Konsep & teori Modernisasi menurut para ahli
Coba Anda perhatikan gedung-gedung besar dan tinggi di Jakarta! Tentunya kondisi itu berbeda dengan kondisi masa kolonial atau sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa di Jakarta dan Indonesia umumnya telah mengalami modernisasi dan perubahan sosial. Salah satu bentuk nyata dari perubahan adalah modernisasi, yakni perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan, oleh karena proses tersebut meliputi bidang-bidang yang sangat luas yang menyangkut proses disorganisasi, masalah-masalah sosial, konflik antar-kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan lain sebagainya. Suatu modernisasi akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat, terlebih jika modernisasi tersebut menyangkut nilai-nilai masyarakat dan norma-norma masyarakat. Dalam proses modernisasi, tercakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisionil atau pra-modern dalam artian teknologi dan organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis sebagaimana halnya yang terjadi di negara-negara Barat.
Ketika kita mendengar kata “modern”, maka sepintas kemudian kita membayangkan adanya peralatan yang serba modern, dan tatanan kehidupan modern. Namun demikian, lebih jauh lagi bahwa modernisasi tidak sekedar menyangkut aspek yang materiil saja, melainkan juga aspek-aspek yang immateriil, seperti pola pikir, tingkah laku, dan lain sebagainya. Dengan demikian kita dapat mendefinisikan bahwa, modernisasi merupakan proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dngan tuntutan masa kini.Dalam ilmu sosiologi modernisasi merupakan dampak dari rasa nafsu manusia dalam mencari kebutuhan hidupnya. Dengan demikian modernisasi akan membelenggu masyarakat dalam budaya konsumtif, hedonisme, dan lain sebagaianya.
Jika kita telusuri tentang batasan modernisasi, maka akan ditemukan kompleksitas tentang definisi tersebut tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Modernisasi secara umum menyangkut perubahan dari cara-cara tradisionil menuju masyarakat yang maju mengikuti perkembangan masyarakat lainnya yang telah dianggap lebih dahulu maju. Misalnya modernisasi di Indonesia dalam teknologi, banyak meniru kemajuan teknologi yang telah dicapai negara-negara Eropa dan Amerika.
Secara lebih rinci, dapat dikemukakan beberapa konsep modernisasi dan globalisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Menurut Piotr Sztompka, konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara, yaitu: historis, relatif, dan analisis.
a. Historis
Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau amerikanisasi. Dalam hal ini, modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju ciri-ciri masyarakat yang dijadikan model. Seperti pendapat tiga tokoh terkemuka, yakni sebagai berikut.
1) Eisenstadt
Secara historis, modernisasi merupakan proses perubahan menuju tipe sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah maju di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 hingga 19 dan kemudian menyebar ke negara Eropa lain dan dari abad ke-19 dan 20 ke negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.
2) Wilbert Moore
Moore mengemukakan bahwa, modernisasi adalah transformasi total masyarakat tradisional atau pra-modern ke tipe masyarakat teknologi dan organisasi sosial yang menyerupai kemajuan dunia Barat yang ekonominya makmur dan situasi politiknya stabil.
3) Chodak
Senada dengan Eisenstdadt dan Moore, Chodak menyatakan bahwa modernisasi merupakan contoh khusus dan penting dari kemajuan masyarakat, contoh usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai standar kehidupan yang lebih tinggi.
b. Relatif
Dalam pengertian dan terminologi relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun oleh elit penguasa. Tetapi, standar ini berbeda-beda, tergantung pada “sumber” atau “pusat rujukan” tempat asal prestasi yang dianggap modern. Menurut Tiryakian, pusat modernitas bergeser mulai dari bibitnya, yaitu masyarakat Yunani dan Israel melalui Romawi, Eropa Utara, dan Barat Laut di abad pertengahan, kawasan pengaruh Amerika Serikat, dan kini bergeser ke Timur Jauh, pinggiran Pasifik atau di masa mendatang mungkin kembali ke Eropa.
c. Analisis
Dalam definisi analisis, mempunyai ciri lebih khusus, yaitu melukiskan dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra-modern.
Beberapa konsep modernisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a. Neil Smelser
Smelser melukiskan modernisasi pada enam bidang utama, yakni sebagai berikut.
1) Ekonomi, ditandai dengan mengakarnya teknologi dalam ilmu pengetahuan, bergerak dari pertanian subsistensi ke pertanian komersial, penggantian tenaga binatang dan manusia oleh energi benda mati dan produksi mesin, serta berkembangnya bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu.
2) Politik, ditandai dengan adanya transisi dari kekuasaan suatu sistem hak pilih, perwakilan, partai politik, dan kekuasaan demokratis.
3) Pendidikan, meliputi penurunan angka buta huruf dan peningkatan perhatian pada pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan.
4) Agama, ditandai dengan adanya sekulerisasi.
5) Kehidupan keluarga, ditandai dengan berkurangnya peran ikatan kekeluargaan dan makin besarnya spesialisasi fungsional keluarga.
6) Stratifikasi, ditandai dengan penekanan pada mobilitas dan prestasi individual daripada status yang diwarisi.
b. Alex Inkeles dan Smith
Inkeles dan Smith menggambarkan adanya tipe kepribadian khusus yang menurut pandangannya sebagai ciri masyarakat modern. Adapun ciriciri kepribadian modern menurut kedua tokoh ini adalah sebagai berikut.
1) Bebas dari kekuasaan tradisional, antidogmatis dalam berpikir.
2) Memperhatikan masalah publik.
3) Terbuka terhadap pengalaman baru.
4) Yakin terhadap sains dan nalar.
5) Berencana, tanggap berorientasi ke masa depan, mampu menunda kepuasan.
6) Aspirasi tinggi, berpendidikan, berbudaya, dan profesional.
c. Soerjono Soekanto
Syarat-syarat suatu modernisasi secara umum menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut.
1) Cara berpikir ilmiah.
2) Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi modern.
3) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
4) Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa, dimana hal ini dilakukan secara bertahap karena berkaitan dengan sistem kepercayaan masyarakat (belief system).
5) Tingkat organisasi yang tinggi, di satu sisi berarti disiplin, sementara di sisi lain berarti pengurangan kemerdekaan.
6) Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial (social planning).
0 Response to "Konsep & teori Modernisasi menurut para ahli"