Ada beberapa saluran untuk pewarisan nilai-nilai budaya pada setiap masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun modern. Saluran pertama adalah melalui pengasuhan anak serta segala upaya enkulturasi yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Saluran kedua adalah sistem pendidikan yang bersifat formal, artinya di dalam sistem tersebut dikenali adanya peranan yang jelas diperbedakan antara guru dan murid. Saluran yang ketiga adalah kegiatan-kegiatan dalam masyarakat yang kurang lebih dapat diikuti oleh umum, seperti pembacaan sastra, pergelaran seni pertunjukan, penyimakan terhadap penggambaran relief pada bangunan candi, upacara-upacara tertentu yang dihadiri oleh umum dan sebagainya.
Proses pewarisan budaya pada masyarakat tradisional pada umumnya bertujuan untuk menegakkan tradisi-tradisi kemasyarakatan yang kuat, yang menetapkan struktur dan peranan-peranan masyarakat. Proses pewarisan budaya pada masyarakat tradisional berlangsung sejak masa anak-anak hingga akhir hayat setiap anggota masyarakat, baik dalam bentuk enkulturasi, sosialisasi, dan internalisasi. Proses pewarisan budaya pada masyarakat tradisional sangat jelas tampak pada upacara-upacara ritual kemasyarakatan. Agen perubahan kebudayan yang sangat penting pada masyarakat tradisional adalah keluarga, tokoh masyarakat, dan agama serta lembaga-lembaga masyarakat.
Keluarga merupakan sarana pewarisan budaya yang sangat penting dalam masyarakat tradisional. Keluarga terbukti sangat ampuh dalam mewariskan nilai-nilai budaya yang mengedepankan kepatuhan dan kehormatan kepada orang tua, kejujuran, keadilan, nilai-nilai spiritual, perihal hak dan kewajiban dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki keluarga. Pada masyarakat tradisional, akan akan tumbuh menjadi prototipe keluarganya terutama bapak dan ibunya. Bila bapaknya pandai bertani maka anaknya juga akan pandai dalam bertani, bila ibunya suka membuat kerajinan tangan, maka anaknya juga akan rajin membuat kerajinan tangan.
Lembaga-lembaga masyarakat tradisional juga merupakan sarana pewarisan budaya yang sangat penting. Contohnya adalah Desa, Marga, dan Lembaga Keagamaan dan Paguyuban lainnya yang ada pada masyarakat. Peran penting lembaga-lembaga masyarakat dalam proses pewarisan budaya, sangat nyata melalui penyelenggaraan adat-istiadat masyarakat, seperti nyadran, kenduren, resik desa, upacara perkawinan, pesta panen, dan sebagainya.
Cerita-cerita rakyat juga merupakan sarana yang penting dalam proses pewarisan budaya dalam masyarakat. Setiap cerita rakyat memiliki nilai pesan budaya yang adi luhung, yang bertujuan mewujudkan pribadi yang baik. Cerita-cerita rakyat ini diceritakan berulang-ulang dari generasi ke generasi berikutnya, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial yang lebih luas, baik pada waktu bersantai maupun saat serius. Cerita-cerita rakyat pada umumnya dikenal dengan mitos, legenda dan dongeng.
1. Mitos
Mitos adalah cerita tentang peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-masalah akhir kehidupan manusia. Setiap masyarakat pasti memiliki mitos, mitos pada dasarnya bersifat religius, karena memberi rasio pada kepercayaan dan praktek keagamaan. Mitos selalu bertemakan masalah pokok kehidupan manusia, seperti; dari mana asal manusia dan segala sesuatu yang ada di dunia ini; mengapa manusia ada di bumi, dan kemana tujuan manusia? Mitos memberikan gambaran dan penjelasan tentang alam semesta yang teratur, yang merupakan latar belakang perilaku yang teratur.
Berikut ini disajikan contoh mitos tentang asal mula segala sesuatu menurut alam pikiran suku Fon di Dahomey, Afrika Barat. “Pada asal mulanya bintang-bintang kelihatan pada malam maupun siang hari. Bintang malam hari adalah anak-anak bulan, dan bintang siang hari anak-anak matahari. Pada suatu hari bulan memberi tahu matahari bahwa anakanak mereka ingin bersinar melebihi mereka. Untuk menghindarkan hal itu mereka sepakat mengikat bintang itu dalam karung dan melemparkannya ke samudra. Matahari mengerjakan yang pertama, dan membersihkan langit dari bintang-bintang siang hari. Akan tetapi, bulan yang busuk itu tidak memenuhi kewajibannya dan membiarkan semua anak-anaknya di langit malam. Anak-anak matahari menjadi ikan-ikan yang berwarna cerah di samudra, dan sejak itu matahari menjadi bebuyutan bulan, yang dikejar-kejarnya untuk membalas dendam karena kematian bintang-bintang di lautan”.
2. Legenda
Legenda adalah cerita semihistoris yang turun temurun dari zaman dahulu, yang menceritakan perbuatan-perbuatan pahlawan, perpindahan penduduk dan pembentukan adat kebiasaan lokal. Legenda merupakan campuran antara realisme dan supernatural, perpaduan antara rasional dan irrasional. Fungsi legenda adalah untuk menghibur dan memberi pelajaran serta membangkitkan atau menambahkan kebanggaan orang terhadap keluarga, suku atau bangsanya.
Berikut ini disajikan contoh legenda pendek yang memberi pelajaran, milik orang Abenakis Barat, yang berada di bagian barat laut New England, Quebec Selatan. “ini cerita tentang seorang anak laki-laki yang kesunyian yang biasanya berjalan-jalan ke tepi sungai di Odanak atau turun bukit menuju kedua rawa di tempat itu. Ia biasanya mendengar orang memanggil namanya, tetapi kalau ia sampai di kolam rawa-rawa itu, tidak ada orang yang kelihatan atau terdengar. Akan tetapi kalau ia berjalan pulang, ia mendengar namanya dipanggil-panggil lagi. Ketika ia sedang duduk menunggu di tepi rawa datanglah seorang laki-laki yang bertanya kepadanya, mengapa ia menunggu? Ketika anak itu menceritakan kepadanya, orang tua itu berkata bahwa hal yang sama terjadi pada zaman dahulu, apa yang didengarnya itu adalah makhluk rawa dan menunjukkan rerumputan tinggi sebagai tempatnya bersembunyi; sesudah memanggil ia akan menenggelamkan diri di belakang mereka, orang tua itu berkata makhluk itu hanya ingin menenggelamkan kamu. Kalau kamu pergi ke sana, kamu akan terbenam di dalam lumpur. Lebih baik pulang saja”.
3. Dongeng
Dongeng adalah cerita kreatif yang diakui sebagai khayalan yang bertujuan untuk menghibur. Dongeng bukanlah sejarah, meskipun demikian ia berisi wejangan atau memberi pelajaran praktis kepada masyarakat. Pewarisan budaya pada masyarakat sederhana berlangsung dengan cara sederhana untuk mewujudkan tujuan yang sederhana pula. Caranya sederhana karena pewarisan budaya dilakukan melalui pertemuan dan pembicaraan langsung. Pertemuan ini juga sangat didominasi oleh keluarga, khususnya antara orang tua dan anak. Tujuannya sederhana karena pewarisan budaya hanya ditujukan untuk mewariskan nilai-nilai, khususnya nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam keluarga; kejujuran, kesetiaan, keadilan dan sebagainya.
Pewarisan budaya dalam modernisasi diarahkan untuk mewujudkan mentalitas pembangunan. Bila dikaitkan dengan bangsa kita, modernisasi Indonesia berarti setiap usaha yang dilakukan bangsa Indonesia untuk dapat hidup dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang yang sedang mengacu kepada Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat dan Jepang. Dalam rangka modernisasi, bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional dalam segala bidang kehidupan. Dari kegiatan itu diharapkan muncul manusia Indonesia modern. Manusia yang dapat menyesuaikan diri dengan zaman dan konstelasi dunia bahkan menjadi pembaharu (pencipta ) zaman berikutnya.
0 Response to "Proses Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional"