Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus
a. AIDS
HIV merupakan virus yang
menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), suatu
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV merupakan golongan
virus yang jarang terdapat pada manusia, yaitu retrovirus. Retrovirus merupakan
virus RNA yang dapat membuat DNA melalui proses transkripsi balik. Oleh karenanya,
virus ini melengkapi diri dengan enzim spesifik
reverse transcriptase. HIV menyerang limfosit T4 yang mempunyai peranan
penting dalam mengatur imunitas. Seseorang yang
mengidap HIV jumlah limfosit T akan menurun. Sekali terinfeksi HIV maka seumur
hidup orang tersebut akan membawa virus HIV. Virus HIV
terdapat pada darah, cairan sperma, cairan yang dihasilkan vagina dan cairan
tubuh lainnya dari penderita AIDS. Penularan AIDS dapat
terjadi melalui hal-hal berikut ini:
1) Hubungan seksual baik
homoseksual maupun heteroseksual.
2) Transfusi darah dan
produk darah lainnya yang berasal dari pengidap AIDS.
3) Penggunaan jarum yang
berulang-ulang untuk penyuntikan, tusuk jarum, tato.
4) Dari ibu ke bayinya
sewaktu persalinan atau lewat ASI (air susu ibu).
Penularan AIDS tidak dapat
melalui hal-hal sebagai berikut.
1) Gigitan nyamuk atau
serangga
2) Berjabat tangan
3) Berangkulan
4) Bersin
5) Batuk
6) Air kolam renang
Urutan proses seseorang
yang sehat dapat tertular virus HIV adalah sebagai berikut.
1) Selama 3-6 bulan, dalam
darahnya belum
ditemukan HIV (tes darah negatif).
2) Setelah 3-6 bulan, test
darah akan menunjukkan HIV positif sehingga sudah kategori
pengidap (carrier).
3) Lebih kurang 5-10 tahun
kemudian mulai timbul gejala letih, lesu, lelah, berat badan menurun
drastis, demam (panas) lebih dari 1 bulan, diare lebih dari 1 bulan, sesak
nafas dan batuk kering, pembesaran kelenjar getah
bening, sariawan yang lama atau terus menerus, penyakit kulit dan
pada akhirnya penderita akan meninggal dunia karena penderita terserang oleh
macam-macam infeksi akibat tidak memiliki kekebalan tubuh. Pencegahan
agar kita tidak terkena virus HIV.
1) Dari segi hubungan
seksual
a) hanya berhubungan
seksual dengan suami atau istri;
b) hindari perilaku seks
bebas;
c) kelompok dengan resiko
tinggi (wanita tunasusila) perlu
melindungi diri dengan
alat kontrasepsi.
2) Dari segi sanitasi
a) pemeriksaan darah
dengan teliti;
b) jarum dan alat tusuk
kulit yang lain harus steril dan sekali pakai;
c) pecandu obat bius harus
menghentikan kebiasaannya;
d) mensterilkan alat yang
tercemar dengan cara dimusnahkan;
e) membakar semua alat
yang telah dipakai oleh penderita.
3) Cara melalui ibu
Dengan mengimbau agar ibu
yang terinfeksi
AIDS untuk tidak hamil.
b. Hepatitis B
Hepatitis B, virus ini
berkembang di dalam jaringan hati sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan sel-sel hati. Tanda dan gejala hepatitis B pada keadaan akut adalah nafsu makan
berkurang, mual, lesu, muntah dan demam, nyeri sendi, setelah
3-10 hari air seni berwarna gelap (coklat) seperti teh, kulit dan
bagian putih mata berwarna kuning.
Bagaimana mencegah
hepatitis B? Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi, diharapkan terbentuk
kekebalan terhadap penyakit hepatitis B dengan daya lindung kurang lebih lima
tahun, kemudian usaha yang dapat kita lakukan adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang tinggi kalori dan proteinnya, istirahat cukup, tidak mengkonsumsi makanan
dan minuman yang beralkohol, mengkonsumsi obat dan vitamin yang berfungsi
memperbaiki fungsi hati.
c. Demam Berdarah Dengue
(DBD)
Dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti menunjukkan gejala panas tinggi mendadak
dan terus menerus selama 2-7 hari, nafsu makan dan minum turun, lemah, mual,
muntah, sakit kepala, sakit perut, nyeri ulu hati, bintik merah di kulit, pendarahan
di gusi dan hidung, berak darah, muntah darah. Bagaimana cara mencegah DBD?
Pemberantasan sarang
nyamuk dengan membersihkan tempattempat air, kain atau
pakaian jangan sampai tergantung, menguras bak penampungan air,
mengubur kaleng bekas, memberi obat (misalnya ABATE) pada
tempat air yang sulit dikuras sehingga jentikjentik nyamuk
mati, penyemprotan dengan racun serangga untuk membasmi nyamuk
dewasa.
d. Influenza
Influenza disebabkan oleh
infeksi virus Orthoneovirus, ditularkan lewat udara dan masuk
ke alat-alat pernafasan. Tanda dan gejalanya adalah demam, sakit
kepala, nafsu makan menurun, nyeri otot, biasanya akan sembuh sendiri
dalam 3-7 hari. Pencegahan dengan jalan menjaga daya tahan tubuh
serta menghindari interaksi dengan penderita.
e. SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome) atau sindrom pernafasan
akut.
Disebabkan oleh virus baru
yang bermutasi dari virus Corona.
Virus ini menyerang sistem
pernafasan.
1) Gejala awal demam lebih
dari 38 0C tubuh, menggigil.
2) Masa inkubasi 2 sampai
10 hari.
3) Lemah, letih dan lesu.
4) Batuk kering dan sesak
nafas karena kekurangan oksigen.
Cara pencegahan adalah
sebagai berikut.
1) Hindari berkunjung ke
daerah yang terkena wabah.
2) Hindari penderita
dengan gejala pneumonia.
3) Hindari menyentuh organ
mulut, mata dan hidung.
4) Petugas medis diharap
menggunakan masker.
f. Polio
Virus polio memiliki
capsid dengan bentuk icosahendral, virionnya tidak
berselubung, sferis dan berukuran 20-30 nm, termasuk RNA virus.
Manusia merupakan satu-satunya inang alami virus polio.
Virus ini menyerang sel-sel yang membatasi saluran pencernaan dan sel-sel susunan
saraf pusat, masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman atau pernafasan.
Gejala klinik infeksi virus polio adalah demam,
malaise, sakit tenggorokan, sakit kepala, meningitis aseptic, poliomyelitis paralitik
(lumpuh). Pencegahannya dilakukan dengan vaksinasi
secara oral.
g. Smallpox (cacar)
Virus cacar (virus
variola, smallpox virus) merupakan virus DNA dengan ukuran 250 . 400 nm. Manusia
merupakan satusatunya inang alami virus ini, meskipun dapat pula
menyerang kera Infeksi awal virus variola pada manusia terjadi
pada membran mukosa saluran pernafasan bagian atas. Virus ini
memperbanyak diri dalam mukosa dan jaringan limfa sehingga terjadi verimia pertama.
Veremia sekunder terjadi setelah perkembangbiakan
virus dalam organ-organ yang mengakibatkan erupsi pada kulit dan membran
mukosa.