Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari di Surabaya pada tanggal 21 Januari 1926. K.H. Hasyim Asy’ari adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Asas NU adalah Islam dan kebangsaan Indonesia. NU bersifat nonpolitik dan bergerak di bidang agama, pendidikan, sosial, dan budaya......
Tujuan pendirian Nahdlatul Ulama adalah menegakkan syariat Islam berdasarkan Mazhab Syafii. Tujuan ini ditempuh dengan cara memelihara hubungan ulama-ulama empat aliran yang terdapat dalam paham tradisional. Keempat aliran atau mazhab tersebut adalah Syafii, Maliki, Hanafi, dan Hambali. Cara lain yang ditempuh adalah dengan mendirikan sekolah dan pesantren serta mewujudkan pikiran rakyat untuk berjuang mencapai kemerdekaan.
Dalam kongres yang dilaksanakan pada tahun 1928 di Surabaya, Nahdlatul Ulama menentang adanya pembaruan dari kaum modernis. NU memandang bahwa kaum Islam reformis dalam beberapa hal bersikap seperti kaum nasionalis yang tidak berdasarkan agama. Misalnya, keinginan kaum Islam reformis untuk mempertinggi kedudukan perempuan dalam mencapai perbaikan kehidupan perkawinan dan keluarga. Oleh karena itu, dalam kongres juga dibicarakan peraturan Islam tentang perceraian. Kongres juga membicarakan kesukarankesukaran perjalanan naik haji dan peraturan-peraturan kesehatan di pelabuhan yang tidak memuaskan.
Nahdlatul Ulama mempunyai pengaruh besar terutama di Surabaya, daerah yang berdekatan dengan Karesidenan Kediri, Bojonegoro, dan di sekitar daerah Kudus.
Pada tahun-tahun selanjutnya, ternyata kegiatan Nahdlatul Ulama lebih menjurus ke bidang politik. Nahdlatul Ulama berani menolak kerja rodi, rencana peraturan pemerintah tentang perkawinan tercatat, dan wajib militer. Pada tahun 1946, Nahdlatul Ulama, bahkan terjun langsung ke gelanggang politik dengan masuk ke dalam partai Masyumi. Pada tahun 1952, Nahdlatul Ulama berdiri sendiri sebagai partai politik....
0 Response to "Sejarah Perkembangan Organisasi Nahdlatul Ulama (NU)"