1. Pengertian
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. (Syaifudin, 2006, hlm 269).
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terletak di ovarium ataupun pada miometrium uterus. (Sjamsoehidayat, 2005, hlm 404).
Kista ovarium merupakan pembesaran ovarium normal, folikel de graff atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epitelium ovarium. (Smeltzer,et.al. 2002, hlm 243).
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang berada didalam suatu rongga yang memiliki struktur dinding tipis karena penimbunan letaknya di ovarium, maka disebut kista ovarium. (Hokanson,et.All. 2009, hlm 931).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kista ovarium adalah kantong abnormal yang berisi cairan atau suatu neoplasma yang letaknya di ovarium.
2. Etiologi
Menurut etiologinya kista ovarium dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut (Winkjosastro, 2007, hlm 364) :
a. Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, diantaranya adalah :
1) Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam kortek.
2) Kista fungsional
a) Kista folikel, kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.
b) Kista korpus luteum. Dalam keadaan normal, korpus luteum akan mengecil. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri dan terjadilah perdarahan yang menyebabkan kista, berisi cairan berwarna coklat.
c) Kista teka lutein, tumbuhnya kista ini adalah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium akan mengecil.
d) Kista inkulsi germinal, kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.
e) Kista endometrium, kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
f) Kista stein-Leventhal, kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon.
b. Kista neoplasma
1) Kistoma ovarii simpleks, Adalah suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
2) Kistadenoma ovarii musinosum, kista ini berasal dari teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lainnya.
3) Kistadenoma ovarii serosum, kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium.
4) Kista endometrioid, Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan endometrioid.
5) Kista dermoid, kista ini berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
3. Manifestasi klinis
Pada umumnya penderita kista ovarium tidak menunjukkan adanya gejala sampai periode waktu tertentu. Tanda dan Gejala yang timbul pada penderita kista adalah sebagai berikut (Smeltzer,et.al, 2002, hlm 1556) :
a. ketidakteraturan menstruasi.
b. Nyeri pada perut bawah.
c. Rasa sebah pada perut.
d. Timbul benjolan pada perut.
e. Isi kista cairan berwarna kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah.
4. Patofisiologi
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel de graaf atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
Kista serosa inklusi, di dalam kortek yang dalam timbul invaginasi dari permukaan epitelium yang berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium tuba. Berukuran 1 cm sampai beberapa cm.
Kista dibentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Evaluasi lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan pada wanita sebelum pubertal, setelah menopause atau kista lebih dari 8 cm. (Syaifudin, 2008, hlm 360).
5. Pemeriksaan Penunjang
Metode-metode yang selanjutnya dapat menolong dalam penentuan doagnosis kista ovarium adalah sebagai berikut (Syaifudin, 2008, hlm 350) :
a. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid.
c. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
d. Parasentesis
Telah disebut bahwa pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingat bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
6. Penatalaksanaan
Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya dengan pengangkatan melalui tindakan pembedahan. Akan tetapi pada tumor yang besar dan ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. (Smeltzer,et.al, 2002, hlm 1556).
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. (Syaifudin, 2006, hlm 269).
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terletak di ovarium ataupun pada miometrium uterus. (Sjamsoehidayat, 2005, hlm 404).
Kista ovarium merupakan pembesaran ovarium normal, folikel de graff atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epitelium ovarium. (Smeltzer,et.al. 2002, hlm 243).
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang berada didalam suatu rongga yang memiliki struktur dinding tipis karena penimbunan letaknya di ovarium, maka disebut kista ovarium. (Hokanson,et.All. 2009, hlm 931).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kista ovarium adalah kantong abnormal yang berisi cairan atau suatu neoplasma yang letaknya di ovarium.
2. Etiologi
Menurut etiologinya kista ovarium dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut (Winkjosastro, 2007, hlm 364) :
a. Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, diantaranya adalah :
1) Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam kortek.
2) Kista fungsional
a) Kista folikel, kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.
b) Kista korpus luteum. Dalam keadaan normal, korpus luteum akan mengecil. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri dan terjadilah perdarahan yang menyebabkan kista, berisi cairan berwarna coklat.
c) Kista teka lutein, tumbuhnya kista ini adalah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium akan mengecil.
d) Kista inkulsi germinal, kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.
e) Kista endometrium, kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
f) Kista stein-Leventhal, kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon.
b. Kista neoplasma
1) Kistoma ovarii simpleks, Adalah suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
2) Kistadenoma ovarii musinosum, kista ini berasal dari teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lainnya.
3) Kistadenoma ovarii serosum, kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium.
4) Kista endometrioid, Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan endometrioid.
5) Kista dermoid, kista ini berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
3. Manifestasi klinis
Pada umumnya penderita kista ovarium tidak menunjukkan adanya gejala sampai periode waktu tertentu. Tanda dan Gejala yang timbul pada penderita kista adalah sebagai berikut (Smeltzer,et.al, 2002, hlm 1556) :
a. ketidakteraturan menstruasi.
b. Nyeri pada perut bawah.
c. Rasa sebah pada perut.
d. Timbul benjolan pada perut.
e. Isi kista cairan berwarna kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah.
4. Patofisiologi
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel de graaf atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
Kista serosa inklusi, di dalam kortek yang dalam timbul invaginasi dari permukaan epitelium yang berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium tuba. Berukuran 1 cm sampai beberapa cm.
Kista dibentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Evaluasi lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan pada wanita sebelum pubertal, setelah menopause atau kista lebih dari 8 cm. (Syaifudin, 2008, hlm 360).
5. Pemeriksaan Penunjang
Metode-metode yang selanjutnya dapat menolong dalam penentuan doagnosis kista ovarium adalah sebagai berikut (Syaifudin, 2008, hlm 350) :
a. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid.
c. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
d. Parasentesis
Telah disebut bahwa pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingat bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
6. Penatalaksanaan
Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya dengan pengangkatan melalui tindakan pembedahan. Akan tetapi pada tumor yang besar dan ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. (Smeltzer,et.al, 2002, hlm 1556).
0 Response to "penanganan kista ovarium"