Teori Arah Perubahan Sosial
Perubahan sosial masyarakat bergerak dari kontinum tatanan lama menuju pada tatanan baru sebagai suatu arah perubahan. Pada umumnya, arah perubahan sosial budaya dapat menuju pada hal yang baru sama sekali, atau kadangkala juga kembali pada tatanan lama. Perubahan kembali pada tatanan lama, dapat disebabkan oleh perubahan baru yang tidak sejalan dengan harapan mereka sehingga menghendaki kembali ke tatanan lama. Sebagai contoh, reformasi di Indonesia telah menimbulkan perubahan di berbagai bidang. Namun demikian, ada kelompokkelompok yang merasa dirugikan oleh proses reformasi, maka mereka mendambakan kembali pada tatanan lama, dan bahkan berusaha mengembalikan kejayaan masa lampau tersebut.
Dalam konsepsi perubahan sosial, ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli yang masih sangat relevan untuk dikaji. Beberapa teori perubahan sosial tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Teori Evolusioner
Perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh masyarakat. Semua masyarakat melalui urutan penahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju perkembangan terakhir. Apabila tahapan terakhir telah tercapai, maka saat itu perubahan evolusioner telah berakhir. Prinsip terpenting dari teori evolusioner adalah tahapan masyarakat berawal dari kelahiran, pertumbuhan, dan kesempurnaan.
2. Teori Siklus
Salah satu penganut teori siklus adalah Arnold Toynbee (1889-1975). Toynbee adalah seorang sejarawan Inggris yang menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Kemudian akan melahirkan peradaban baru, dan begitu seterusnya. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa perubahan terjadi secara bertahap, namun setelah sampai pada tahap terakhir yang sempurna, akan kembali lagi ke tahap awal untuk melakukan perubahan selanjutnya. Prinsip utama teori siklus adalah bahwa perubahan sosial diawali dari kelahiran, pertumbuhan, dan kejatuhan. Setelah itu masyarakat akan memulai tahap kelahiran kembali.
3. Teori Fungsional
Teori ini memandang bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula.
4. Teori Konflik
Teori ini mempunyai beberapa asumsi, antara lain:
a. Setiap masyarakat merupakan subjek dari perubahan-perubahan sosial.
b. Setiap masyarakat pasti mengalami pertikaian dan konflik.
c. Setiap elemen masyarakat memberikan sumbangan terhadap disintegrasi dan perubahan.
d. Setiap masyarakat hidup berdasarkan pada paksaan yang dilakukan oleh satu anggota masyarakat ke anggota lainnya.
Empat teori di atas, merupakan teori yang paling banyak digunakan para ahli ilmu sosial. Di samping kedua teori tersebut, terdapat beberapa teori arah perubahan sosial, seperti teori fungsional, teori konflik, dan sebagainya. Dari kedua teori yang disajikan di atas, bisa disimpulkan bahwa kebudayaan besar dimulai dari masa pertumbuhan, perkembangan, kejayaan, dan kematian. Kenyataan ini semakin menyadarkan kita bahwa kesombongan beberapa negara besar karena penguasaannya atas ilmu pengetahuan dan teknologi, suatu ketika akan hancur.
0 Response to "Teori Arah Perubahan Sosial"