1. Pengertian
Tes adalah suatu instrumen
yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individu atau objek-objek.
Instrumen ini dapat berupa pertanyaan yang ditulis di atas kertas atau berupa
wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik yang diminta, atau pengamatan
tentang tingkah laku melalui check list atau catatan yang bersifat
anekdot. Sedangkan pengukuran adalah suatu proses pengumpulan informasi.
Melaksanakan suatu tes
adalah bagian dari proses pengukuran. Evaluasi adalah proses penentuan nilai atau
harga dari data yang terkumpul. Evaluasi ini mencakup testing dan pengukuran. Pengukuran
kesegaran jasmani para siswa merupakan bagian penting dari kegiatan pengukuran dan
evaluasi dalam pendidikan jasmani. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk
menafsirkan tingkat keberhasilan program. Di samping itu, juga untuk tindakan
penyempurnaan isi program dan bahkan metode pelaksanaannya. Sehubungan dengan
hal tersebut, tes perlu dipilih dengan mengikuti kaidah atau kriteria tertentu.
Berdasarkan fungsinya,
kesegaran jasmani dikelompokkan menjadi dua, yaitu fungsi yang bersifat umum
dan khusus. Kesegaran jasmani secara umum berfungsi untuk mengembangkan
kekuatan, kemampuan, kesanggupan, daya kreasi, dan daya tahan setiap manusia
yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Sedangkan fungsi khusus kesegaran
jasmani adalah sesuai dengan kekhususan masing-masing, yang dibedakan menjadi
tiga golongan, yaitu golongan berdasarkan pekerjaan misalnya atlet, pelajar,
atau karyawan.
Fungsi kesegaran jasmani
dalam Pendidikan Jasmani untuk pelajar khususnya di tingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA) sebagai berikut.
a. Mengukur kemampuan
fisik siswa.
b. Menentukan status
kondisi fisik siswa.
c. Menilai kemampuan fisik
siswa sebagai salah satu tujuan dari pengajaran Pendidikan Jasmani.
d. Mengetahui perkembangan
kemampuan fisik siswa.
e. Sebagai salah satu
bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran
jasmani siswa.
2. Pengukuran Kesegaran
Jasmani untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Untuk mengetahui derajat
kesegaran jasmani pelajar di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), telah disusun
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk pelajar di tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau untuk kelompok umur 16–19 tahun. Tes tersebut merupakan rangkaian
tes yang terdiri atas hal berikut.
a. Lari cepat 60 m.
b. Gantung angkat tubuh 60
detik untuk putra dan 30 detik untuk putri.
c. Baring duduk 60 detik.
d. Loncat tegak.
e. Lari 1200 m untuk putra
dan 1000 m untuk putri.
Petunjuk pelaksanaan tes
kebugaran jasmani untuk siswa seumur kalian sebagai berikut.
a. Lari 60 meter
Tujuan:
Untuk mengukur kecepatan
lari siswa.
Perlengkapan:
Lintasan lari yang lurus,
datar, rata, tidak licin; bendera start dan tiang pancang; peluit; stopwatch; serbuk
kapur; formulir tes dan alat tulis; nomor dada.
Pelaksanaan:
1) Peserta test berdiri di
belakang garis start.
2) Pada aba-aba “siap”
mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.
3) Pada aba-aba “ya”
peserta tes berlari secepat mungkin menuju garis finish menempuh jarak 60
meter.
4) Apabila peserta mencuri
start, tidak melewati garis finish, atau terganggu pelari lain, maka tes harus
diulang.
5) Pengukuran waktu
dilakukan dari saat bendera diangkat sampai peserta tepat melintasi garis
finish.
Penilaian:
1) Hasil yang dicatat
adalah waktu yang digunakan peserta untuk berlari menempuh jarak 60 meter.
2) Angka dicatat sampai
per seratus detik bila stopwatch-nya digital. Bila manual sampai per sepuluh
detik.
b. Gantung siku
tekuk/angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra)
Tujuan:
Untuk mengukur kekuatan
dan daya tahan otot lengan dan bahu.
Perlengkapan:
Palang tunggal yang diatur
ketinggiannya, stopwatch, formulir tes dan alat tulis, nomor dada,
serbuk kapur atau magnesium.
Pelaksanaan:
1) Palang tunggal dipasang
dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta tes.
2) Peserta tes berdiri di
bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, pegangan telapak tangan
menghadap ke arah kepala.
3) Dengan bantuan tolakan
kedua kaki, peserta tes melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku
tekuk, dagu berada di atas palang. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.
4) Selama melakukan
gerakan, mulai dari kepala hingga ujung kaki tetap merupakan satu garis lurus.
5) Gerakan ini dilakukan
sebanyak mungkin tanpa istirahat (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra).
6) Gerakan peserta
dianggap gagal bila ketika mengangkat badan disertai ayunan, dagu tidak sampai
palang, dan ketika kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus.
Penilaian:
1) Hasil yang dicatat
adalah waktu yang dicapai peserta untuk mempertahankan sikap gantung siku ditekuk.
Dicatat dalam satuan detik.
2) Bila peserta tidak
dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan diberi nilai nol.
c. Baring duduk
Tujuan:
Untuk mengukur kekuatan
dan daya tahan otot perut.
Perlengkapan:
Lantai/lapangan rumput
yang rata dan bersih, stopwatch, nomor dada, formulir tes, dan alat
tulis.
Pelaksanaan:
1) Peserta berbaring
telentang di lantai. Kedua lutut ditekuk dengan sudut 90o. Jari-jari kedua
tangan bersilangan dan diletakkan di belakang kepala.
2) Peserta lain bertugas
memegang atau menekan kedua kaki agar tidak terangkat ketika melakukan gerakan
bangun.
3) Pada aba-aba “ya”,
peserta bangun sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap
semula.
4) Gerakan ini dilakukan
berulang-ulang secepatnya, selama waktu yang ditentukan (60 detik). Gerakan tidak
dihitung bila tangan peserta terlepas sehingga jari-jarinya tidak terjalin
lagi, kedua siku tidak menyentuh paha, serta mempergunakan siku untuk membantu
menolak tubuhnya.
Penilaian:
1) Hasil yang dihitung dan
dicatat adalah jumlah gerakan yang dapat dilakukan dengan benar selama waktu
yang ditentukan.
2) Gerakan yang tidak
dilakukan secara benar diberi nilai nol.
d. Loncat tegak
Tujuan:
Untuk mengukur daya ledak tenaga
eksplosif otot tungkai.
Perlengkapan:
Papan berskala sentimeter
berukuran 30 × 150 cm yang dipasang di dinding (jarak angka 0 [nol] pada skala
dari lantai adalah 150 cm, tingkat ketelitiannya hingga 1 cm), bubuk kapur,
alat penghapus, nomor dada, formulir tes, dan alat tulis.
Pelaksanaan:
1) Peserta berdiri
menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, ujung jari tangan yang dekat dinding
dibubuhi bubuk kapur.
2) Satu tangan peserta
yang dekat dinding menjangkau ke atas setinggi mungkin, kaki tetap menempel di lantai.
Catat jangkauannya pada bekas ujung jari tengah sebagai tinggi raihan.
3) Peserta meloncat ke
atas setinggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan tiga kali loncatan. Catat
tinggi loncatannya pada bekas ujung jari tengah.
4) Posisi awal ketika
meloncat adalah telapak kaki tetap menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan
lurus agak di belakang.
5) Tidak boleh melakukan
awalan ketika akan meloncat ke atas.
Penilaian:
1) Ukur selisih antara
tinggi loncatan dan tinggi raihan.
2) Nilai yang diperoleh
peserta adalah selisih yang terbanyak antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari
ketiga loncatan yang dilakukan.
e. Lari 1200 meter (putra)
dan 1000 meter (putri)
Tujuan:
Untuk mengukur daya tahan
jantung, peredaran darah, dan pernapasan.
Perlengkapan:
Lintasan lari, stopwatch,
bendera start, peluit, tiang pancang, nomor dada, formulir tes, dan alat tulis.
Pelaksanaan:
1) Peserta berdiri di
belakang garis start.
2) Pada aba-aba “siap”
peserta mengambil sikap start berdiri, dan siap untuk lari.
3) Pada aba-aba “ya”
peserta berlari menuju garis finish menempuh jarak yang ditentukan.
4) Lari harus diulang
apabila peserta mencuri start atau tidak melewati garis finish.
Penilaian:
1) Pengambilan waktu
dimulai saat bendera start diangkat sampai peserta melewati garis finish.
2) Hasil yang dicatat
adalah waktu yang digunakan peserta untuk menempuh jarak 1200 meter untuk putra
dan 1000 meter untuk putri. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.
0 Response to "Tes Pengukuran dan Evaluasi dalam Kebugaran Jasmani"