Latest News

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Buerger syndrome disease


A.    Anatomi Sistem Vaskuler
1.      Arteri dan Arteriola
                Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung ke jaringan. Aorta yang diameternya 25 mm memiliki banyak sekali cabang yang pada gilirannya terbagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil arteri dan arteriol yang berukuran 4 mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Didalam jaringan, pembuluh darah terbagi lebih lanjut mencapai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 µm yang dinamakan arteriole.
                Dinding arteri dan arteriole tersusun atas tiga lapisan: lapisan dalam sel endotel disebut intima, lapisan tengah jaringan elastis halus disebut media dan lapisan luar jaringan ikat dinamakan adventisia.
                Kandungan jaringan ekstis pada arteri yang kecil dan arteriole jauh lebih sedikit dan lapisan media pada pembuluh darah ini tersusun terutama oleh otot polos. Otot polos mengontrol diameter dengan cara berkontraksi dan berelaksasi.
2.      Kapiler
                Dinding kapiler tidak memiliki otot polos maupun adventisia dan tersusun hanya oleh satu lapis endotel. Struktur berdinding tipis ini memungkinkan transpor nutrisi yang cepat dan efesien ke sel dan mengangkut sisa metabolisme. Diameter kapiler berkisar antara 5-10µm. Sehingga sel darah merah harus menyesuaikan bentuknya untuk melalui pembuluh ini. Penyebaran kapiler sepanjang jaringan bervariasi tergantung jenis jaringannya.
3.      Vena dan Venula
                Kapiler kemudian bergabung menjadi satu bagian menjadi pembuluh besar yang dinamakan venula, yang pada gilirannya akan menyatu membentuk vena. Maka sistem vena secara struktural merupakan analogi sistem arteri dan vena kava sesuai dengan aorta. Jenis analogi pembuluh pada sistem arteri dan vena mempunyai diameter yang kurang lebih sama.
                Dinding vena berbeda dengan dinding arteri, lebih tepis dan lebih sedikit ototnya. Beberapa vena tidak seperti arteri dilengkapi dengan katup, secara umum vena yang mengalirkan darah melawan tekanan gravitasi, seperti pada ekstrimitas bawah, memiliki katup satu arah yang memisahkan satu kolom darah, sehingga darah tidak mengalir balik saat didorong kearah jantung. Katup tersusun atas bilah-bilah endotel yang kemampuannya tergantung pada integritas dinding vena.

4.      Pembuluh Limfa
                Pembuluh limfa merupakan sistem komplek pembuluh berdinding tipis yang mirip dengan kapiler darah. Jaringan ini bertugas mengumpulkan cairan limfa dari jaringan dan organ dan mengangkut cairan tersebut ke sirkulasi vena. Pembuluh limfa bergabung menjadi dua frunkus utama, duktus torasikus dan duktus limfatikus kanan. Pembuluh limfa dapat ditembus oleh molekul besar dan merupakan satu-satunya cara dimana intestinal dapat kembali kesistem vena.

B.     Patofisiologis Sistem vaskuler
                      Penurunan aliran darah melalui pembuluh darah perifer merupakan tanda pada semua penyakit vaskuler perifer. Efek fisiologis aliran darah tergantung pada besarnya kebutuhan jaringan yang melebihi suplai oksigen dan nutrisi yang tersedia. Bila kebutuhan jaringan tinggi, maka bila terjadi sedikit penurunan aliran darah dapat mengganggu pemeliharaan intergritas jaringan sehingga jaringan menjadi iskemi, malnutrisi dan kematian apabila kekurangan aliran darah tersebut tidak diperbaiki.
                      Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfa, pembuluh darah yang utuh, paten dan responsif diperlukan untuk menyalurkan oksigen yang cukup ke jaringan dan mengangkut sampah metabolisme. Arteri dapat mengalami obstruksi akibat plak aterosklorosis, trombus, embulus. Arteri dapat rusak atau mengalami obstruksi akibat trauma kimia atau mekanis, infeksi atau proses radang, gangguan vasospastik dan malformasi kongiental, oklusi arteri yang mendadak yang menyebabkan iskemia berat pada jaringan, sering irreversibel dan berakhir dengan nekrotik. Bila oklusi arteri berlangsung secara bertahap, resiko kematian jaringan mendadak menjadi lebih rendah karena sirkulasi kolateral mempunyai kesempatan untuk berkembang.
                      Aliran darah menurun akibat trombus yang menyumbat vena, penurunan aliran darah vena mengakibatkan peningkatan tekanan vena diikuti peningkatan tekanan hidrostatik kapiler, filtrasi bersih cairan keluar dari kepiler ke rongga interstial dan selanjutnya terjadi edema.

C.     Konsep Dasar Penyakit Buerger
                      Penyakit buerger yang dikenal dengan sebutan T4O (tromboangitis obliterans). Yakni ditandai dengan berulang-berulang inflamasi pada arteri dan vena sedang dan kecil pada ekstremitas bawah dan atas (jarang) dan mengakibat pembentukan trombus serta penyumbatan pembuluh darah. Pada tahun 1879 winiwater mempelajari patologi dari penyakit ini, dan kemudian buerger (1908) melaporkan adanya suatu penyakit pada orang dewasa muda dengan kegagalan arteri yang mengakibatkan gangguan. Pada sediaan patologi anatomi terlihat trombosis arteri dan vena kecil. Fibrosis ferivaskuler dan infiltrasii sel radang pada dinding pembuluh darah.
Etiologi
Penyebab penyakit buerger tidak diketahui namun dipercaya merupakan suatu vaskulitis otoimun. Kebanyakan terjadi pada pria usia 20 dan 30 tahun. Ada banyak bukti bahwa merokok dapat merupakan faktor penyebab atau faktor yang memperberat. Umumnya yang terkena adalah ekstremitas bawah, namun arteri pada ekstrimitas atas dan visera dapat juga terlibat.
Manifestasi Klinis
Nyeri adalah gejala utama dari penyakit buerger
Adapun terdapat gejala-gejala pada penyakit ini :
  1. Rasa Nyeri
1.      Keram Kaki
2.      Nyeri Spontan
  1. Persuasi Arteri
  2. Perubahan Warna
  3. Suhu Kulit Menurun
  4. Ulserasi dan Gangguan ( Pembentukan ulser tukak adalah kerusakan kulit / selaput lendir yang dalam sehingga berdinding.
  5. Tromboflebitis Superfisial
Pemeriksaan Arteriografi
Ciri khas dari gambaran arteriografi pada T4O adalah bersifat segmental artinya sumbatan terdapat pada beberapa tempat, tapi segmen diantara tempat yang tersumbat itu normal. Pada kasus lanjut biasanya terjadi kolateral.
Pengobatan terutama ditujukan untuk :
  1. Mencegah progresifitas penyakit
  2. Membuat vasodilatasi
  3. Menghilangkan rasa nyeri
  4. Mengobati ulkus dan ganggren
  5. Merokok mutlak dihentikan

D.    Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Penyakit Buerger
1.      Pengkajian
A.    Aktifitas / Istirahat
Gejala : Tindakan yang mengeluarkan duduk / berdiri lama. Imobilisasi lama (contoh trauma ortopedik, tirah baring / perawatan di rumah sakit lama, komplikasi kehamilan) : paralisis / kondisi kecacatan berlanjut. Nyeri karena aktivitas / berdiri lama. Lemah / kelemahan pada kaki yang sakit.
Tanda   :  Kelemahan umum atau ekstrimitas
B.  Sirkulasi
Gejala : Riwayat trombosis vena sebelumnya ada varises. Adanya faktor pencetus lain contoh hipertensi (karena kehamilan) diabetes melitus, IM / penyakit katup jantung, cedera serebrovas kuler trombotik.
Tanda   : Takikardi
               Penurunan nadi perifer pada ekstermitas yang sakit (TVD) varises dan pengerasan, gelembung / ikatan vena (trombus) warna kulit / suhu ekstremitas yang sakit (betis/paha) : pucat, dingin, edema (TVD) : merah muda kemerahan, hangat sepanjang vena (superfisial).
               Tanda hormon positif (bila tak ada tidak berarti TVD)
C.     Makanan / Cairan
Tanda   : Turgor kulit buruk, membran mukosa kering (dehidrasi pencetus  untuk hiperkoagulasi). Kegemukan (pencetus untuk statis dan tahanan vena pelvis). Edema pada kaki yang sakit (tergantung pada lokasi trombus)
D.    Nyeri / Keamanan
Gejala  : Berdenyut, nyeri tekanan, makin nyeri bila berdiri / bergerak (ekstremitas yang sakit).
Tanda     :  Melindungi ekstremitas yang sakit
      Keamanan
Gejala : Riwayat cedera langsung / tak langsung pada ekstrimitas / vena (contoh trauma mayor / fraktur, bedah ortopedik / pelvis, kelainan dengan tekanan kepala bayi lama pada vena pelvik, terapi itravena). Adanya keganasan (khususnya pankreas, paru, sistem G1).
Tanda      :  Demam, menggigil.

2.      Diagnosa Keperawatan
A.    Gangguan perkusi jaringan perifer berhubungan dengan :
-                      Terganggunya sirkulasi perifer
-                      Penurunan aliran darah / statis vena (obstruksi vena sebagian / penuh )
B.     Nyeri berhubungan dengan :
-          Gangguan kemampuan pembuluh perifer untuk menyuplai oksigen ke jaringan.
C.     Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan :
-          Gangguan sirkulasi
D.    Kurang pengetahuan mengenai aktivitas perawatan diri berhubungan dengan :
-                      Kurang terpajan
-                      Kesalahan interpretasi informasi
-                      Tidak mengenal informasi
-                      Kurang mengingat



3.      Rencana Keperawatan
A.    Diagnosa I
Tujuan : Perfusi jaringan memperbaiki kaki yang sakit.
Intervensi :
1.      Lihat ekstremitas untuk warna kulit dan perubahan suhu, juga edema (dari lipat paha sampai telapak tangan)
2.      Catat simetris betis, ukur dan catat lingkar betis.
3.      Kaji ekstremitas untuk penonjolan vena yang jelas.
4.      Palpasi (perlahan) untuk tegangan jaringan lokal, regangan kulit, ikatan / tonjolan vena.
5.      Tinggikan kaki bila ditempat tidur / duduk.
6.      Lakukan latihan aktif / pasif sementara ditempat tidur.
7.      Bantu melakukan ambulasi bertahap
8.      Anjurkan pasien untuk menghindari pijatan / urut pada ekstremitas yang sakit.
9.      Tingkatkan pemasukan cairan sampai sedikitnya 200 ml/hari dalam toleransi jantung.
B.     Diagnosa II
Tujuan : nyeri / ketidaknyamanan hilang / terkontrol
Intervensi :
1.      Kaji derajat / ketidaknyamanan nyeri.
2.      Tinggikan ekstermitas yang sakit.
3.      Dorong pasien untuk sering mengubah posisi.
4.      Pantau tanda vital, catat peninggian suhu.
C.     Diagnosa III
Tujuan : Untuk mengurangi resiko terhadap kerusakan integritas kulit.
Intervensi :
1.      kaji tingkat kerusakan intergritas kulit.
2.      Cuci area yang kemerahan dengan lembut dengan menggunakan sabun.
3.      Massage dengan lembut kulit sehat disekitar area yang sakit untuk merangsang sirkulasi.
4.      Lindungi permukaan kulit yang sehat dengan lotion.
5.      Lakukan perendaman pada bagian ekstremitas.
D.    Diagnosa IV
Tujuan : Memberi pemahaman tentang proses penyakit.
Intervensi
1.      Kaji pengetahuan klien.
2.      Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang diderita.
3.      Dorong pasien untuk tidak merokok.

0 Response to "Asuhan Keperawatan Klien Dengan Buerger syndrome disease"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...