YOGYA-Kesenian dengan berbagai produknya selalu berjalan dinamis. Kesenian ada yang masih dipertahankan, ada pula yang ditinggalkan dan diperbaharui. “Dalam kesenian pasti ada nilai yang tampak dan tidak tampak, bahkan tak terduga,” kata peneliti seni-budaya, Endo Suanda MA.
Endo Suanda berkata, kesenian apapun selagi masih bertahan pasti merangkum nilai seni dan sosialnya. “Boleh jadi memahami kesenian seperti mengurai benang kusut serta tidak tahu harus dimana,” kata lelaki yang pernah mengajar di SMKI ataupun dosen IKJ. Memahami dinamika seni dan budaya, kata Endo Suanda harus memahami kompleksitas masyarakat, sosio-kulturnya. Karya seni tidak berdiri sendiri, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakatnya. Ia memberi ilustrasi melakukan penelitian tentang sungai, penelitian tidak menantang kalau hanya berkutat pada sungai.
Maksudnya, memahami kompleksitas sungai harus tahu hulu-hilirnya, gunung, sawah, banjir, laut. “Pemahaman yang komprehensif tentang kesenian sangat dibutuhkan, bukan sekadar karya, tetapi apa yang terjadi di tengah realitas masyarakatnya,” katanya saat diundang Jurusan Tari FSP ISI Yogya.
Endo Suanda mengungkapkan hal tersebut agar peneliti memandang kesenian tidak sekadar pada garis-garis teori, atau pemahaman yang bersifat teks, justru yang menantang adalah bagaimana konteksnya, kesenian pasti ada posisi perubahan-perubahan itu sendiri. Endo Suanda sebenarnya mengajak, memahami kesenian memang harus memiliki bekal ilmu, cara pandang yang sistematis, kemampuan melakukan pembacaan dengan rasio/akal dan rasa. “Kesenian itu sendiri menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan,” tandasnya. Kesenian mampu merangkum perasaan suka-duka, jauh-dekat, halus-kasar, vulgarkontemplatif. “Hal yang sering dilupakan, tidak semua ekspresi seni bisa diterangkan. Ada sekadar dirasakan, teraba, hambar bahkan tak terduga, ada rahasia di ruang-ruang imajinasi,” katanya. Kesenian, jika ingin hidup, harus berani bercermin lewat perubahan zamannya.
Kedaulatan Rakyat, 11 Oktober 2006
0 Response to "Kesenian Bangkitkan Kesadaran Manusia"