Tantangan Globalisasi dalam Masyarakat Indonesia
Sejak awal tahun 1980-an, kebudayaan dan masyarakat majemuk Indonesia menghadapi tantangan baru. Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi telah mengakibatkan perubahan kehidupan bermasyarakat berlangsung dengan cepat. Serbuan kapitalis global melalui berbagai media elektronik dan cetak telah membuat sebagian bangsa Indonesia ’terjajah’ dan larut menerima paham materialisme atau paham serbamateri. Informasi yang mendorong masyarakat menjadi konsumtif sedemikian banyaknya sehingga berkelebihan, mengakibatkan sebagian masyarakat Indonesia telah ”salah pilih”.
Hidup kita tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan agama. Hal ini terbukti uang telah menjadi ”panglima” di negeri ini. Lebih 90% orang Indonesia mengaku beragama, tetapi Indonesia merupakan bangsa yang tingkat korupsinya berada di deretan atas, yang pasti masuk dalam ”top ten” dan jauh tertinggal dibandingkan negara yang 100% sekuler seperti Singapura misalnya. Bahkan perebutan sumber daya dan ujung-ujungnya masalah pembagian harta antara pemerintah pusat dan daerah, beberapa daerah yang kaya akan sumber alam seperti Provinsi Daerah Istimewa Aceh (NAD), dan Irian Jaya (Papua) yang dirasakan tidak adil, telah mendorong masyarakat setempat bergejolak dan menghendaki pisah serta ingin merdeka.
Konflik kekerasan antara etnis Dayak dan migran Madura di Kalimantan. Kejahatan meningkat, kerusakan lingkungan yang meluas, masalah penderitaan yang berkepanjangan di berbagai pelosok tanah air, seperti di Ambon, Poso, Papua, Aceh, dan lain-lain. Kehilangan kepercayaan diri sebagai bangsa telah pula memunculkan perilaku anarkis, dan budaya kekerasan pada sebagian kelompok masyarakat kita.
Sumber: http://www.icrp-online.org/
0 Response to "Tantangan Globalisasi dalam Masyarakat Indonesia"