Dampak Mobilitas Sosial (konflik & penyesuaian)
Tidak dapat dimungkiri adanya mobilitas sosial mendorong timbulnya perubahan posisi atau kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat. Situasi ini tentunya membawa pengaruh tersendiri terhadap sistem pelapisan yang ada. Segala bentuk perubahan menimbulkan dampak bagi masyarakat. Begitu juga dalam proses mobilitas sosial. Jika perubahan kedudukan atau posisi seseorang dapat diterima oleh masyarakat maka akan tercipta kerja sama. Namun, keadaan menjadi berbeda apabila perubahan status atau kedudukan ditolak dan tidak diakui oleh masyarakat. Secara garis besar, dampak dari mobilitas terbagi menjadi dua bentuk umum, yaitu konflik dan penyesuaian.
1. Terjadinya Konflik Sosial
Sebagaimana telah diungkapkan pada bab sebelumnya bahwa konflik merupakan salah satu fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan yang ada mampu menjadi pemicu munculnya konflik. Dalam mobilitas sosial konflik cenderung dikarenakan adanya benturan berbagai nilai beserta kepentingan-kepentingan tertentu. Benturan ini terjadi karena masyarakat belum siap untuk menerima sebuah perubahan. Sebagian masyarakat ingin mengubah aturan-aturan dan nilai untuk mendapatkan pengakuan akan status baru yang dimilikinya. Namun, sebagian lagi menolak dan berusaha mempertahankan nilai dan aturan yang sudah ada. Perbedaan ini memicu sebuah konflik di masyarakat. Masing-masing pihak cenderung mempertahankan kepentingan dan saling menggagalkan kepentingan masyarakat lain.
Secara umum konflik yang muncul berupa konflik antarkelas sosial, konflik antarkelompok sosial, dan konflik antargenerasi.
a. Konflik Antarkelas
Pada bab sebelumnya telah diungkapkan bahwa dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial. Dalam setiap kelas sosial memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda. Semakin tinggi kelas sosial seseorang maka semakin mudah seseorang mengakses sesuatu. Sebaliknya, semakin rendah status sosialnya maka semakin sulit seseorang mendapatkan sesuatu. Situasi ini mendorong munculnya kecemburuan sosial yang akhirnya timbul rasa iri, tidak puas, dan lain-lain.
Dalam mobilitas sosial, konflik antarkelas sosial tampak apabila ada seseorang yang masuk ke dalam kelas sosial tertentu, namun mendapatkan penolakan terhadap masyarakat sekitar. Konflik ini dapat terwujud melalui tiga bentuk utama. Pertama, reaksi negatif dari warga lama terhadap warga baru dari kelas sosial. Misalnya, seorang staf di perusahaan diangkat menjadi kepala bagian. Kehadirannya menjadi seorang kepala bagian baru akan sulit diterima oleh para kepala bagian yang lama. Hal ini dikarenakan para kepala bagian yang lama terbiasa memperlakukannya sebagai staf.
Demikian sebaliknya, seorang kepala bagian, yang diturunkan jabatannya menjadi staf atau karyawan biasa. Dia akan sulit menerima kenyataan tersebut, terutama kepada sesama staf yang selama ini selalu menghormatinya. Bentuk konflik tersebut merupakan bentuk kedua, di mana terdapat reaksi negatif individu terhadap perlakuan masyarakat, sehubungan dengan kelas sosialnya yang baru.
Ketiga, reaksi negatif masyarakat terhadap kelas sosial baru. Misalnya, pembangunan kompleks apartemen mewah di antara perkampungan kumuh yang berakibat pada munculnya kesenjangan sosial dan kecemburuan sosial sebagai reaksi negatif warga perkampungan kumuh tersebut.
b. Konflik Antarkelompok Sosial
Perpindahan status atau kedudukan bukan hanya terjadi pada kelas-kelas sosial dalam masyarakat, melainkan terjadi pula pada kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Mobilitas sosial yang terjadi pada kelompok-kelompok sosial dapat kita amati dari adanya persaingan antarkelompok sosial untuk berebut kekuasaan, misalnya untuk memenangkan pemilihan umum, suatu partai politik tertentu tidak segan-segan menekan, menyingkirkan, dan menghantam partai politik. Konflik antarkelompok dapat juga terjadi akibat perlakuan dari penguasa terhadap rakyatnya. Contoh, politik apartheid di Afrika Selatan. Rakyat berkulit hitam merasa tertindas oleh penguasa kulit putih. Akibatnya, muncul kerusuhan di berbagai tempat. Selain itu, konflik antarkelompok sosial dapat dilakukan sekelompok orang akibat fanatisme. Misalnya, para suporter sepak bola yang rela berkelahi demi membela timnya.
c. Konflik Antargenerasi
Adanya pergeseran nilai yang disepakati dalam hubungan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain juga dapat menyebabkan konflik antargenerasi. Konflik ini terjadi manakala tata hubungan yang selama ini berlaku, tidak diakui lagi atau bahkan tidak dipersoalkan lagi oleh generasi yang lebih muda. Generasi muda menghendaki adanya perubahan dalam hal pola hidup dan budaya. Akan tetapi, generasi tua tetap menganggap bahwa pola hidup dan budaya mereka selama ini adalah pola hidup dan budaya yang terbaik. Misalnya, seorang pemuda yang enggan membungkukkan badan apabila bertemu dengan orang yang lebih tua, karena menganggap hal tersebut tidak perlu. Sementara itu generasi tua menganggap bahwa sikap membungkukkan badan sangat perlu, sebagai tanda penghormatan terhadap orang lain yang lebih tua.
Tiga bentuk utama konflik antarkelas sosial:
a. Reaksi negatif dari warga lama terhadap warga baru dari kelas sosial.
b. Reaksi negatif individu terhadap perlakuan masyarakat sehubungan dengan kelas sosial yang baru.
c. Reaksi negatif kelas sosial baru.
2. Penyesuaian
Setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan konflik dalam masyarakat. Sebagaimana telah dijelaskan di depan, konflik yang terjadi akibat mobilitas sosial mendorong warga masyarakat untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan yang ada. Jika penyesuaian dapat dilakukan, maka akan terhindar dari konflik yang berkepanjangan, keteraturan tercipta, dan masyarakat mendapatkan ketenangan dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan demikian, konflik mampu membentuk stabilitas sosial baru. Umumnya penyesuaian terhadap perubahan sebagai akibat mobilitas sosial berupa perlakuan baru masyarakat terhadap kelas sosial, kelompok sosial, dan generasi tertentu, penerimaan individu atau sekelompok warga akan kedudukannya yang baru, pergantian dominasi dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat.
0 Response to "Dampak Mobilitas Sosial (konflik & penyesuaian)"