Dampak Perubahan bagi Kelompok-Kelompok Sosial di Indonesia terhadap arus globalisasi
Seiring dengan derasnya arus globalisasi tentunya membawa pengaruh tersendiri bagi bangsa Indonesia. Perubahan demi perubahan terjadi begitu cepat. Perubahan di bidang pertanian, kesehatan, politik, sosial, bahkan cara pandang dan gaya hidup masyarakat mampu menggeser nilai-nilai yang ada. Sebagaimana bangsa yang memiliki kemajemukan tentunya perubahan ini membawa dampak yang luar baisa, yaitu mampu memunculkan konflik vertikal, horizontal, terkendalanya pencapaian integrasi, dan sulitnya terselenggara keadilan. Untuk lebih jelasnya simak dan perhatikan materi di bawah ini.
1. Munculnya Konflik Vertikal
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa konflik vertikal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam suatu struktur pemerintahan. Sebagai contohnya, ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan akan kenaikan BBM (bahan bakar minyak), saat itu muncul konflik vertikal antara pemerintah dan rakyat di berbagai wilayah. Contoh lain manakala muncul Undang-Undang No. 22 dan 25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Konflik tersebut terjadi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Dalam hal ini setiap daerah berhak mengelola apa yang ada di dalam wilayahnya sendiri. Padahal setiap wilayah mempunyai keterikatan kebutuhan satu sama lain. Adanya undang-undang otonomi daerah menjadikan wilayah atau daerah yang kurang berpotensi menjadi semakin terbatas.
2. Munculnya Konflik Horizontal
Pada hakikatnya konflik horizontal adalah konflik sosial antarpihak yang setara kedudukannya. Contoh konflik antaragama, antargolongan, konflik antarras, dan antarsuku. Akhir-akhir ini konflik horizontal sering kali terjadi di Indonesia. Poso, Aceh, Maluku, Papua, adalah saksi hidup dari sebuah konflik horizontal.
Umumnya konflik horizontal bersumber pada perbedaan struktur budaya dan tata nilai yang berkembang menimbulkan kesenjangan yang akhirnya menjadi perbedaan kepentingan. Perubahan yang terjadi di satu wilayah tanpa dibarengi perubahan wilayah lain sangat mungkin memunculkan sebuah konflik horizontal. Untuk itulah diperlukan berbagai upaya guna mencegah konflik antarsuku seperti menumbuhkan sikap menghargai setiap perbedaan yang ada, membentuk forum komunikasi lintas suku, menumbuhkan sikap toleransi antarsuku, menumbuhkan rasa bangga terhadap bangsa Indonesia.
3. Terkendalanya Pencapaian Integrasi
Umumnya semua bangsa merindukan integrasi sosial. Terlebih bangsa Indonesia sebagai bangsa majemuk yang memiliki perbedaan ras, suku, agama, dan golongan. Integrasi sosial menjadi tujuan utama dalam mencapai kedamaian bangsa. Lantas, apa itu proses integrasi sosial?
Proses integrasi sosial merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur sosial yang berbeda-beda sehingga membentuk suatu kesatuan masyarakat yang serasi. Kebinekaan yang dimiliki Indonesia menjadi penyebab utama sulitnya pencapaian integrasi. Terlebih adanya perubahan-perubahan di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya menjadikan integrasi sosial seolah sebuah impian yang sulit untuk dicapai. Konflik demi konflik sering kali terjadi ketika Indonesia memulai suatu babakan baru dengan membuat perubahan demi kemajuan bangsa. Hal ini tampak dari penyusunan undangundang pemilu, undang-undang sisdiknas, tentang kerja sama dengan IMF, juga tentang kebijakan mengenai berbagai upaya penyelenggaraan negara.
Adanya latar belakang yang berbeda (ras, etnis, agama, suku, dan lain-lain) sering kali menyebabkan pencapaian suatu kebijakan menjadi terhalang. Elite politik dalam sistem pemerintahan mulai berjalan atas nama kepentingan masing-masing bahkan di antara mereka mulai bersifat nonkomplementer, yaitu tidak senang mendukung dan melengkapi dalam suatu kesatuan setiap mereka menganggap orang lain sebagai musuh yang harus dijatuhkan. Situasi ini mendorong munculnya konflik yang akhirnya menjadikan proses integrasi sosial sulit terwujud.
0 Response to "Dampak Perubahan bagi Kelompok-Kelompok Sosial di Indonesia terhadap arus globalisasi"