Konsep dasar Ulkus Ventrikulus
1. Pengertian
“Ulkus ventrikulus adalah lesi lokal pada mukosa lambung yang timbul sebagai akibat pengaruh asam lambung dan pepsin”(Dr.H.Ali Sulaiman.Ph.D, 1990,hal: 163 )
“Ulkus ventrikulus adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi”( Iin Inayah,S.kep 2004, hal : 57 )
“Ulkus ventrikulus adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat / oval pada permukaan mukosa lambung sehingga kontuinitas mukosa lambung terputus pada daerah ulkus.”( Prof.Dr.H.Slamet Suyono, 2001, hal:132)
2. Etiologi
Penyebab utama dari ulkus ventrikulus yaitu bakteri berbentuk spiral yang disebut helicobacter pylori dan penggunaan jangka waktu lama obat non steroid anti inflamatory drugs ( NSAID ), seperti aspirin dan ibuprofen disamping alkohol, genetik dan makanan,
3. Patofisiologi
a. Helycobacter Pylori ( HP )
Infeksi Helycobacter Pylori (HP) menginfeksi bagian bawah lambung antrum, sehingga Helycobacter Pylori mengakibatkan peradangan pada lendir lambung (gastritis) bisanya tanpa gejala. Peradangan dapat mengakibatkan tukak usus dua belas jari atau lambung (ulkus ventrikulus). Komplikasi payah termasuk luka dengan pendarahan atau luka berlubang.
b. Faktor asam lambung
Aspirin, alkohol, garam empedu, dan zat-zat lain yang merusak mukosa lambung mengubah permeabilitas sawar peitel, memungkinkan difusi balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah histamine dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan pepsin lebih lanjut dan meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein. Mukosa menjadi edema, dan sejumlah besar protein plasma dapat hilang. Mukosa kapiler dapat rusak, mengakibatkan hemoragia interstisial dan perdarahan, sawar mukosa tidak dipengaruhi oleh penghambatan vagus atau atropine, tetapi difusi balik dihambat oleh gastrin.
4. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis ulkus ventrikulus yaitu :
a. Pegal-pegal dipunggung datang dan pergi selama beberapa hari , beberapa minggu, terjadi 2-3 jam setelah makan, terjadi tengah malam ketika perut kosong. Bisa diatasi dengan makan dan minum obat antasid
b. Berat badan berkurang
c. Anoreksia
d. Perut terasa kembung
e. Mual dan muntah-muntah
f. Nyeri di epigastrium
5. Pemeriksaan diagnostik
Prosedur diagnostik yang lazim dilakukan pada pasien-pasien yang mengalami gangguan sistem pencernaan antara lain :
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
b. Analisis cairan lambung
Merupakan suatu tindakan untuk mengeluarkan isi atau cairan lambung untuk mengkaji tingkat keasaman lambung dalam keadaan puasa dan dengan rangsangan (stimulasi).
c. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi adalah suatu pemeriksaan untuk melihat keadaan lambung. Caranya, dengan memasukkan suatu slang berkamera ke mulut terus ke lambung.
6. Penatalaksanaan
1. Modifikasi diit
2. Meningkatkan istirahat
3. Mengurangi stress
4. Berikan antibiotik ( seperti tetrasiklin atau amoksilin ) untuk mengatur bakteri H.Pylori dan berikan garam bismuth (pepto-bismuth).
C. Asuhan Keperawatan Teoritis
Dalam memberikan asuhan keperawatan ulkus ventrikulus perawat menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek bio, psiko, sosial budaya dan spiritual sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pendekatan keperawatan (Bunner and Sudderth, 2000).
Adapun langkah-langkah proses keperawatan tersebut meliputi : pengkajian diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengumpulan data pada pasien baik objektif maupun subjektif pada gangguan sistem pencernaan adalah sebagai berikut :
a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat, pekerjaan dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan klien dan keluarga
Data mencakup :
1) Gangguan-gangguan yang pernah diderita klien termasuk tindakan operasi
2) Penyakit yang diderita saat ini seperti DM, gangguan hati, gangguan pancreas, kanker, hemoroid, dan lain-lain yang berhubungan dengan saluran pencernaan perlu dikaji.
3) Obat-obatan yang sedang digunakan, meliputi jenis obat, sejak kapan mulai digunakan dan mengapa obat itu diberikan.
4) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga.
c. Riwayat diet
Riwayat diet mencakup :
a. Apakah klien mempunyai diet khusus.
b. Bagaimana kebiasaan makan termasuk jenis makanan, porsi dan frekuensi perhari.
c. Bagaimana pengetahuan pasien tentang nutrisi dan diet seimbang.
d. Apakah dijumpai perubahan pola makan akibat penyakit.
e. Apakah klien mengalami nausea, anoreksia, dan dispepsia, kaji juga frekuensi, lamanya dan hubugannya dengan makanan.
f. Apakah ada keluhan disphagia.
g. Apakah klien terbiasa mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein.
d. Kondisi sosial ekonomi
Pengetahuan perawat tentang status ekonomi klien akan membantu perawat dalam menilai kemampuan klien menyediakan makanan yang bergizi, dan sekaligus perawat dapat membantu mengidentifikasikan alternatif pengadaan makanan yang seimbang.
e. Keluhan atau masalah saat ini
1) Apakah klien mengalami nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, mual atau muntah?
2) Apakah ada penurunan berat badan?
3) Apakah ada nyeri epigastrium?
f. Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik pasien dengan gangguan sistem pencernaan termasuk pemeriksaan yang lengkap tentang status nutrisi klien, kondisi mulut dan faring, abdomen dan ekstermitas.
1) Status Nutrisi.
Mencakup inspeksi konjungtiva, pengukuran berat badan dan tinggi badan, pola makan, riwayat berat badan, perubahan selera atau intake makanan.
2) Melakukan inspeksi dan palpasi pada mulut
Perhatikan gerakan lidah, warna bibir, apakah ada lesi dimukosa mulut, kondisi gigi geligi, gigi yang lepas, peradangan gusi, dan tanda-tanda perdarahan, apakah mulut berbau, perhatikan juga faring dan tonsil terhadap tanda-tanda radang alsekasi dan edema pada tonsil.
3) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi
Perhatikan adanya distensi, perubahan warna kulit, jaringan parut, lesi superficial, serta kolateral vena, juga perhatikan bentuk abdomen (flas, cembung atau cekung) apakah berisi gas atau cairan.
b) Palpasi
Perhatikan apakah adanya distensi, pembesaran atau timbul nyeri, perhatikan ekspresi wajah klien pada saat palpasi. Palpasi apakah ada pembesaran hati dan timbul nyeri.
4) Pemeriksaan rektum dan anus
Amati kondisi kulit sekitar anus apakah lecet atau tidak, apakah klien menderita memoroid.
5) Pemeriksaan ekstermitas
Amati bentuk ekstermitas, warna kulit, kehangatan apakah ada lesi. Perhatikan pula ada tidaknya edema, jika ada kaji sirkulasi daerah. Ferifer dengan cara menilai kondisi nadi.
g. Riwayat psikososial
Faktor-faktor sosiologis dan psikologis serta lingkungan fisik dapat mempengaruhi kesehatan misalnya : pekerjaan , nutrisi, dan kebiasaan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok.
Adapun diagnosa yang timbul pada klien dengan Ulkus Ventrikulus (Brunner dan Sudderth, 2000, Hal:1077 )
a. Nyeri b.d iritasi mukosa dan spasme otot
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri
c. Ansietas b.d sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang
d. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi
3. Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri yang b.d iritasi mukosa dan spasme otot
Tujuan : menghilangkan nyeri
Intervensi :
1) Berikan terapi obat-obatan sesuai program
a) Antagonis histamine
b) Garam antibiotik / bismuth
c) Agen sitoprotekfik
d) Inhibitor pompa proton
e) Antasida
f) Antikolinergik
2) Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual bebas
3) Anjurkan pasien untuk menghindari makanan/minuman yang mengiritasi lapisan lambung : kafein dan alkohol
4) Anjurkan pasien untuk menggunakan makanan dan kudapan pada interval yang teratur
5) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri yang berkaitan dengan makan
Tujuan : mendapatkan tingkat nutrisi optimal
Intervensi :
1) Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi
2) Anjurkan makanan dimakan pada jadwal yang teratur
3) Dorong makan makanan pada lingkungan rileks
c. Ansietas b.d sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang
Tujuan : penurunan ansietas
Intervensi :
1) Dorong pasien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan
2) Jelaskan alasan untuk mentaati jadwal pengobatan yang direncanakan
a) Farmakoterapi
b) Pembatasan diet
c) Memodifikasi tingkat aktivitas
d) Mengurangi atau menghentikan merokok
3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas
4) Ajarkan strategi penatalaksanaan stress : misalnya obat-obatan, distraksi, dan imajinasi
d. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi
Tujuan : mendapatkan pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan dan “kesiapan untuk belajar” dari pasien
2) Ajarkan informasi yang diperlukan :
a) Gunakan kata-kata sesuai tingkat pengetahuan pasien
b) Pilih waktu kapan pasien paling nyaman dan berminat
c) Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang
d) Yakinkan pasien bahwa penyakit dapat diatasi
4. Implementasi
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan secara nyata dilakukan serangkaian kegiatan sistematika berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun langkah / petunjuk dalam tahap pelaksanaan adalah persiapan, pelaksanaan dan dokumentasi.
Pada tahap persiapan perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan. Selain itu juga perawat harus mampu mengatasi situasi dan kondisi klien baik fisik maupun mental. Sehingga dalam merencanakan memfalidasi rencara serta dalam pelaksanaan perawat akan terhindar dari kesalahan.
Untuk tahap pelaksanaan, perawat berorientasi pada pemenuhan kebutuhan, bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual.
Pada tahap dokumentasi, semua tindakan yang telah dilaksanakan harus didokumentasikan kedalam catatan keperawatan klien oleh perawat yang melaksanakan tindakan tersebut.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian fase keperawatan dan menunjukan perkembangan klien terhadap pencapaian tujuan. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan dan strategi evaluasi.
Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk umpan balik rencana keperawatan menilai dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, membandingkan pelayanan keperawatan yang diberikan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam melakukan evaluasi harus sesuai waktu dan tanggal yang telah ditetapkan dalam pernyataan tujuan.
1. Pengertian
“Ulkus ventrikulus adalah lesi lokal pada mukosa lambung yang timbul sebagai akibat pengaruh asam lambung dan pepsin”(Dr.H.Ali Sulaiman.Ph.D, 1990,hal: 163 )
“Ulkus ventrikulus adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi”( Iin Inayah,S.kep 2004, hal : 57 )
“Ulkus ventrikulus adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat / oval pada permukaan mukosa lambung sehingga kontuinitas mukosa lambung terputus pada daerah ulkus.”( Prof.Dr.H.Slamet Suyono, 2001, hal:132)
2. Etiologi
Penyebab utama dari ulkus ventrikulus yaitu bakteri berbentuk spiral yang disebut helicobacter pylori dan penggunaan jangka waktu lama obat non steroid anti inflamatory drugs ( NSAID ), seperti aspirin dan ibuprofen disamping alkohol, genetik dan makanan,
3. Patofisiologi
a. Helycobacter Pylori ( HP )
Infeksi Helycobacter Pylori (HP) menginfeksi bagian bawah lambung antrum, sehingga Helycobacter Pylori mengakibatkan peradangan pada lendir lambung (gastritis) bisanya tanpa gejala. Peradangan dapat mengakibatkan tukak usus dua belas jari atau lambung (ulkus ventrikulus). Komplikasi payah termasuk luka dengan pendarahan atau luka berlubang.
b. Faktor asam lambung
Aspirin, alkohol, garam empedu, dan zat-zat lain yang merusak mukosa lambung mengubah permeabilitas sawar peitel, memungkinkan difusi balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah histamine dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan pepsin lebih lanjut dan meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein. Mukosa menjadi edema, dan sejumlah besar protein plasma dapat hilang. Mukosa kapiler dapat rusak, mengakibatkan hemoragia interstisial dan perdarahan, sawar mukosa tidak dipengaruhi oleh penghambatan vagus atau atropine, tetapi difusi balik dihambat oleh gastrin.
4. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis ulkus ventrikulus yaitu :
a. Pegal-pegal dipunggung datang dan pergi selama beberapa hari , beberapa minggu, terjadi 2-3 jam setelah makan, terjadi tengah malam ketika perut kosong. Bisa diatasi dengan makan dan minum obat antasid
b. Berat badan berkurang
c. Anoreksia
d. Perut terasa kembung
e. Mual dan muntah-muntah
f. Nyeri di epigastrium
5. Pemeriksaan diagnostik
Prosedur diagnostik yang lazim dilakukan pada pasien-pasien yang mengalami gangguan sistem pencernaan antara lain :
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
b. Analisis cairan lambung
Merupakan suatu tindakan untuk mengeluarkan isi atau cairan lambung untuk mengkaji tingkat keasaman lambung dalam keadaan puasa dan dengan rangsangan (stimulasi).
c. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi adalah suatu pemeriksaan untuk melihat keadaan lambung. Caranya, dengan memasukkan suatu slang berkamera ke mulut terus ke lambung.
6. Penatalaksanaan
1. Modifikasi diit
2. Meningkatkan istirahat
3. Mengurangi stress
4. Berikan antibiotik ( seperti tetrasiklin atau amoksilin ) untuk mengatur bakteri H.Pylori dan berikan garam bismuth (pepto-bismuth).
C. Asuhan Keperawatan Teoritis
Dalam memberikan asuhan keperawatan ulkus ventrikulus perawat menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek bio, psiko, sosial budaya dan spiritual sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pendekatan keperawatan (Bunner and Sudderth, 2000).
Adapun langkah-langkah proses keperawatan tersebut meliputi : pengkajian diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengumpulan data pada pasien baik objektif maupun subjektif pada gangguan sistem pencernaan adalah sebagai berikut :
a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat, pekerjaan dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan klien dan keluarga
Data mencakup :
1) Gangguan-gangguan yang pernah diderita klien termasuk tindakan operasi
2) Penyakit yang diderita saat ini seperti DM, gangguan hati, gangguan pancreas, kanker, hemoroid, dan lain-lain yang berhubungan dengan saluran pencernaan perlu dikaji.
3) Obat-obatan yang sedang digunakan, meliputi jenis obat, sejak kapan mulai digunakan dan mengapa obat itu diberikan.
4) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga.
c. Riwayat diet
Riwayat diet mencakup :
a. Apakah klien mempunyai diet khusus.
b. Bagaimana kebiasaan makan termasuk jenis makanan, porsi dan frekuensi perhari.
c. Bagaimana pengetahuan pasien tentang nutrisi dan diet seimbang.
d. Apakah dijumpai perubahan pola makan akibat penyakit.
e. Apakah klien mengalami nausea, anoreksia, dan dispepsia, kaji juga frekuensi, lamanya dan hubugannya dengan makanan.
f. Apakah ada keluhan disphagia.
g. Apakah klien terbiasa mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein.
d. Kondisi sosial ekonomi
Pengetahuan perawat tentang status ekonomi klien akan membantu perawat dalam menilai kemampuan klien menyediakan makanan yang bergizi, dan sekaligus perawat dapat membantu mengidentifikasikan alternatif pengadaan makanan yang seimbang.
e. Keluhan atau masalah saat ini
1) Apakah klien mengalami nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, mual atau muntah?
2) Apakah ada penurunan berat badan?
3) Apakah ada nyeri epigastrium?
f. Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik pasien dengan gangguan sistem pencernaan termasuk pemeriksaan yang lengkap tentang status nutrisi klien, kondisi mulut dan faring, abdomen dan ekstermitas.
1) Status Nutrisi.
Mencakup inspeksi konjungtiva, pengukuran berat badan dan tinggi badan, pola makan, riwayat berat badan, perubahan selera atau intake makanan.
2) Melakukan inspeksi dan palpasi pada mulut
Perhatikan gerakan lidah, warna bibir, apakah ada lesi dimukosa mulut, kondisi gigi geligi, gigi yang lepas, peradangan gusi, dan tanda-tanda perdarahan, apakah mulut berbau, perhatikan juga faring dan tonsil terhadap tanda-tanda radang alsekasi dan edema pada tonsil.
3) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi
Perhatikan adanya distensi, perubahan warna kulit, jaringan parut, lesi superficial, serta kolateral vena, juga perhatikan bentuk abdomen (flas, cembung atau cekung) apakah berisi gas atau cairan.
b) Palpasi
Perhatikan apakah adanya distensi, pembesaran atau timbul nyeri, perhatikan ekspresi wajah klien pada saat palpasi. Palpasi apakah ada pembesaran hati dan timbul nyeri.
4) Pemeriksaan rektum dan anus
Amati kondisi kulit sekitar anus apakah lecet atau tidak, apakah klien menderita memoroid.
5) Pemeriksaan ekstermitas
Amati bentuk ekstermitas, warna kulit, kehangatan apakah ada lesi. Perhatikan pula ada tidaknya edema, jika ada kaji sirkulasi daerah. Ferifer dengan cara menilai kondisi nadi.
g. Riwayat psikososial
Faktor-faktor sosiologis dan psikologis serta lingkungan fisik dapat mempengaruhi kesehatan misalnya : pekerjaan , nutrisi, dan kebiasaan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok.
Adapun diagnosa yang timbul pada klien dengan Ulkus Ventrikulus (Brunner dan Sudderth, 2000, Hal:1077 )
a. Nyeri b.d iritasi mukosa dan spasme otot
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri
c. Ansietas b.d sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang
d. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi
3. Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri yang b.d iritasi mukosa dan spasme otot
Tujuan : menghilangkan nyeri
Intervensi :
1) Berikan terapi obat-obatan sesuai program
a) Antagonis histamine
b) Garam antibiotik / bismuth
c) Agen sitoprotekfik
d) Inhibitor pompa proton
e) Antasida
f) Antikolinergik
2) Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual bebas
3) Anjurkan pasien untuk menghindari makanan/minuman yang mengiritasi lapisan lambung : kafein dan alkohol
4) Anjurkan pasien untuk menggunakan makanan dan kudapan pada interval yang teratur
5) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri yang berkaitan dengan makan
Tujuan : mendapatkan tingkat nutrisi optimal
Intervensi :
1) Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi
2) Anjurkan makanan dimakan pada jadwal yang teratur
3) Dorong makan makanan pada lingkungan rileks
c. Ansietas b.d sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang
Tujuan : penurunan ansietas
Intervensi :
1) Dorong pasien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan
2) Jelaskan alasan untuk mentaati jadwal pengobatan yang direncanakan
a) Farmakoterapi
b) Pembatasan diet
c) Memodifikasi tingkat aktivitas
d) Mengurangi atau menghentikan merokok
3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas
4) Ajarkan strategi penatalaksanaan stress : misalnya obat-obatan, distraksi, dan imajinasi
d. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi
Tujuan : mendapatkan pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan dan “kesiapan untuk belajar” dari pasien
2) Ajarkan informasi yang diperlukan :
a) Gunakan kata-kata sesuai tingkat pengetahuan pasien
b) Pilih waktu kapan pasien paling nyaman dan berminat
c) Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang
d) Yakinkan pasien bahwa penyakit dapat diatasi
4. Implementasi
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan secara nyata dilakukan serangkaian kegiatan sistematika berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun langkah / petunjuk dalam tahap pelaksanaan adalah persiapan, pelaksanaan dan dokumentasi.
Pada tahap persiapan perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan. Selain itu juga perawat harus mampu mengatasi situasi dan kondisi klien baik fisik maupun mental. Sehingga dalam merencanakan memfalidasi rencara serta dalam pelaksanaan perawat akan terhindar dari kesalahan.
Untuk tahap pelaksanaan, perawat berorientasi pada pemenuhan kebutuhan, bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual.
Pada tahap dokumentasi, semua tindakan yang telah dilaksanakan harus didokumentasikan kedalam catatan keperawatan klien oleh perawat yang melaksanakan tindakan tersebut.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian fase keperawatan dan menunjukan perkembangan klien terhadap pencapaian tujuan. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan dan strategi evaluasi.
Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk umpan balik rencana keperawatan menilai dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, membandingkan pelayanan keperawatan yang diberikan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam melakukan evaluasi harus sesuai waktu dan tanggal yang telah ditetapkan dalam pernyataan tujuan.
0 Response to "asuhan keperawatan Ulkus Ventrikulus"