Latest News

Membuat Resensi Drama


Dibandingkan dengan jenis sastra lain (puisi dan prosa), drama didominasi oleh dialog-dialog. Narasi hanya digunakan seperlunya saja seperti pada prolog (pengantar drama) dan epilog (akhir cerita). Dominannya dialog ini disebabkan drama umumnya dibuat untuk tujuan pementasan.

Pengkajian terhadap drama berupa naskah dengan drama berupa pementasan berbeda. Untuk drama berbentuk naskah, kalian bias mengkajinya dari unsur-unsur intrinsik seperti tema, penokohan, background, jalan cerita, dan amanat. Jika yang kalian nikmati drama dalam arti pementasan (teater), unsur-unsur yang harus menjadi penilaian adalah (1) acting sang aktor (gerak gerik, ekspresi, dan dialeknya); (2) vokal pengucapan aktor (kekuatan dan ketepatan penjiwaannya); dan (3) blocking (pengaturan posisi di atas panggung) sang aktor. Blocking ini erat kaitannya dengan imajinasi sang actor dalam melihat panggung sebagai dunianya. Aspek lain yang perlu dikaji adalah panataan kostum, tata rias, dan artistik.

Untuk mengkaji drama pentas, kalian harus memahami pentingnya acting para pemain. Ketertarikan orang pada drama kadangkala bukan saja pada ceritanya, tetapi pada acting dan kekuatan vokal aktornya. Acting dan vokal perlu mendapat penilaian khusus sebab dengan acting suasana dramatisnya akan terlihat. Misalnya, drama komedi, apabila aktornya kurang maksimal dalam ber-acting kelucuan-kelucuan tidak akan terasa. Dalam drama tragedy juga akan begitu, apabila aktor tidak bisa mendalami perannya maka eksploitasi cerita tidak akan maksimal. Penonton tidak terhanyut oleh suasana yang diciptakan sang aktor. Sebab itu, seorang aktor harus pintar ber-acting dan maksimal dalam vokalnya. Acting dibutuhkan karena acting bagian dari seni peran, yaitu si aktor memerankan seseorang, meniru seseorang dengan segala karakternya berdasarkan tokoh dalam cerita tersebut.

Agar bisa memerankan tokoh dengan karakter yang dikehendaki oleh skenario, seorang aktor harus membaca berulang-ulang naskah tersebut; melafalkan dialog dalam naskah; menirukan pelafalan, intonasi, serta artikulasi bunyi sesuai dengan karakter si tokoh.

Misalnya, tokohnya kakek-kakek, orang dewasa, remaja, atau anakanak. Latar belakang budaya si tokoh pun perlu diperhatikan, misalnya orang Minang, Jawa, Sunda, Madura, Bali, Batak, dan lainlain yang memiliki kekhasan dialek. Dengan demikian, gambaran tokoh yang diperankannya disesuaikan dengan usia, dialek bahasa, serta karakter yang di dalaminya. Kecocokan itu harus menjadi bahan apresiasi si penonton drama.

Sebagaimana meresensi buku, meresensi naskah atau pementasan drama perlu mencantumkan beberapa hal. Di antaranya adalah identitas drama, kelebihan, kekurangan, dan sinopsis drama.

0 Response to "Membuat Resensi Drama"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...