A. Prolapsus Uteri
Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis.(Wiknjosastro, 1994)
Prolapsus uteri adalah pergeseran letak uterus ke bawah sehingga serviks berada di dalam orifisium vagina (prolapsus derajat 1 ), serviks berada di luar orifisium (prolapsus derajat 2 ), atau seluruh uterus berada di luar orifisium. (Lemon, 2008 )
1. Klasifikasi Prolapsus Uteri
Friedman, 1961 dalam Wiknjosastro, 1994 mengemukakan beberapa macam klasifikasi yang dikenal yaitu:
a. Prolapsus uteri tingkat I, dimana serviks uteri turun sampai introitus vagina. Prolapsus uteri tingkat II, dimana serviks menonjol keluar dari introitus vagina. Prolapsus uteri tingkat III, seluruh uterus keluar dari vagina; prolapsus ini juga disebut prosidensia uteri.
b. Prolapsus uteri tingkat I, serviks masih berada di dalam vagina; Prolapsus uteri tingkat II, serviks keluar dari introitus, sedang pada prosidensia uteri III uterus seluruhnya keluar dari vagina.
c. Prolapsus uteri tingkat I, serviks mencapai introitus vagina; Prolapsus uteri tingkat II, uterus keluar dari introitus kurang dari setengah bagian ; Prolapsus uteri tingkat III, uterus keluar dari introitus lebih besar dari setengah bagian.
d. Prolapsus uteri tingkat I, serviks mendekati prosesus spinosus ; Prolapsus uteri tingkat II, serviks terdapat antara prosesus spinosus dan introitus vagina ; Prolapsus uteri tingkat III, serviks keluar dari introitus.
e. Klasifikasi ini sama dengan klasifikasi D, ditambah dengan prolapsus uteri tingkat IV (prosidensia uteri).
2. Etiologi Prolapsus Uteri
Penyebab dari prolapsus uteri terdiri dari :( Wiknjosastro, 1994)
1. Kelemahan jaringan ikat pada daerah rongga panggul, terutama jaringan ikat tranversal.
2. Pertolongan persalinan yang tak terampil sehingga meneran terjadi pada saat pembukaan belum lengkap.
3. Terjadi perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat penyangga vagina.
4. Serta ibu yang banyak anak sehingga jaringan ikat di bawah panggul kendor.
5. Menopause juga dapat menyebabkan turunnya rahim karena produksi hormon estrogen berkurang sehingga elastisitas dari jaringan ikat berkurang dan otot-otot panggul mengecil yang menyebabkan melemahnya sokongan pada rahim.
3. Manifestasi Klinis
a. Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai : (Wiknjosastro, 1994)
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genetalia eksterna.
2. Rasa sakit di panggul dan pinggang. Biasanya jika penderita berbaring, keluhan memghilang atau menjadi berkurang.
b. Gejala-gejala dari prolapsus uteri (Wiknjosastro, 1994)
1. Pengeluaran serviks uteri dari vulva menggangu penderita waktu berjalan dan bekerja. Gesekan porsio uteri oleh celana menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus pada porsio uteri.
2. Sering timbul keputihan karena luka tersebut atau karena sumbatan pembuluh darah di daerah mulut rahim.
4. Patofisiologi
Prolapsus uteri terdapat dalam berbagai tingkat ,dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri totalis.Terutama akibat persalinan,khususnya persalinan pervagina yang susah dan terdapatnya kelemahan-kelemahan ligament yang tergolong dalam fasia endopelviks dan otot-otot serta fasia-fasia dasar panggul.Juga dalam keadaan tekanan intraabdominal yang meningkat dan kronik akan memudahkan penurunan uterus,terutama apabila tonus otot-otot mengurang seperti pada penderita dalam menopause.( Wiknjosastro, 1994)
5. Pemeriksaan Penunjang
Friedman, 1961 dalam Wiknjosastro, 1994 menganjurkan cara pemeriksaan sebagai berikut:
a. Penderita pada posisi jongkok disuruh mengejan dan ditemukan dengan pemeriksaan jari,apakah portio pada normal atau portio sampai introitus vagina atau apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina.
b. Penderita berbaring pada posisi litotomi,ditentukan pula panjangnya serviks uteri.Serviks uteri yang lebih panjang dari biasanya dinamakan Elongasio kolli.
c. Pada sistokel dijumpai di dinding vagina depan benjolan kistik lembek dan tidak nyeri tekan. Benjolan ini bertambah besar jika penderita mengejan. Jika dimasukkan kedalam kandung kencing kateter logam,kateter itu diarahkan kedalam sitokel, dapat diraba kateter tersebut dekat sekali pada dinding vagina. Menegakkan diagnosis retrokel mudah,yaitu menonjolnya rectum kelumen vagina 1/3 bagian bawah. Penonjolan ini berbentuk lonjong, memanjang dari proksimal kedistal,kistik dan tidak nyeri.
6. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan cara ini tidak seberapa memuaskan tetapi cukup membantu.Cara ini dilakukan pada prolapsus ringan tanpa keluhan,atau penderita masih ingin mendapat anak lagi,atau penderita menolak untuk dioperasi,atau kondisinya tidak mengijinkan untuk dioperasi.( Wiknjosastro, 1994)
a. Latihan-latihan otot dasar panggul yaitu dengan mengajarkan senam kegel, senam ini berfungsi untuk menguatkan otot perineal, meminimalkan kebocoran urin, meminimalkan penurunan dari kandung kemih dan rectum kedalam vagina. Contoh senam kegel yaitu dengan menyuruh klien untuk membayangkan seolah-olah mengeluarkan air kencing dan tiba-tiba menghentikannya.
b. Stimulasi otot –otot dengan alat listrik yaitu dengan mengalirkan aliran listrik ke dalam vagina dengan cara elektroda dipasang dalam pessarium yang di masukkan ke dalam vagina.
c. Pengobatan dengan pessarium,dengan indikasi:kehamilan,bila penderita belum siap untuk dilakukan operasi,sebagai terapi tes,penderita menolak untuk dioperasi,untuk menghilangkan simpton yang ada sambil menunggu waktu operasi dapat dilakukan.
B. Fistula Vagina
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal atau antara organ berongga dan dengan tubuh bagian luar. ( Brunner & Suddarth,1996 ).
Fistula adalah sebuah hubungan yang tidak normal antara 1 lubang viscus dengan yang lainnya atau dari 1 lubang viscus kearah luar. Nama dari fistula menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal. Fistula terbagi 2 yaitu fistula vesikovaginal, yaitu ostium antar andung kemih dan vagina, dan fistula rektovaginal adaqlah suatu ostium antara rectum dan vagina. ( Brunner & Suddarth,1996)
1. Etiologi
Fistula terjadi secara congenital; pada orang dewasa, kerusakan biasanya terjadi karena kerusakan jaringan akibat cedera yang didapatkan selama pembedahan ( ginekologi atau obsetri ), melahirkan, terapi radiasi, atau proses penyakit seperti karsinoma, (Brunner & Suddarth,1996 ).
2. Manifestasi Klinis
Pada pasien fistula vesikovaginal, urine terus merembes kedalam vagina, pada rektovaginal, terdapat inkontinen fekal dan flatus dikeluarkan melalui vagina. Kondisi rabas dengan demikian dengan leukorea mengakibatkan kondisi yang sangat berbau yang sulit untuk dikontrol.( Brunner & Suddarth,1996)
3. Komplikasi
Fistula vagina terdapat beberapa komplikasi yaitu:( Brunner & Suddarth,1996)
- Vulvitis
- Vaginitis
4. Diagnosis
Pemeriksaan diagnosis dari fistula vagina dapat dilakukan dengan:( Brunner & Suddarth,1996)
- Anamnesis
- Pemeriksaan ginekologik dengan speculum
5. Pengobatan
Pembedahan. Untuk memperbaiki fistula vesikovaginalis umumnya dilakukan operasi melalui vagina ( transvaginal ) yaitu dengan dilakukan penutupan
C. Cystocele
Cystocele adalah salah satu bentuk penyakit hernia pada wanita yang terjadi saat dinding antara kandung kemih dan vagina lemah, menyebabkan kandung kemih turun atau longgar menekan vagina. (Lemon, 2006)
Sistokel adalah perpindahan tempat kebawah dari kandung kemih kearah orifisium vagina.( Brunner & Suddarth,1996).
Sistokel adalah menurunnya kandung kemih kedalam vagina yang terjadi saat struktur yang mendukung septum vesikovaginal cedera.
1. Manifestasi klinis
Karena sistokele menyebabkan dinding vagina menonjol kearah bawah, pasien biasanya melaporkan adanya tekanan pada pelvis, keletihan, dan masalah perkeimihan seperti inkontinensia, sering berkemih, dan dorongan untuk selalu berkemih.( Lemon, 2006)
2. Komplikasi
Komplikasi dari cystocele :( Lemon, 2006)
Akibat dari turunnya kandung kemih menyebabkan 2 jenis masalah, yaitu :
a. Kebocoran urine yang tidak diinginkan
b. Ketidaklengkapan pengosongan kandung kemih
Turunnya kandung kemih membuat urine bisa merembes saat wanita :
- Batuk
- Ketawa
- Mengedan
- Atau aktivitas lainnya yang membuat penekanan terhadap kandung kemih
3. Klasifikasi cystocele
Klasifikasi cystocele terdiri dari :( Brunner & Suddarth,1996)
a. Grade I ( ringan ) : dimana kandung kemih turun sedikit kejalan vagina
b. Grade II ( sedang ) : dimana kandung kemih masuk kejalan vagina cukup jauh kedaerah pintu vagina
c. Grade III ( berat ) : dimana kandung kemih menonjol keluar ke pintu vagina
4. Penyebab cystocele
Penyebab terjadinya cystocele antara lain dari :( Brunner & Suddarth,1996)
a. Penegangan otot saat partus
b. Mengangkat beban berat
c. Penegangan berulang-ulang selama pergerakan bowel
d. Menopause. Hormon estrogen membantu menjaga kekuatan otot sekitar vagina, tapi dengan menopause tubuh berhenti memproduksi estrogen dan otot sekitar vagina dan kandung kemih menjadi lemah
5. Diagnosis
Pemeriksaan diagnosis terhadap cystocele dapat dilakukan dengan:( Brunner & Suddarth,1996)
a. Grade II dan III, cystocele dapat didiagnosa dari gambaran gejala dan pemeriksaan fisik vagina. Bagian kandung kemih yang turun akan kelihatan.
b. Acystourethrogram : tes yang meliputi pengambilan gambar x-ray kandung kemih, menunjukan bentuk kandung kemih dan masalahnya.
6. Perawatan terhadap cystocele
Rekomendasi perawatan dilakukan tergantung dari kondisi pasien. Beberapa pilihan perawatan cystocele, termasuk :( Brunner & Suddarth,1996)
a. Modifikasi aktivitas ( menghindari mengangkat beban berat/penegangan yang dapat menyebabkan cystocele memburuk)
b. A pessary : sebuah alat yang ditempatkandi vagina sehingga kandung kemih tidak bergerak dari posisinya
c. Pembedahan : memindahkan kandung kemih kembali ke posisi normal dan menjags agar tetap disana
d. Terapi penggantian estrogen : dapat membantu untuk menguatkan otot sekitar vagina dan kandung kemih.
D. Rectocele
Rectocele adalah pembengkakan didepan rectum kedalam vagina. Dinding rectal dapat menjadi tipis dan lemah dan dapat mengelembung keluar kejalan vagina saat mengedan.
Rektokel adalah struktur abnormal yang terjadi akibat robekan otot dibawah vagina, maka rectum dapat menggelantung kearah depan, dengan demikian mendorong dinding vagina kedepan. ( Brunner & Suddarth,1996 ).
Rektokele adalah penonjolan bagian depan rectal akibat klendornya/robeknya fascia vagina dan septum rektovaginal, ia timbul sebagai sebuah pembengkakan yang gmeluas yang timbul akibat relaksasi introitus.( Lemon, 2008 )
1. Penyebab rectocele
Penyebab yang mendasar dari rectocele adalah melemahnya sokongan dari struktur pelvis dan menipisnya rektovaginal septum.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya rectocele pada wanita seperti trauma lahir, seperti kelahiran ganda, kesulitan/penegangan waktu kelahiran, penggunaan tenaga atau metode bantuan kelahiran yang lain, sobekan di perineal atau sebuah episiostomy kedalam rectum/otot spingter rectum anal. Sebagai tambahan, riwayat konstipasi dan penegangan saat pergerakan bowel atau hysterectomy dapat berkonstribusi terjadinya rectocele.( Lemon, 2008)
2. Gejala rectocele
Gejala rektokel memyerupai gejala-gejala sistokel (gejala-gejala perkemnihan) kecuali pasien dapat mengalami tekanan pada rectum, dan dapt mengalami gangguan pada fungsi fekal. Pada rektokel yang komplit dapat menyebabkan konstipasi dan menyulitkan pergerakan bowel, obstipasi karena feces berkumpul dalam rongga retrokel.( Lemon, 2008)\.
3. Diagnosis
Kebanyakan rectocele dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan rutin vagina dan rectum. Bagaimanapun juga ia dapat menjadi sulit menilai ukuran dan tanda dari rectocele.
Sebuah metode yang akurat untuk menilai adanya rectocele adalah defecagram menunjukan seberapa besar rectocele dan jika rectocele kosong saat pngosongan.( Brunner & Suddarth,1996)
4. Perawatan yang tersedia untuk rectocele
Rectocele tidak menyebabkan gejala yang dibutuhkan untuk dirawat. Pada umumnya dapat dilakukan dengan menghindari konstipasi dengan makan diet tinggi serat dan minum banyak air.( Brunner & Suddarth,1996)
a. Perawatan medis
- Program manajemen bowel adalah langkah awal yang terbaik. Ini termasuk makan diet tinggi serat dan minum 6-8 gelas air setiap hari.
- Menghindari penegangan yang lama. Jika tidak dapat melakukan pengosongan dengan lengkap, bangun dan kembali lagi.
b. Pembedahan
Jika gejala tidak mengalami perubahan dengan terapi medis, perbaikan dengan pembedahan dapat diindikasikan.
0 Response to "asuhan keperawatan nifas : perubahan struktur prolapsus uteri, fistula vagina, sistokel & rektokel"