Latest News

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA LANJUT USIA


A.    PENGERTIAN
Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/menggnati died dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerisakan yang diderita.
Lansia adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lansia. (Perawatan Lanjut Usia, Wahyudi Nugroho,ECG,Jakarta,1992).
Lansia adalah seseorang yang lebih dari 75 tahun
(Menyongsong’Ifsia Lanjut dengan Bugar dan Bahagia, dr. E. Oswari, Jakarta, 1997)

B.     PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA
1.      Sel
a.       Lebih sedikit jumlahnya
b.      Lebih besar ukurannya
c.       Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intracellular
2.      Sistem persyarafan
a.       Cepatnya menurun hubungan persyarafan
b.      Lambat dalam respond dan waktu bereaksi, khususnya dengan stress.
c.       Mengecilnya syaraf pancaindra
1)      Berkurangnya penglihatan, pendengaran, mengecilnya syaraf
2)      Penciuman dan perasa, lebih sensitive dengan perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.



3.      Sistem pendengaran
a.       Presblakusis (Gg. Pendengaran)
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bungyi suara atau nada-nada tinggi, suarau tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia 65 tahun.
b.      Membran Tympani
Menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
c.       Terjadinya pengumpulan cemmen, dapat mengeras karena peningkatan keratin.
4.      Sistem Penglihatan
a.       Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b.      Kornea lebih berbentuk sentries (bola)
c.       Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)
d.      Meningkatnya ambang pengamatan sinar
e.       Daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap
f.       Hilangnya daya akomodasi
g.      Menurunnya lapang pandang/berkurang luas lapang pandang.
h.      Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5.      Sistem kardiovaskular
a.       Katub jantung menjadi tebal dan kaku.
b.      Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunkan kontraksi dan volumenya.
c.       Kehilangan elastisitas pembuluh darah :
Kurangnya efektiftas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk bias menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg. Tekanan darah tinggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, systole normal 95 mmHg.

6.      Sistem repirasi
a.       Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b.      Menurunnya aktifitas dari silia
c.       Paru-paru kehilangan elastisitas
d.      Kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.
e.       Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
f.       O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
g.      CO2 pada arteri tidak berganti
h.      Kemampuan untuk batuk berkurang.
7.      Sistem gastrointestinal
a.       Kehilangan gigi
Penyebab utama adalah periodontal disease yang bias terjadi setelah umum 3 tahun. Penyebab yang lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gusi yang buruk.
b.      Indera pengecap menurun
Adanya iritasi yang kronis dari selaput lender, atrofi indra pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis dan asin.
c.       Esofagus melebar
d.      Lambung
Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun) asam lambung menurun waktu mengosongkan makanan menurun.
Peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
Fungsi absorbs melemah (daya absorbsi terganggu)
e.       Lever (hati)
Makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah



8.      Sistemgenitourinaria
a.       Ginjal
Mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun 50 %, penyaringan di glomerulus menurun 50 %, fungsi tubulus berkurang, akibatnya bertkurangnya kemampuan mengkonsentrasi urine, Bj urine menurun, proteintiria (biasanya +1) BUN (meningkat s/d 21 mg%), nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
b.      Vesika Urinaria
Otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml/menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, meningkatnya retensi urine.
 Pembesaran prostat 25% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
c.       Vagina
Atrofi vulva, selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi vitalnya menjadi lebih alkali, terjadi perubahan warna. Daya seksual orang-orang yang masih tua juga masih membutuhkannya tidak ada batasan intim tertentu dimana fungsi seksual seseorang berhenti, frekuensi seksual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
9.      Sistem endokrin
a.       Produksi dari hamper semua hormone menurun
b.      Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
c.       Pituitary
d.      Partumbuhan hormone ada tetapi lebih rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSU, clan LH. Menurunnya aktifitas tiroid
e.       Menurunnya BMR, menurunnya daya pertukaran zat
f.       Menurunnya produksi aldosteron
g.      Menurunnya sekresi hormone kelamin, missal : progesterone, esterogen, testosterone, dan lain-lain.
10.  Sistem kulit
a.       Kulit mengerut/keriput akibat kehilangan jaringan lunak
b.      Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu
c.       Rambut dalam hidung dan telinga menebal
d.      Berkurangnya leastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi
e.       Kuku jari menjadi keras dan rapuh
f.       Kuku kaki timbuh belebihan dan seperti tanduk
g.      Kelenjar keringat berkurang jumlah dan frekuensinya
11.  Sistem muskulo skeletal
a.       Tulang kehilangan dari situ (cairan) dan makin rapuh
b.      Khifosis
c.       Pinggang, lutut- jari-jari, pergerakan terbatas
d.      Disus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).
e.       Persendian membesar dan menjadi kaku
f.       Tendon mengkerut dan mengalami slcerosis
g.      Atrofi serabut otot sehingga pergerakan menjadi lamban, sering kram, dan menjadi tremor.
Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
1.      Perubahan fisik khususnya organ perasa
2.      Kesehatan umum
3.      Tingkat pendidikan
4.      Keturunan
5.      Lingkungan
Perubahan kepribadian yang praktis :
Keadaan ini jarang terjadi lebih sering ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kelakukan finfilingkin oleh karena faktor lain seperti penyakit.
Kenangan (memori)
Kenangan lama tidak berubah
1.      Kenangan jangkan panjang berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan
2.      Kenangan jangka penden/seketika 0 sampai dengan 10 menit kenangan buruk
Integrasi Questions (IQ)
1.      Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkalaan verbal.
2.      Berkurangnya penampilan, presepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan tekanan dari faktor waktu.
Perubahan psikososial
1.      Pension
Nilai seseorang sering diukur oleh produktifitasnya. Identitas dikaitkan dnegan peranan dalam pekerjaan
2.      Merasakan/sadar akan kematian
3.      Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit
4.      Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan: meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit
5.      Kesepian akibat dari pengasingan sosial
6.      Gangguan gizi kaibat kehilangan jabatan
7.      Gangguan syaraf pancaindra  timbul kebutaan dan ketulian
8.      Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman, dan family
9.      Penyakit kronis dan ketidakmampuan
10.  Hilanngany kekuatan dan kelengkapan fisik
11.  Perubahan konsep gambaran diri dan konsep diri.



C.    DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA LANSIA
1.      Ketidak mampuan perawatan diri : personal toilet sehubungan dengan keselamatan fungsi fisik, ditandai dengan tidak mampu membersihkan salah satu bagian tubuh, mengguyurkan air, mengenali suhu air yang sesuai, tidak mampu pergi ke toilet, tidak mampu berjalan sendiri, tidak mampu mengunakan pispot
2.      Ketidakmampuan berjalan, bergerak, sehubungan dengan imobilisasi fisik yang ditandai dnegan tidak mampu berjalan sendiri, tidak mampu melakukan aktifitas seperti biasa
3.      Potensial injuri, sehubungan penurunan penglihatan, yang ditandai dengan penglihatan kabur
4.      Perubahan nutrisi sehubungan dengan nyeri, rasa tak enak, discomfort, yang ditandai dnegan gigi ompong, nafsu makan, berkurang, kelemahan neuro muscular
5.      Potensial suicide, sehubungan dengan harga diri rendah, ditandai dnegan isolasi sosial, penurunan kekuatan dan ketahanan
Gangguan konsep diri sehubungan dengan proses ketuaan ditandai dengan kulit keriput, gigi ompong, penurunan penglihatan, penurunan pendengaran dan kelemahan fungsi fisik.

D.    INTERVEMSO KEPERAWATAN
Diagnosa I
Tujuan : Pasien akan melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari tanpa pembatasan funsional dengan criteria kemampuan perawatan diri meningkat.
Intervensi :
1.      Sediakan fasilitas toilet
2.      Kembalikan kemampuan perilaku toilet, dengan mengingatkan untuk sering toilet, hidarkan menahan bak terlalu lama untuk mencegah retensi urine.
3.      Libatkan keluarga untuk membantu perawatan sehari-hari

Diagnosa II
Tujuan : pasien mampu melaksanakan aktifitas sesuai kemampuan.
Intervensi :
1.      Beri support untuk mempertahankan kemampuan
2.      Awasi pasien berjalan sejauh 50 m
3.      Awasi pasien berjalan didaerah yang licin/bertangga
4.      Anjurkan berhenti jika tidak kuat
5.      Atur perabotan rumah serapi mungkin
Diagnosa III
Tujuan : mencegah terjadinya injury kriteria pasien tidak jatuh.
Intervensi :
1.      Atur ruangan
2.      Beri penerangan yang cukup
3.      Lantai jangan terlalu licin
4.      Beri alat bantu berjalan
5.      Awasi pasien dalam melaksanakan aktifitas dan motifasi untuk beraktifitas secara optimal
Diagnosa IV :
Tujuan : nutris psaien tercukupi
Intervensi :
1.      Awasi pasien dalam makan dan kemungkinan tersedak
2.      Awasi psaien saat memegang alat-alat makan
3.      Awasi pasien memasukkan makanan ke mulut
4.      Kolaborasi ahli gizi untuk pemberian makanan enak
5.      Kolaborasi dengan dr. gigi untuk pemasangan gigi palsu
Diagnosa V:
Tujuan : bunuh diri dapat dihindari
Intervensi :
1.      Motifsi untuk mempertahankan kemampuannya
2.      Jauhkan dari barang yang membahayakan
3.      Lakukan pendekatan pada pasien
4.      Beri support pada pasien untuk pendekatan religious
Diagnosa VI
Tujuan : konsep diri positif
Intervensi :
1.      Berikan motivasi tentang perujbahan fisik yang terjadi
2.      Awasi turgor kulit/perubahan fisik yang terjadi
3.      Ajarkan pasien komunikasi non verbal
4.      Kolaborasi dokter untuk pemasangan alat bantu dengar/penglihatan
5.      Kolaborasi dokter gigi untuk pemasangan gigi palsu

0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN JIWA LANJUT USIA"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...