Jadi, pencernaan kimiawi amilum dimulai dari mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami dua perlakuan, yaitu sebagai berikut.
a. Pencernaan secara mekanik, yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sehingga terbentuklah suatu bolus untuk ditelan.
b. Pencernaan secara kimiawi, yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh ptialin menjadi maltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati), lama kelamaan akan terasa sedikit manis. Ptialin bekerja di rongga mulut dengan pH 6,3 - 6,8.
1) Sepasang kelenjar parotis yang terletak di bawah daun telinga di antara otot pengunyah dengan kulit pipi. Cairan ludah hasil sekresinya dikeluarkan melalui duktus stensen ke dalam rongga mulut melalui satu lubang di hadapan gigi molar (geraham) ke dua atas.
2) Sepasang kelenjar submandibularis yang terletak lebih ke belakang dan ke samping dari kelenjar sublingualis. Salurannya (duktus wharton) menuju ke lantai rongga mulut di belakang gigi seri pertama.
3) Sepasang kelenjar sublingualis yang terletak di bawah lidah, salurannya (duktus rinivus) menuju lantai rongga mulut.
Ketiga kelenjar tersebut berfungsi untuk menghasilkan air ludah, yang berfungsi untuk:
1) membantu memudahkan pencernaan;
2) mengubah amilum menjadi maltosa, yaitu enzim ptialin;
3) melindungi pengaruh asam dan basa;
4) melindungi pengaruh panas dan dingin.
Banyaknya ludah yang disekresikan oleh kelenjar ludah kurang lebih 2 liter setiap hari dan mengandung pH antara 6,5 – 6,8. Dengan adanya alat-alat yang berada di mulut kita, maka makanan yang masuk akan mengalami perlakuan secara mekanik dan kimia. Perlakuan mekanik dilakukan oleh gigi. Setelah makanan hancur oleh gigi, selanjutnya makanan mengalami perlakuan secara kimiawi, yaitu adanya kandungan air dalam ludah yang dapat bereaksi dengan molekul-molekul zat makanan dan menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil.
Adanya enzim ptialin dapat mengubah amilum menjadi maltosa dan glukosa. Coba kunyahlah nasi beberapa saat, setelah beberapa lama nasi akan terasa manis. Hal ini disebabkan karena amilum dalam nasi diubah menjadi maltosa, yaitu sejenis gula yang rasanya manis. Jadi, pencernaan kimiawi amilum dimulai dari mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami dua perlakuan, yaitu sebagai berikut.
a. Pencernaan secara mekanik, yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sehingga terbentuklah suatu bolus untuk ditelan.
b. Pencernaan secara kimiawi, yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh ptialin menjadi maltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati), lama kelamaan akan terasa sedikit manis. Ptialin bekerja di rongga mulut dengan pH 6,3 - 6,8.
0 Response to "Struktur fungsi Kelenjar Ludah (saliva) dan Anatomi fisiologinya"